1| The Start of Executing the Plan

2.3K 199 74
                                    

Belakangan ini sang adik terlalu lama mengurung diri di kamar. Sebagai kakak yang baik tentu Halilintar dan Taufan nggak akan membiarkan adik mereka berlumut di kamarnya. Mereka akan mengajaknya keluar bagaimanapun caranya!

Original trio brotherhood!

Jangan lupa sedia paracetamol sebelum membaca.

╔═ ✒ ═══ - ═══════╗
Let's Rest For a While
╚═══════ - ══ ✒ ══╝

Belakangan ini kembar ketiga di keluarga Boboiboy itu punya sebuah kebiasaan baru. Kebiasaan baru itu adalah bertapa di dalam kamar. Jangan pikir ia sedang bermalas-malasan, tiduran, ataupun sengaja mengurung diri. Remaja kelas satu SMP itu sedang sibuk dengan tumpukan tugasnya. Kebiasaan bertapa dikamarnya itu diketahui muncul semenjak ia menjadi anggota OSIS.

Tanpa sepengetahuannya hal tersebut mendatangkan kekhawatiran dari kedua kakaknya yang berbagi kamar yang sama dengannya. Keduanya menyadari adik mereka itu hanya akan turun sekedar untuk membantu penghuni rumah ataupun makan bersama. Namun semua itu dilakukannya dengan terburu-buru.

Dan apa yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah adik mereka yang sangat memegang tanggung jawabnya itu seringkali melupakan kondisi kesehatan dirinya sendiri. Bisa terlihat kantong mata yang perlahan mulai hadir dibawah kelopak matanya, tanda anak itu kurang istirahat.

Untuk itulah mengapa saat ini kedua kembar tertua di rumah berdiri di depan pintu kamar. Salah seorang diantaranya mencoba mengintip target dari celah pintu. Cukup lama ia melakukan kegiatannya itu hingga sebuah tamparan pada bahunya menyadarkannya.

"Langsung masuk sana. Udah kayak penguntit aja," protes si sulung bernama Halilintar yang terkenal galak diantara adik-adiknya.

Taufan si korban meringis sambil mengusap bahunya. Matanya mendelik pada kakaknya itu yang telah mengacaukan acara menguntitnya. Sementara yang ditatap tajam balas melotot galak. Hampir saja mereka berantem jika nggak ingat tujuan awal.

Kemudian mereka berjalan masuk ke dalam kamar, mendatangi adik mereka yang duduk bersila di atas karpet itu. Sepertinya adik mereka itu nggak menyadari kehadiran mereka. Lihat saja tatapannya yang begitu fokus pada layar laptop di atas meja kayu. Serta tangannya yang nggak berhenti bergerak menekan papan keyboard sambil menggumamkan sesuatu.

"Gempa!" panggil Taufan pada sang adik.

"Oi!" Halilintar ikut berseru.

"Kok gak bisa?" Gempa, nama kembar ketiga itu. Ia menggaruk rambutnya bingung. Matanya setia fokus pada layar laptopnya.

"Gempaaa!"

"Oi!"

"Kenapa hasilnya beda, ya?" Gempa masih tenggelam dalam pikirannya.

"Gempa! Jangan mengabaikan kami!" protes Taufan. Akan tetapi Gempa yang terlalu fokus pada kerjaannya masih nggak menyadari kehadiran kedua kakaknya. Seakan keduanya hanyalah makhluk astral yang nggak dapat didengar suaranya, dirasakan kehadirannya ataupun nampak wujudnya. Keberadaan mereka mungkin hanya bisa dilihat oleh anak indihouse.

"Nanya sama Mbah Gugel deh...," gumam Gempa dengan pasrah.

Kedua kakaknya yang mulai nggak sabar menjerit.

"GEMPA!"

"Kok capslock-nya jebol, ya?" tanya Gempa pada dirinya sendiri sembari memencet tombol capslock berulang kali.

"GEMPAAAAAA!"

Jeritan menggelegar itu rasanya hampir membuat rumah kayu bertingkat dua itu runtuh serta mengagetkan Gempa.

Let's Rest For a While (Halilintar|Gempa|Taufan) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang