AL & RIZ BAB-3

240 25 2
                                    

Alonso kini tengah berada di kamar orang tua nya. Dia duduk di balkon sambil menghisap rokok. Katakan lah dia tidak sopan.

Dia tak perduli, toh Baba nya juga begitu.

" Tama, matiin rokok nya bisa?. "

" Nanti deh Yah, nanggung dikit lagi. "

" Tama!. "

" Heh! Iya ni Tama matiin ya ampun!. "

David tersenyum puas.

" Jadi ada apa nih? Mau bahas Rama dan Teo? Males ni Tama denger nya. "

" Duh tumben pinter. " itu suara Ayah nya.

Kalau sudah begini, Baba Nya seperti ngilang di telan selimut.

" Kamu marah ya sama Ayah?. "

" Hm? Marah kenapa?. "

" Karna Ayah tidak merestui kamu dan Teo?. "

" Marah sih gak Ay, cuma ya kecewa aja. Tapi ya udahlah terserah aja. Di rumah ini kalian yang punya kuasa. Toh Tama bukan siapa-siapa di banding Mas Rama. "

" Tama! Kenapa ngomong nya kayak gitu? Kamu anak Ayah! Kamu penting buat ayah!. "

Alonso membuang tatapan nya kearah taman stoberry yang di hiasi oleh lampu yang kelap-kelip. Btw, itu di desain oleh si mungil. Dan Alonso membawa nya pulang agar dapat di rancang seperti yang di inginkan si mungil itu. Sweet Cane nya.

" Kalau Tama memang penting buat Ayah harusnya Ayah mau perhatian sama Tama sedikit. Sadar gak sih yah? Selama ini Ayah cuma fokus sama Mas Rama, selalu dia. Sebesar apapun kesalahan Mas Tama Ayah atau Baba pasti maafin dia dengan mudah. Tapi giliran Tama? Ahh, jangan kan Maaf kalian malah hukum Tama dengan cara yang Tama benci. Ayah, jangan bahas masalah ini lagi. Tama gak mau, Tama mau buka lembaran baru sendiri, Tama mohon jangan ikut campur urusan Tama atau pun perhatian sama Tama. Karna udah terlambat Yah, Tama ngantuk mau tidur. Lanjut besok pagi aja. "

David membisu.

Apa selama ini dia bersikap begitu? Apakah tanpa dia sadari dia menggeser posisi Tama dari daftar perhatian nya?.

" Kamu berkata seolah-olah kamu udah gak bakal butuh orang tua Tam, jangan begitu. Suatu saat nanti kamu bakal butuh kami. "

Tama terkekeh sesaat.

Yang di katakan Baba nya itu tidak salah. Dan dia tau itu. Di dunia ini tidak ada orang yang hidup seorang diri. Maka dari itu dia butuh Riza di samping nya.

Butuh Riza sebagai Sweet Cane nya, butuh Riza untuk menjadi nafas nya meski dia dan Riza tak memiliki hubungan lain selain Sahabat di atas cinta.

" Tapi sejauh ini, Tama tidak pernah meminta ataupun mengeluh sama Baba atau Ayah kan? Dari mulai membangun kerajaan bisnis Tama berusaha sendiri, kalian tidak mau membantu Tama sedikit pun. Ba, Tama tau dan cukup sadar diri kok kalau Tama bukan Anak Baba. Tama juga tau kalau Ayah David bukan orang kaya. Maka dari itu Tama usaha dan kerja semampu Tama dan sekuat yang Tama bisa. Karena apa? Karena Tama masih keinget kata-kata Baba dulu yang pernah ngehina Ayah. "

William Zevulun kontan menatap Alonso Wiratama dengan serius, Obrolan mereka ini mulai tidak sehat sama sekali.

Bahkan David pun merasa begitu, dulu hubungan nya dengan William memang tidak sebahagia sekarang. Dulu kerap kali William mengatakan perkataan kasar dan memaki nya.

Tapi sekarang tidak lagi. Sejak dia yang hampir mati karena menyelamatkan William dari kecelakaan maut William pun mulai berubah.

Bahkan posesif nya luar biasa. Ya David juga posesif, tapi tidak separah William. Dan yang menjadi pertanyaan adalah. Perkataan William yang mana yang di dengar Tama?.

( BL )  My Sweet Cane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang