Chapter 7

6.6K 350 1
                                    

PPOV

"Ayah?Prilly berangkat kekantor." Teriakku diruang tamu. Karena ayah sedang berada didapur. Mungkin memasak. Apa tadiku bilang?memasak?seorang lelaki memasak?ya ini salah satu hobby ayahku. Kata ayahku seorang lelaki yang bisa memasak itu 'sexy'. Padahal aku sering bilang padanya untuk delivery saja atau memiliki pembantu. Tapi ayahku selalu menolaknya. Entahlah mengapa ayahku tidak ingin memiliki pembantu yang jelas-jelas akan membantunya dalam hal apapun.

"Tidak sarapan?ayah baru saja selesai memasak?apa kamu tidak ingin mencicipi sedikit saja nasi goreng buatan ayah?"

"Yasudah Prilly akan makan,tapi beberapa suap saja ya ayah. Soalnya Prilly ada meeting."

"Ya tidak apa-apa,yang penting kamu makan."

***

Setelah aku selesai meeting aku duduk dikursi kebanggaanku. Sambil sesekali mentanda tangani berkas-berkas. Ahh kenapa disaat seperti ini bayangan lelaki itu datang. Apa benar 2 bulan lagi aku sudah akan melepas masa-masa singel ku? Ayo siapapun tolong aku,tolong bangunkan aku dari mimpi buruk ini. Tapi nyatanya ini bukan mimpi ini nyata. NYATA.

"Pagi boss." Sapa seseorang yang ternyata sudah berdiri disampingku. Aku menoleh dan menemukan sosok sahabatku disana.

"Apaan si lo Mil. Panggil nama gue aja lah,kaya sama siapa aja lo."

"Engga ah takut dipecat sama boss." Ucap Mila sambil memamerkan deretan gigi putihnya. "Ya gak mungkin lah lo gua pecat. Aneh-aneh aja lo." Ucapku sambil melempar berkas yang tadi sempatku tanda tangani ke wajahnya.

Kami berdua pun terbahak karena percakapn kami. Entahlah padahal menurutku tidak ada yang lucu. Tidak ada yang lucu tapi aku ikut tertawa bersama Mila. Aneh.

"Lo utang cerita sama gue." Ucap Mila sambil memasang wajah serius. Cepat sekali dia merubah mimik wajahnya. "Apa?" Ucapku pura-pura tidak tahu.

"Gak usah soso lupa lo."

"Iya-iya ih bawel" Ucapku. "Mulai darimana nih?" Sambungku.

"Dari mana aja,yang penting dari awal. Jangan sampe ada yang kelewat."

Aku mulai bercerita tentang perjodohanku dengan Mila yang dimulai dari ayah memberi gaun,mengajak pergi dinner,datang lelaki dingin itu,dan sampai aku benar-benar dijodohkan dengannya. Mila serius sekali mendengar ceritaku.

"Dan lo setuju gitu aja?" Tanya mila setelah aku selesai bercerita padanya. Aku hanya menarik nafas dan membuangnya kasar,sambil mengangguk.

"Ya mau gimana lagi,udah cukup gue ngebuat ayah menderita karena kelakuan gue dulu. Gue cuma pengen ngeliat ayah bahagia udah itu doang. Mungkin dengan cara ini gue bisa ngebuat ayah gue bahagia."

"Tapi apa lo yakin bakal setuju gitu aja?apa lo gak mau cari jodoh lo sendiri?Dan apa lo yakin lo bakal bahagia sama dia. Apa lo juga yakin dia bakal cinta sama lo. Ayolah Pril berfikir jernih,lo masih bisa kok ngebahagiain ayah lo. Tapi bukan dengan cara elo setuju perjodohan ini.?"

"Ya Mil gue yakin,gue yakin kalau gue bakal bahagia sama dia. Kalau soal dia bakal cinta sama gua apa enggak,gue akan berusaha untuk ngebuat dia jatuh cinta sama gue. Walaupun gue gayakin dia bakal cinta sama dia. Gak-gak gue harus yakin!ya gue harus yakin."

"Terserah lo deh,kalau ini udah keputusan lo gue bisa apa? Cuma bisa liat lo bahagia sama dia aja. Itu udah bikin gue seneng banget." Ucap Mila sambil tersenyum dan memeluk tubuhku erat.

***

Tbc

Vote and commetnya dong

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang