Taehyung merupakan seorang duda anak satu yang tinggal di perumahan yang sama dengan Kim Dahyun. Keduanya memang tidak pernah bertemu bahkan berpapasan, tapi hari itu berbeda.
Dahyun tidak sengaja beristirahat di depan rumah lelaki itu karena kelel...
Akhirnya bias update lagi, padahal niatnya pengen update terus setiap target tercapai tapi apa daya tidak bisa karena sibuk kerja.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah itu terlihat kosong tanpa penghuni. Mulai dari dapur yang biasanya ramai hingga taman belakang, sepi. Dimanakah penghuni rumah Kim. Langkah jejangnya perlahan memasuki area ruang tamu kemudian ia menoleh kasana kesini menuju dapur. Menaruh dua kantung plastik besar berisi belanjaan.
"Dimana anak-anakku?" tanya Dahee.
"Dahyuunnn... Seungminnnn...."
Hening.
Baru saja ia memanggil Dahyun, gadis itu datang dengan napas memburu dari luar. Bingung dengan sikap Dahyun, Dahee hanya bisa mengerutkan dahi tanpa bicara. Pasalnya kedua anaknya itu terlalu aneh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tenang ma, ga ada apa-apa. Dahyun cuma pemanasan lari aja." ucapnya sambil mengatur napas.
"Oh iya gimana buburnya udah kamu kasih ke Taehyung? Dia udah minum obatnya kan? Iyakan Dahyun?"
"U-udah kok ma. Udah aku anterin! Iya."
"Kamu kenapa sih?" tanya Dahee bingung, "Baru pulang dari rumah Taehyung? Kok lama kak ngapain aja disana?"
"Mama!" teriak Dahyun.
"Dari mama pergi ke bigmarket sampe pulang kok baru balik ke rumah. Hayo kakak ngapain disana?" goda Dahee.
Wajah Dahyun perlahan memerah ketika mengingat yang terjadi beberapa menit yang lalu. Ia menutup wajahnya dan berlari ke dalam kamarnya. Sementara Dahee tak henti-hentinya menggoda anak gadisnya itu. Dia yakin pasti ada sesuatu.
***
Suara air terdengar jelas, gremicik menetes membasahi rambut legam Taehyung. Dengan mata yang terpejam ia mengusap rambutnya yang basah. Dengan tubuh terbalut handuk ia berjalan ke arah kaca, melihat pantulannya di cermin besar. Sekelebat bayangan tadi siang membuatnya tanpa sadar memegang bibirnya.