03

20 8 0
                                    

Pembunuhan kembali terjadi. Kali ini korbannya seorang perawat di sebuah rumah sakit terbesar di daerah ini. Diketahui perawat tersebut adalah seseorang yang tidak terlalu memperdulikan pasien yang sedang dirawatnya. Dalam menjalankan tugasnya ia sungguh tidak bisa dianggap baik, bahkan tidak telaten untuk ukuran seorang perawat di rumah sakit besar. Apalagi ketika pasien yang sedang dirawatnya tidak mau menurutinya, seperti jadwal minum obat tidak mau meminumnya. Maka sang perawat akan memaksa pasien dengan caranya. Meski pasien yang ia rawat adalah nenek tua yang kesulitan untuk menelan obat.

Diketahui perawat tersebut terbunuh dengan cara yang cukup dibilang mengenaskan. Ia terbunuh di koridor rumah sakit, ditemukan pada pagi hari oleh penjaga yang bertugas pada shif malam, petugas itu hendak pulang karena tugasnya telah selesai. Namun, ketika melewati koridor lantai tiga ia malah menemukan perawat yang telah tergeletak. Penjaga menemukan mayat perawat dengan keadaan mata yang masih terbuka seakan melotot dan menampakkan urat-urat matanya. Siapapun pasti tidak mau mati dengan keadaan seperti itu. Siapa yang mau.

Seperti kasus pembunuhan yang sebelum-sebelumnya. Pembunuh atau dalang dari pembunuhan belum terungkap dan masih menjadi misteri. Bahkan polisi setempat sudah kuwalahan dengan situasi ini, dan sudah meminta bantuan kepada polisi kota. Segala usaha telah dilakukan, untuh memecahkan kasus pembunuhan yang sudah beberapa kali terjadi di daerah tersebut.

Dan kebetulan atau tidak, setiap kali pembunuhan terjadi. Polisi selalu menemukan selembar kertas yang sama didekat korban dengan tulisan "Jangan acuhkan aku!". Namun, kali ini polisi membaca tulisan itu terdapat tambahan tanda senyuman kecil diujung kalimat.

"Dimana gadis kecil itu, apakah ia baik-baik saja? Huh, aku belum melihatnya hari ini". Polisi yang biasa menemui gadis kecil bertudung tiba-tiba memikirkan dimana keberadaan si gadis kecil.

ShadowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang