"Hei. Ada perlu apa kamu kerumah sakit? Bukankah 2 hari yang lalu kamu baru dari sana. Aku dengar dari yang lain kamu mengambil resep dokter. Vertigomu nambah parah?
Mengabaikan pertanyaan temannya ia berjalan menuju dapur. Mengambil gelas dan mengisinya dengan menuangkan air. Lalu mengabil pil yang baru saja ia dapatkan dari dokter dirumah sakit. Ia sudah merasakan pusing yang berat begitu sampai ditempat ini. Dan ia ingat pesan dokter untuk segera meminum obat yang diberikannya jika ia merasa pusing atau perasaan cemas lainnya.
"Loh ini kamu minum obat apa. Bentuknya beda dengan yang kemarin. Ini bukan obat vertigo atau insom yang kamu derita kan? Katakan ini obat apa?
Masih mengabaikan temannya. Ia kembali memasukkan obat itu kedalam kantong plastik. Kepalanya sedikit berat setelah meminum obat itu. Ah, dia butuh tidur sekarang.
"Aku pusing, dan kepalaku berat. Aku akan istirahat diruanganku sebentar. Jika komandan mencariku katakan saja aku sedang istirahat diruanganku. Ia akan mengerti. Baiklah, jangan ganggu aku oke" akhirnya ia menjawab temannya meski dengan jawaban berbeda dengan pertanyaan yg diajukan oleh temannya.
Temannya hanya mengangguk dan melirik kearah meja di dapur. Ia melihat obat yang tadi diminum oleh rekannya.
"Sepetinya dia lupa membawanya. Akan aku berikan padanya nanti. Eh, tunggu. Apa ini?" Ia membaca "chlorpromazine-2-Chloro-10-phenothiazine. . . Ah, entahlah nilai kimiaku sangat rendah waktu di akademi."
***
Semilir angin berhembua menerpa anak rambut dari seseorang yang kini sedang duduk santai diatas batu besar didekat sungai. Mengabaikan kicauan burung yang sedang sibuk mencari induknya untuk diberi makan.
Kemudian seseorang itu membuka tudungnya dan membuat rambut panjangnya tergerai lalu berkibar karena angin. Ya, itu gadis kecil itu atau siapa itu?
"Aku berbicara dan bercerita dengan khayalanku. Ingat hari dimana aku dan 'dia' membicarakan kemungkinan apa yang terjadi di hari esok untuk daerah yang indah dikelilingi pepohonan tinggi ini? Jangan dipikirkan terlalu serius, bukan aku yang berbohong atau pengakuan yang kuberikan itu benar. Tapi seharusnya aku tidak memulai cerita ini".
Dengan tersenyum ia kembali menutup tudungnya. "Kau akan terhanyut, jika mudah percaya"
Jadi, benarkah pembunuhan yang memiliki cerita sederhana ini nyata?
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows
Short StoryPembunuhan kembali terjadi, tidak ada yang tahu siapa pelakunya. Semua nampak begitu rapi, seperti sudah direncanakan dengan matang. Semua orang bertanya-tanya siapakah pelakunya. Mengapa si pelaku melakukan itu. Dan apa tujuannya? Jadi, benarkah pe...