Chapter 9

6.4K 333 2
                                    

PPOV

     Aku tidak menyangka sudah dua minggu saja aku akan menikah. Semoga ini adalah keputusan yang tepat  jika aku aku akan menikah dengannya. Yaa semoga saja. Entah mengapa omongan Mila beberapa minggu lalu berputar-putar dikepalaku seperti kaset rusak. Sebenarnya apa yang diucapkan Mila ada benarnya juga. Tetapi ini sudah keputusanku. Keputusanku sudah bulat,tidak dapat diganggu gugat. Karena aku telah memikirkan hal ini matang-matang.

     "Prilly kemarilah,dibawah ada tante Resi dan calon suami mu Ali." Apa?dibawah sana ada calon mertuaku dan juga calon suamiku Ali?untuk apa mereka kesini?

      Oke Pril tenangin diri kamu. Kenapa kamu deg-degan seperti ini?padahal kamu baru mendengar namanya. Baru mendengar namanya saja kamu sudah keringat dingin seperti ini. Apalagi kamu bertatapan dengannya? Apa aku mulai menyukainya. Batinku

"Pril cepat kewah. Sepertinya mereka ingin mengajakmu untuk memilih gaun pengantin untuk mu. Cepatlah ayah tunggu kamu dibawah." Ucap Ayahku yang memuyarkan semua pikiran-pikiranku. "Iya yah,sebentar lagi Prilly akan kebawah." Jawaku.

     Aku menarik nafas dan memuangnya perlahan. Untuk menghilangkan kepanikanku. Sebelum aku pergi menemui tante Resi dan Ali.

"Hai tante,apa kabar? Ucapku setelah sampai diruang tamu sambil mencium punggung tangannya. "Seperti yang kamu lihat,sayang." Ucap calon mertuaku lembut. "Hai." Sapaku lagi kepada Ali calon suamiku,sambil tersenyum. Tetapi dia tidak menggubrisku. Hey dia pikir dia siapa?tidak menjawab sapaanku. Sombong sekali calon suamiku ini.

"Maafin Ali ya Pril. Mungkin dia capek kali makanya males buat jawa sapaan kamu." Ucap calon mertuaku itu. Aku hanya tersenyum dan mengangguk.

"Oh iya tante ada urusan apa kemari?" Tanyaku. " Tante sama Ali ingin mengajakmu kebutik untuk memilih gaun pengantinmu." Jawab calon mertuaku. "Kamu lagi gak ada urusan kan?" Sambungnya.

"Iya. Aku hari ini free ko tan." Jawaku sambil tersenyum. "Yasudah kalau begitu,ayo kita berangkat." Ajak mertuaku itu. Ralat, Calon mertuaku itu. "Aku ambil tas dulu ya tan." Izinku untuk pergi kekamar mengambil tasku. Calon mertuaku hanya mengangguk tanda bahwa dia tidak keberatan menungguku untuk mengambil tas.

***

     "Yang ini aja Pril,kamu mau gak?" Tanya tante Resi setelh kami sampai dibutik. Aku tersenyum. "Terserah tante aku sih ikut aja." Jawabku. "Mau yang ini?" Tanya tante Sophi yang tak lain adalah pemilik butik ini sekaligus sahabat tante Resi. 'Eh iya nih soph,kamu suka kan Pril?" Tanya tante Resi padaku.

"Suka tan. Banget malah,tapi ini kan mahal. Emangnya gapapa tante?atau ini Prilly aja yang bayar,gimana?"

"Eh kok malah kamu yang mau bayar?gapapa biar tante aja yang bayar. Masa kamu masih sungkan gitu sih sama calon mertua?"

"Tapi tan-" Ucapku terpotong karena sepertinya ada yang memotong pembicaraanku. Tapi siapa?Tante Resi?bukan. Masa iya suara tante Resi menjadi berat dan seperti...lelaki. Apa tadiku bilang?lelaki?apa jangan-jangan Ali?. Ah tidak-tidak mana mungkin Ali ingin bicara denganku.

"Udah gak usah ngebantah." Ucapnya sedikit membentak. "Tante Sophi ukur saja ukuran badannya nanti aku yang akan membayar harga gaun itu. Jadikan dia secantik mungkin dengan dia memakai gaun itu dihari pernikahanku nanti." Sambungnya. "Iya Li. Hm..sepertinya juga Prilly selalu cantik memakai pakaian apapun." Ucap tante Sophi menggodaku yang sukses membuat wajahku merah seperti tomat. Aku hanya tersenyum.

"Oh iya Pril,coba kamu pakai saja dulu gaun ini." Perintah tante Sophi. Aku tersenyum sambil mengangguk. "Tante sama Ali tunggu sini ya Pril." Ucap tante Resi. "Iya." Jawabku.

***

"Yaampun Prill kamu cantik banget." Puji tante Resi.

"Iya Pril cantik banget. Benarkan kata tante tadi bahwa kamu cocok memakai pakaian apapun." Puji tante Sophi.

"Ah biasa saja tan." Jawabku malu-malu.

Disudut mataku aku melihat Ali yang sedang memerhatikanku tanpa berkedip. Apa dia juga terpaku melihatku?
Mimpi saja kau Pril mana mungkin Ali terpesona melihatmu? Tidak mungkin. Batinku berteriak.

"Kenapa Li ngeliatin Prilly aja daritadi?nggak kedip lagi. Prily cantik kan." Goda tante Resi pada anaknya sendiri.

"Hemm..."

Apa?dia mengakui bahwa aku cantik? Rasanya diperutku ada kupu-kupu yang berterbangan. Pril jangan grogi gini,tenangin diri kamu.

"Jangan GEER dulu. Aku bilang hemm bukan iya. Jadi jangan terlalu GEER. Lagipula aku jawab hemm bukan berarti iya."

Ah seperti sedang melayang tinggi dengan sayap. Setelah sampai diatas sayapnya dipotong. Dan aku jatuh. Itu sakit sekali. Sakit.

***

Tbc,

Vote and commentnya dong readerss..

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang