Prolog

18 5 0
                                    

Gemerlap lampu kota dimalam hari kali ini menjadi teman merenung nya Dania. Dari sudut matanya saja sudah bisa ditebak kalau ia tengah menahan rindu kepada seseorang. Angin malam menusuk kulitnya yang hanya dibaluti cardigan tipis. Kedua tangannya memegang secarik kertas yang tampak sudah lusuh. Kertas itu berisi surat yang selalu menemani nya dikala rindu dengan pengirim surat tersebut. Sekarang, ia sudah tidak tau kemana perginya sang 'pengirim surat.' Ia hanya berharap semoga pengirim surat tersebut selalu sehat dan bahagia.

~Cepat kembali ya. Kau tau, aku selalu menunggu mu tanpa rasa bosan sedikit pun~ 'Penerima surat'

Tinggal kan jejak, OK

DANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang