Part 1.

48 3 0
                                    

🍁🍁🍁


A great big bang and dinosaurs
Fiery raining meteors
It all ends unfortunately
But you're gonna live forever in me
I'll guarantee, just wait and see

Mana yang lebih menyenangkan menghirup udara segar setelah hujan berlalu dipusat kota Jerman.

Audy mulai berjalan melintasi trotoar kota Munich pagi itu, menggunakan sepasang sepatu convers yang sudah using warnanya, menggunakan celana jeans sedikit robek di bagian lutut karena sudah terlalu sering digunakan, warna nya pun bisa dikatakan sudah tidak layak pakai, kemeja flannel yang ia gunakan sebagai luaran untuk kaos hitamnya, semula berwarna merah abu-abu kini sudah berubah menjadi warna abu-abu, bahkan warna abu-abu yang lebih kontras, yang tersisa hanya kaos hitam yang ia kenakan masih terbilang lumayan.

Audy berhenti di halte bus kota menunggu kendaraan umum yang biasa ia tumpangi untuk membawa nya ke tempat café shop tempat ia bekerja paruh waktu. Gadis itu tidak perlu menunggu lama bus yang akan ia tumpangi tiba setelah menunggu kurang lebih lima menit. Lagu-lagu cinta dari Jhon Mayer sejak tadi masih menemani Audy.

Gadis itu penyuka lagu-lagu cinta, namun ia sendriri tidak pernah percaya akan datang nya cinta.

Setelah melakukan perjalanan kurang lebih dua puluh menit,Audy tiba di Café shop tempat ia bekerja. Audy turun dari bus kembali berjalan menuju café yang masih terlihat sepi dari sebrang jalan.

"Guten Mogen" sapanya pada seseorang yang sudah sibuk di kasir.

"Oh, Audy Hallo, u here?" tanya seorang laki-laki yang lebih tua dari Audy, Marco nama nya, Marco pemilik cafeshop itu.

"Ya, Marco" jawab nya sambil tersenyum dengan tangannya yang sibuk menggulung rambut nya yang panjang.

"Nicht, Du?" (apa yang sedang kamu lakukan). Tanya Audy lagi

"Nothing Dear, oh yea rain turn early morning, and u have arrived, I'm so proud for u"!. ucap Marco memuji

"cause i'm money hunter" Ucap Audy sambil tertawa,kemudian dibalas senyum oleh Marco.

Jam sudah menunjukan pukul 09.20 pagi waktu Jerman. Beberapa pelanggan café tempat Audy bekerja sudah ramai dengan pembeli, namun hujan di kota itu masih juga belum mau berhenti. Setidaknya Audy masih bersyukur masih bisa bekerja dalam cuaca apapun.

Gadis itu menyukai pekerjaan nya di café Marco, selain ia dapat bertemu banyak orang, ia juga bisa mengenali karakter masing-masing para pembeli. Banyak tahu mengenai apa minuman kesukaan orang-orang pada pagi hari, kemudian siang hari dan malam hari. Audy hanya seorang Mahasiswa beasiswa dari Jakarta, ia berkuliah disalah satu Universitas terbaik di jerman mengambil jurusan tekhnik sipil, selain berkuliah Gadis itu mengambil pekerjaan paruh waktu sebagai pelayan, Audy juga menjadi salah satu Aupair di jerman, karena bosan ia meminta kepada keluarga asuh nya untuk bekerja di café di luar jam kerja nya menjadi seorang Aupair,

Audy sangat beruntung bertemu dengan keluarga Mr Lemar dan Istrinya Mrs Batrice, keluarga yang sangat baik, bahkan Audy sudah di anggap anak sendiri bukan lagi seorang aupair.

Hujan bertambah deras pagi itu, Audy masih sibuk meracik kopi milik seorang wanita yang begitu modis, jika diliht pakaian yang di gunakan oleh gadis tersebut terlihat mahal, bahkan gaji nya saja terbilang tidak akan bisa membeli apa yang gadis itu pakai.

Gadis itu sedang sibuk dengan ponsel nya, jari-jemari nya lebtik dengan kuku-kuku panjang, berbanding terbalik dengan Audy, bak langit dan bumi.

"Excus me, Ms. One Americano, Danke schon" ucap nya dengan ramah sambil menyodorkan gelas kopi berwarna coklat.

"Vielen Dank." Jawab pelanggan nya.

Audy kembali mempersilahkan pelanggan berikutnya untuk melakukan pemesanan.

"Guten, Was mochtest du gerne?" Sapa nya lagi dengan ramah, bukan Audy namanya jika tidak memperhatikan pelanggan nya dengan seksama, lelaki yang ada di hadapannya masih sibuk melihat-lihat menu, sampai tidak menyadari bahwa Audy menyapa nya berulang kali.

"Give me bootleg brulee and one Milchbrotchen." Balas lelaki itu dengan senyum dingin. Kini Audy memperhatikan lelaki dihadapanya itu, wajahnya Nampak tidak asing, maksud nya Audyyakin bahwa lelaki itu berasal dari Indonesia, mengenakan setelah formal, dengan jam tangan yang terlihat mahal, sekali lagi Audy berfikir tidak akan sanggup membeli apa yang mereka pakai.

"Sir, this u'r order"

"Danke Schon!" Ucapan dengan dialeg yang sempurna

"Bitte Sehr" Timpal Audy ramah

Wangi cologne dari pria itu masih tersisa setelah beberapa menit, sekali lagi cologne yang pria itu gunakan mungkin memiliki harga yang ditaksir lumayan mahal.

Hujan yang terus turun sudah berhenti sejak beberapa jam lalu, namun lelaki berpakaian formal itu masih saja duduk di bangku ujung bersandar dengan jendela kaca, setelah beberapa kali melirik jam ditangannya kemudian membuka kembali ponsel nya tapi wajah nya Nampak tenang seperti menikmati lagu yang di nyanyikan oleh Adele di siang hari itu dengan judul someone like u.

I hate to turn up out of the blue, uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it
I had hoped you'd see my face
And that you'd be reminded that for me, it isn't over

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you, too
"Don't forget me, " I beg
I remember you said
"Sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead"
"Sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead"

Audy berkali-kali memperhatikan pria itu rupanya sudah enam jam ia duduk sendiri masih di temani dengan segelas kopi pertama kali yang ia pesan, namun karena tidak enak Audy mencoba memberikan satu gelas air putih untuk nya.

"Maaf" ucap Audy menggunakan bahasa Indonesia, awal nya Gadis itu agak ragu apakah ia benar-benar dari Indonesia, atau hanya pemilik wajah asia saja.

Dengan kaget lelaki itu mengangkat wajah nya, dengan tatapan tenang menatap Audy. "Kenapa?" jawab nya ketus, Audy menarik napas lega, ternyata tebakannya benar.

"Maaf mengganggu anda Pak, saya ingin memberikan Air putih ini, ini gratis" Ucapnya sopan

Tapi jawaban dari lelaki itu memang diluar dugaan. "Tidak perlu" ia langsung membuang wajah dan kembali sibuk dengan ponsel nya.

"Saya letakan di sini, silahkan diminum" kata Audy lagi kemudian berlalu.

Setelah pukul 15:00 waktu Jerman, ketika jam kerja Audy selesai, Audy bersiap untuk pergi kuliah, untung nya jarak kampusnya dari tempat kerja tidak begitu jauh, dapat ditempuh dengan berjalan, Audy menyukai bau-bau bekas hujan yang telah berlalu, setelah ia berpamitan pada rekan kerja nya dan juga Marco, Audy sempat mengecek kembali apakah lelaki berpakaian formal sejak pagi yang senang sekali duduk di kursi ujung sudah pergi, setela ia meng edarkan pandangannya ia tidak menemukan lelaki tadi, "Syukurlah lelaki itu sudah pergi", ucapnya dalam hati, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala Audy tentang lelaki itu, apakah ia di pecat,apakah ia di deportasi, apakah ia gagal menikah atau ia sedang putus cinta.


AudyWhere stories live. Discover now