"Apa kau psikopat?"
Jung Ba Reum tersenyum saat dia berhasil mengambil alih belati yang kupegang.
Perlahan, ia mendekatiku. Tatapannya sekarang berbeda dengan sebelumnya, dingin dan menakutkan. Dia terus mendekatiku dengan senyum itu.
"Kenapa? Apa kau takut sekarang padaku?" bisiknya di telingaku.
Reflek, aku mendorongnya menjauh. Saat itu dia tidak marah dan hanya tertawa. Saat ini aku sungguh takut. Benarkah dia seorang psikopat?
Kakiku gemetar sekarang, ingin melangkah akan tetapi rasanya berat. Suasana di sini mendukung untuk membuatku takut. Awalnya tak ada ketakutan. Namun, senyum Ba Reum membuat nyaliku ciut.
"Sudahlah, tidak asyik menakutimu," ucap Jung Ba Reum seraya meletakan belati di meja yang ada di sudut ruangan.
Apa sekarang? Tatapannya kembali seperti yang aku kenal.
"Aku bukan psikopat. Aku hanya menakutimu. Jangan takut," lanjutnya.
"Jika bukan psikopat, lalu apa semua ini. Begitu banyak foto wanita di sini, dan ada foto Ibuku juga. Siapa kau?"
"Aku fotografer. Kenapa kau bertanya?"
"Kau ingin bermain? Aku akan telepon polisi sekarang juga!" Aku berusaha berani walau sebenarnya takut.
"Jangan suka mengancam. Jika kau terus mengancamku, aku tidak akan memberitahu tentang ponsel ibumu."
Jung Ba Reum mengancamku kembali. Pria ini sungguh menyebalkan, aku berusaha serius tetapi dia terus berusaha bercanda dengan wajahnya yang polos.
"Tenang dan dengarkan aku. Duduk di sana, biar aku jelaskan padamu." Jung Ba Reum menyuruhku untuk duduk di kursi yang ada di samping papan tulis kaca.
Ada tiga papan tulis kaca di sini. Satu papan tulis kaca berisi foto-foto para pria termasuk Tuan Joo Jae Suk. Aku rasa orang-orang di foto terlihat tidak asing.
Papan satu lagi berisi foto para wanita yang wajahnya tak asing. Aku tahu beberapa wanita itu adalah violinist yang pernah kutemui, dan ada beberapa foto aktris rookie yang aku kenal, dan ada foto Lee Dae Hee di sana.
Lalu, papan tulis kaca terakhir berisi foto Ibu, dan dua wanita muda lain yang aku tidak kenal.
"Apa maksud ini semua?" tegasku.
Jung Ba Reum membawa map coklat yang baru dia ambil di lemari. Dia memberikan isi map itu padaku.
"Itu adalah hasil asli pemeriksaan forensik jasad Ibumu," ucap Ba Reum seraya menarik satu kursi dari sudut ruangan ke hadapanku.
Kini Ba Reum berada tepat di depanku. Ia menatapku intens seraya mengeluarkan kertas lain dari map yang sama.
"Dan ini, hasil asli pemeriksaan jasad Kakakku dua tahu lalu. Coba bandingkan," perintah Ba Reum.
Aku memperhatikan kedua hasil pemeriksaan, dan hasilnya keduanya sama. Ibu dan Kakak Ba Reum meninggal karena dicekik.
"Lalu, bagaimana bisa Paman Cha bilang kalau Ibu bunuh diri?" tanyaku.
"Hasil asli dan yang diserahkan ke polisi berbeda. Ada yang memalsukan hasilnya. Kakakku juga dianggap bunuh diri, sama seperti Ibumu. Tapi nyatanya dua kasus ini adalah kasus pembunuhan."
"Tapi, kenapa?"
"Ada sebuah rahasia besar dibaliknya." Jung Ba Reum beranjak dari kursi dan berjalan ke arah lemari tadi.
Jung Ba Reum kembali dengan sebuah album foto, ia memberikannya padaku. Perlahan kubuka album foto yang Ba Reum berikan.
Sangat manis di awal. Sebuah potret seorang gadis yang memeluk anak laki-laki. Begitu hangat, terlihat dari senyum mereka berdua.
"Apa ini kau dan kakakmu?" tanyaku penasaran.
"Iya. Kau lihat foto yang ada di sebelah kanan foto Ibumu di sana. Itu
Kakakku, Jung Ah Reum."Aku memperhatikan foto seorang wanita yang ada di sebelah kanan foto Ibu. Jika dilihat lebih dekat, wajahnya tampak tak asing. Aku pernah melihatnya, tetapi dimana?
"Kakakku adalah lead female drama "Lucky". Kau tahu drama itu?"
Lucky?
Drama yang mana itu?
Aku mencoba untuk mengingatnya dan akhirnya, aku mengingat sekilas tentang drama itu."Ah, ya aku ingat drama itu. Drama itu hits dua tahun lalu dan yang aku tahu setelah penayangan drama itu selesai salah satu pemainnya dikabarkan bunuh diri setelah putus dengan kekasihnya. Jadi, dia kakakmu?"
"Hal lucu aku dengar lagi. Coba pikirkan, apa ada yang mau bunuh diri hanya karena cinta padahal saat itu karier sedang sangat bagus dan tak ada satupun cibiran?"
Benar yang dikatakan Ba Reum. Jika aku ada di posisi kakak Ba Reum, aku tak akan mau bunuh diri. Lagi pula masih banyak cinta lain di luar sana.
"Jadi, hasil pemeriksaan ini benar? Lalu, bagaimana kau mendapatkan hasil ini. Bukankah polisi menerima hasil palsu?"
"Dokter yang menangani jasad Kakakku dan ibumu sama. Dia adalah Baek San Young. Dia temanku. Dia sendiri juga bingung dengan hasil yang berbeda."
"Lalu, apa yang membunuh kakakmu dan Ibuku adalah orang yang sama? Apa dia psikopat?
"Ini tidak ada hubungannya dengan psikopat," ucap Ba Reum seraya mengambil spidol.
Ba Reum mulai menulis sesuatu di papan tulis kaca yang terdapat foto Tuan Joo Jae Suk.
Cukup lama, sekitar dua menit dia menuliskan sesuatu di sana. Aku yang penasaran, menghampirinya. Ba Reum menuliskan kata "BLACK" di bagian paling atas papan tulis kaca itu.
"Black? Apa maksudnya?" tanyaku sambil terus memperhatikan foto-foto itu.
"Ya, Black. Semua ini karena Black."
"Maksudnya? Apa itu Black?"
"Sebuah organisasi ... organisasi yang bergerak di bidang prostitusi kelas atas."
Prostitusi kelas atas? Apa hubungannya? Kenapa organisasi itu adalah alasan terbunuhnya kakak Ba Reum dan Ibu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Scandal
AcciónOh Bong Yi memiliki impian menjadi violinist terkenal. Ia harus mengubur mimpinya demi mengungkap fakta kematian sang ibu. Takdir mempertemukannya dengan Jung Ba Reum, pria malang yang kehilangan sang kakak. Mereka saling menguatkan dan bekerjasama...