Sebelum membaca penulis ingin mengingatkan jangan lupa bernafas. Bacanya pelan-pelan saja. Saya tidak ingin pembaca terjaatuh dan tak bisa baangkit lagii.
╔═ ✒ ═══ - ═══════╗
Let's Rest For a While
╚═══════ - ══ ✒ ══╝Ta! Da!
Dan disinilah mereka, di Kebun Binatang Pulau Rintis. Gempa memasang wajah cemberut sambil berjalan malas dibelakang kedua kakaknya. Tok Aba bilang, ia harus mencoba refreshing dan belajar untuk berhenti sejenak agar nggak setress. Tapi bagi Gempa, dia merasa kalau dirinya akan lebih stres jika tugasnya belum selesai. Rasa sebal Gempa semakin bertambah ketika teringat dirinya kalah berdebat dengan kedua kakaknya yang kalau sudah masalah memojokkannya pasti sangat akur.
Taufan menoleh ke belakang saat menyadari Gempa nggak ada disisi mereka. Posisi adik pertamanya itu berada jauh di belakang. Taufan lalu berlari menghampiri sang adik yang merengut pada seekor jerapah.
"Jangan cemberut gitu, tuh liat! Jerapah aja bisa senyum manis," gurau Taufan menunjuk pada jerapah yang masih setia tersenyum lebar menampilkan deretan giginya pada Gempa.
Namun bukannya senang Gempa malah semakin cemberut. Kenapa jerapah itu dari tadi senyum-senyum padanya, sih?
Taufan ikut melihat ke arah jerapah itu. Seketika pikiran senyum jerapah yang manis itu buyar. Tergantikan rasa merinding yang hebat.
Tiba-tiba muncul sebuah pikiran dibenak Taufan. Jangan-jangan jerapahnya pedo! Pekiknya dalam hati. Kemudian dengan cepat Taufan menarik Gempa menjauh dari sana. Bisa bahaya kalau pikirannya itu ternyata benar.
Ya, hanya Taufan yang bisa berpikir seperti itu.
Tak jauh dari mereka Halilintar tersadar dari bengongnya melihat pasangan kadal liar saling mengejar dengan mesra. Dia lalu menunggu kedua adiknya mendekat. Setelah itu mereka kembali ke awal rencana untuk melihat-lihat hewan di sana.
Sekarang ini mereka sedang melihat rusa yang sedang diberi makan pawangnya. Rusa betina yang mereka lihat terlihat sungguh cantik. Begitu juga rusa jantan yang terlihat tampan dan berani. Sepertinya keluarga rusa memang ditakdirkan good-looking semua. Setelah puas melihat rusa mereka lalu terus berjalan melihat-lihat hewan yang ada hingga sampailah mereka di kandang merak, hewan cantik lainnya. Katanya burung merak yang paling cantik adalah merak jantan. Kalau begitu apakah itu artinya merak betina itu tampan?
Selesai melihat burung merak, mereka kembali berjalan-jalan dengan Gempa yang memilih mengikuti kemana kedua kakaknya pergi. Sekarang mereka sampai di dekat kandang harimau. Suasana di sana cukup ramai karena terdapat lumayan banyak pengunjung yang ingin melihat kucing besar itu.
"Mah! Liat! Meong gede! Imut, ya!" jerit seorang gadis kecil kegirangan. Tangannya menunjuk-nunjuk kucing besar di depan sana.
"Hehe, iya meongnya imut banget," sahut ibunya tak kalah riang.
"Hm!" angguk gadis kecil itu.
Ketiga kembar dan juga beberapa orang disekitar mereka melongo mendengar percakapan ibu dan anak itu. Mereka sontak melihat ke arah harimau yang menguap lebar sehingga menampakkan gigi taring yang besar dan tajam itu. Juga harimau yang sedang memakan daging dengan ganasnya.
Sepanjang perjalanan melihat-lihat hewan di sana hanya diisi oleh keheningan. Bahkan Taufan yang hobi bicara hanya diam dan bingung harus mengatakan apa. Saat ini kedua lawan bicaranya sama-sama terdiam. Gempa yang biasanya selalu suka dan sabar mendengarkan celotehannya sekarang nggak menyahut sama sekali. Begitu juga dengan Halilintar yang seperti biasa lebih suka berdiam diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Rest For a While (Halilintar|Gempa|Taufan) ✔️
FanfictionThree-shot! Kembar ketiga mereka terlalu lama mengurung diri dikamarnya. Sebagai kakak yang baik, tentu Halilintar dan Taufan enggak akan membiarkan sang adik berlumut di kamar. Mereka akan mengajaknya keluar bagaimanapun caranya! Original trio brot...