17 9 0
                                    

Ryujin haus. Tapi ia masih malu karena ketahuan bersembunyi di kolong kasur Hyunsuk. Kata Hyunsuk ia mengorok besar sekali. Harus dikemanakan muka Ryujin?

Masa bodoh lah. Toh ini demi kesehatan.

Ryujin keluar kamarnya dengan mengendap-endap. Semoga saja Hyunsuk sudah masuk kamarnya dan tidur.

"Nggak usah kayak maling."

Tuh kan.

Ryujin melihat Hyunsuk di sofa, sedang menonton televisi. Yah, sudah kepalang ketahuan.

Dengan cuek, Ryujin ke dapur untuk minum. Rasanya sudah seperti di apartemen sendiri. Namun, sepertinya Hyunsuk juga sudah terbiasa.

Setelah selesai minum, Ryujin mengintip apa yang sedang ditonton Hyunsuk.

🎶Aku ingin begini
Aku ingin begitu
Ini ini ini itu banyak sekali🎶

Ya Tuhan, berapakah usianya? Ryujin kira tinggi badan tidak membohonginya.

"Ngapain ngeliatin aja? Sini!" Hyunsuk menunjuk sofa di sebelahnya.

"Dih, ngapain? Umur gue udah 22 tahun, ya!" elak Ryujin mengedikkan bahunya.

Hyunsuk meraih remot di depannya. Lantas segera mengganti acara televisi dengan film dewasa.

"Noh."

Ryujin ragu.

"Ck, lo numpang di sini tapi nggak pernah ngobrol sama tuan rumah," sindir Hyunsuk yang langsung membuat Ryujin mematung. "Kalo lo nggak mau duduk di sebelah gue ya udah, ada sofa lain, ada karpet."

Ryujin beringsut. Agak tidak enak juga memang. Bahkan selama tiga hari ini ia belum pernah berterimakasih sudah diberi tumpangan tempat tinggal.

Ia memilih duduk di karpet. Menjaga jarak dengan Hyunsuk. Agak seram kalau menonton film dewasa dengan pria. Takut terjadi yang iya-iya.

Padahal, Hyunsuk kan soft boy.

"Tuh, kalo mau nonton tv. Gue mah apa aja ditonton." Hyunsuk menyodorkan remot kepada Ryujin.

Ryujin menerimanya dengan canggung. Ia memilih menonton drama. Film pilihan Hyunsuk tadi terlalu menjijikkan baginya.

Ini drama lama. Mungkin kalau kalian tahu School 2016, itu yang sedang Ryujin tonton.

Selama drama berlangsung, Hyunsuk tidak komentar sama sekali. Mungkin tidur? Entahlah. Ryujin malu untuk menengok.

Satu jam kemudian, drama habis. Penayangan diganti oleh variety show yang Ryujin tidak mengerti. Ryujin mengganti acara televisi dengan drama lagi.

Kali ini drama lama juga. Goblin.

Drama ini begitu populer, bukan? Sangat seru dan tidak tertebak. Namun, seseru apapun kali ini tidak membuat Ryujin tertarik. Matanya ke arah televisi, tetapi pandangannya kosong.

Terkadang otak manusia suka random. Dan kali ini Ryujin menjadi korban kerandoman otaknya.

Ia memikirkan betapa mirip dimensinya dengan dimensi tujuannya kini. Dari lingkungannya, populasinya, bahkan teknologinya.

Tiba-tiba terbesit rasa rindu kepada kedua teman di dimensinya, Asahi dan Jaehyuk. Terutama Asahi— ehm, yang posisinya adalah Ryujin's crush.

"Heh, lo nggak ngantuk?" Sebuah suara memecah lamunannya.

Kali ini Ryujin menoleh. Oh, rupanya pria itu belum tidur.

"Belom."

Hyunsuk beringsut mendekati Ryujin. "Nanti kalo lo mau ke kamar, bangunin gue, ya?" pintanya. "Nggak kuat ke kamar, ngantuk banget."

HourglassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang