Cahaya bagaskara perlahan meredup
Bersama nabastala yang dipeluk sang kelabu
Disertai gerimis yang mulai membasahi bentala
Hingga menimbulkan aroma angu
Dan memberi kesan sendu
Kupikir ini hanyalah fenomena alam
Yang mungkin terjadi kapan saja
Namun ternyata semesta sedang bersedih
Melihat kehancuran di kota itu
Yang telah lama berlangsung
Dan tak kunjung usai
Manusia-manusia berhati iblis
Yang tak pernah merasa bersalah
Meski telah membunuh jutaan nyawa
Dengan menghancurkan ribuan gedung
Dan merenggut masa kecil anak-anak tak berdosa
Hanya demi tujuan yang serakah
Bangkitlah wahai dunia
Lihatlah mereka yang sedang berduka
Berjuang siang dan malam tanpa lelah
Meski nyawa taruhannya
Ulurkan tanganmu jika sampai
Dan jika tidak,
Cukuplah dengan menengadahkan kedua tangan
Memohon pada Sang Pencipta
Agar mereka yang tengah berjuang
Selalu dalam lindungan-Nya...Di Balik Kota Serambi Madinah
Gorontalo, 01 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Rahsa Di Akhir Senja
PoesíaUntuk apa mengumpulkan keberanian tuk mengungkap sebuah rasa kepada orang yang tak peduli? bukankah kamu punya senja? Ia selalu bisa menjadi pendengar yang baik tuk semua keluh kesahmu. Dia adalah tempat menitipkan segudang rasa yang tak terbendung...