Chapter 8

6.2K 320 0
                                    

APOV

Tidak terasa sudah 2 minggu saja aku akan menikah dengan Prilly. Aaahhh...kenapa hidupku seperti ini?pupus sudah semua harapanku untuk memiliki anak-anak yang lucu dari Nia. Aku menarik nafas dan membuangnya perlahan. Apa Prilly memang jodohku?apa benar ia jodohku?jika iya, kenapa tidak Nia saja?. Oke Li mungkin ini jalan yang terbaik. Mungkin takdirku memang untuk Prilly tidak untuk Nia. Aku akan mencoa untuk melupakan Nia. Walaupun aku tahu sangat sulit untuk melupakannya.

Mungkin sekarang waktu yang tepat untuk memberi tahu dan menjelaskan tentang perjodohanku dengan Prilly kepada Nia. Aku berjalan kearah nakas untuk meraih ponselku,dan mengirim pesan singkat untuk kekasihku.

"Bisakah kita bertemu?ditempat biasa. Aku tunggu."

Send.

Sebenarnya aku ragu untuk menemuinya dan memberitahunya. Tapi aku sadar,bahwa aku tidak boleh egois. Ya kau tidak boleh egois. Batinku berteriak.

Drrttt...

Pasti balasan dari Nia. Dan benar saja pesan itu dari kekasihku.

"Ada apa?sepertinya penting sekali."

Jelas ini sangat penting Nia. Ini tentang hubungan kita.

"Aku hanya ingin berbicara sesuatu padamu."

Aku mulai bersiap-siap untuk menemui Nia ditaman. Cepat-cepat aku menjalankan mobil kesayangan milikku ini,karena tidak ingin membuat Nia menunggu. Ah sial macet.

5 menit berlalu...

10 menit...

15 menit...

Akhirnya aku terbebas juga dari macet. Tetapi sama saja pasti Nia telah menungguku disana. Sekarang aku telah sampai ditaman. Aku melihat Nia yang sedang celingak-celinguk seperti mencari seseorang. Pasti mencariku. PEDE sekali kau!

"Hai..." Sapaku sambil duduk disampingnya. Dia bergeser sedikit untuk memberikan tempat agarku duduk. "Kamu lama sekali,aku menunggumu daritadi." Jawabnya samil mengerucutkan bibirnya. Ah lucu sekali kau Nia.

"Maafkan aku,aku terjebak macet tadi."

"Tidak apa-apa. Ah iya ada apa kamu ingin menemuiku?" Tanyanya yang membuatku sadar bahwa aku menemuinya untuk memberitahu tentang perjodohanku dan Prilly.

"Memangnya tidak boleh ya ingin betemu sama pacarnya sendiri? Aku kangen kamu tau." Duh ini mulut kenapa malah ngomong kangen sama Nia?ya walaupun memang aku kangen si sama Nia. Tapi kan aku ingin memicarakan perjodohan bukan kangen. Ali..Ali..sejak kapan kamu berubah menjadi pikun seperti ini.

Aku mendengarnya membuang nafas lega.

"Aku kira ada apa. Aku juga kangen sama kamu,banget malah." Ucapnya " Oh iya aku harus kembali kekantor,ada meeting soalnya." Sambungnya.

"Yasudah aku antar ya."

"Tidak usah,aku membawa mobil." Jawabnya cepat. "Kalu begitu hati-hati." Ucapku sambil tersenyum kearahnya.

***

Tbc

Vote and commentnya dong. Biar tambah semangat wkwk.

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang