AL & RIZ BAB - 10

339 27 1
                                    

Dokter pribadi Thomas telah selesai memeriksa kedaan si mungil. Dia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafas kecil.

" Bagai mana kedaan nya? Dia baik-baik saja kan? Atau perlu kerumah sakit?.." tanya Alonso tak sabaran.

" Tenang lah Tama, lagian kedaan nya begitu juga karna ulah mu sendiri!. " ucap David mengingatkan.

Namun ucapan nya sukses membuat Alonso menatap nya dengan tajam.

" Apa? Kamu mau nyalahin Ayah lagi?!. "

" Memang salah Ayah! Untuk apa ayah melarang dia untuk ikut!. "

" Jelas karna derajat nya tak sama dengan kita!. "

" AYAH CUKUP!. "

" TAMA, DAVID DIAM!. "

Kedua ayah dan anak itu bungkam. Mereka saling membuang tatapan satu sama lain. Seperti tak sudi untuk menatap wajah satu sama lain.

" Jadi bagai mana kedaan bocah itu?. " tanya Thomas dengan nada suara yang lembut.

Dokter itu bangkit dari duduk nya dan memukul kepala David juga Alonso dengan kuat.

Kedua Ayah dan anak itu siap protes jika saja si pelaku tak melotot dengan tajam menatap kedua nya.

" Apa? Mau marah? Ayok coba marah sama ku sini!.... "

" Maaf Pops. " ucap Alonso.

" David juga Pa, maaf. "

" Hehh! Kalian ini kenapa sih? Ribut - ribut tak jelas, sudah tau ada orang sakit di sini!. "

Kedua nya kembali diam. Alonso mendekati ranjang nya dan duduk di tepian ranjang. Tangan nya menyapu wajah si mungil dengan lembut.

Tatapan mata nya begitu sendu dan sedih. Jelas tersirat penyesalan di sana. Wajah nya murung. Ia menatap Riza seolah-olah si mungil adalah sesuatu yang berharga yang telah dia rusak tanpa sengaja.

" Pops, apa dia akan pergi seperti Ibu?. " pertanyaan itu terlontar begitu saja, bahkan Alonso sampai menangis. Ia mencium punggung tangan si mungil dengan penuh rasa bersalah.

Dokter yang sekaligus merangkap sebagai pasangan dari Thomas itu menghela nafas kecil. Dia mengusap kepala Alonso dengan lembut.

" Dia baik-baik saja Tama, dia hanya perlu Istirahat saja. Mimisan nya terjadi karena dia terlalu Setres, dia juga mengalami schok saja. Dia akan baik-baik saja. "

Alonso terdiam, dia masih menangis. Menatap si mungil yang masih damai dalam kedaan nya saat ini. Bibir mungil nya terlihat pucat.

" Apa dia punya Trauma?. "

" Ada. "

" Ah, mungkin karena Trauma nya itu muncul dengan tiba-tiba. Membuat kinerja tubuh nya lamban. Jadi kondisi tubuh nya menurun. Tenang saja dia akan baik-baik saja. "

" Sayang, dia itu kekasih Tama loh. " ucap Thomas.

" Eh? Kekasih? Bukan nya kekasih Tama itu pria manis yang bernama Teo?... "

David menelan ludah nya paksa. Dia tidak tau jika Alonso sudah mengatakan nya kepada Agusta. Papa nya.

" Ah, aku rasa kau salah sayang. Teo itu suami nya Rama. Bukan Tama. "

Agusta mengerut kan alis nya bingung.." Tapi Tama bilang nama pac-..

" Pops, aku dan Teo sudah putus. Dia sekarang menikah dengan Mas Rama. Dan aku akan menikah dengan Riza. " Kata Alonso menjelaskan.

Dia mengecup pipi Riza sebentar dan menarik selimut hingga sebatas dada.

" Jangan bahas hal itu lagi, Pops tolong terus pantau kedaan nya ya, aku mohon.. "

" Hahaha, iya baik-baik, pops akan pantau kedaan nya terus. Kami mau menemui Rama dan Teo dulu kalian cobalah untuk berbaikan,. "

" Dih, maksa. "

" David!. "

David memutar bola mata nya malas.

" Si mungil itu mata nya indah, kau pasti suka. " ucap Thomas kepada Agusta.

" Masa? Aku jadi penasaran. Bagai mana dengan suara nya?. "

" Bagus, merdu dan hangat. Kau akan tau nanti saat dia bangun.. "

" Aku penasaran. "

Kedua nya pun pergi. Meninggalkan Alonso dan David yang saling terdiam satu sama lain.

" Kau harus meninggalkan dia Tama. " ucap David sebelum dia pergi.

Sementara Alonso, dia hanya bisa mengerang kesal tanpa mengatakan apa-apa.

.
.
.

Tbchhh

( BL )  My Sweet Cane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang