"Ra."
"Dara. Maaf." Bima telah menyadari apa yang ia perbuat kemarin kepada teman perempuannya tersebut, sekarang yang Bima rasakan hanyalah perasaan menyesal sedalam dalamnya.
"Ra.... Kamu.... Marah?" Dara hanya menjawab dengan gelengan, hening tanpa suara sesaat.
"Tadi sakit ya?" Baru kali ini mereka berdua merasa sangat canggung, bahkan sejujurnya pertama kali saat Bima dan Dara bertemu sewaktu mereka masih berada di bangku sekolah dasar, pertemuan pertama mereka termasuk absurd karena Bima suka mengatai Dara anak perempuan yang galak, sebaliknya Dara mengatai Bima anak laki laki yang cengeng, entah mengapa sekarang keduanya terlihat begitu canggung dan kikuk.
"Jangan bilang siapa siapa ya, Bim." Dara menelan salivanya, gadis itupun menutupi wajah beserta sekujur tubuhnya menggunakan selimut yang ia pakai bersama Bima beberapa menit barusan.
"Iya. Sekali lagi, maaf ya Ra. Aku pulang dulu. Kalo ada apa apa kabarin aku aja." Hening menyelimuti keduanya, sunyi. Tak ada balasan sama sekali dari Dara.
• • •
Selang beberapa bulan lamanya setelah hari itu berlalu Dara sering kali canggung saat bertemu Bima, hanya Dara dan tidak dengan Bima. Cowok itu bertingkah seperti tak ada sesuatu yang perlu ia khawatirkan, sementara disini Dara khawatir terjadi hal yang tidak tidak.
"Bima!! Ayo dong larinya cepetin dikit!"
"Iya pak."
"Tumben akur kalian berdua." Ujar pak Hardi selaku guru olahraga.
"Iya nih pak akur banget berdua akhir akhir ini, jangan jangan ada sesuatu nih aciciwittt!!!" Teriak Ucup memanas manasi.
"JANGAN JANGAN MEREKA PACARAN TUH PAK!! AKUR BANGET!!" Irina pun tak mau kalah.
Sampai kemudian Hanin sang ketua kelas datang untuk membubarkan teman teman mereka yang sedang merusuhi Bima dan Dara.
"Udah ih kalian! Kasian pak Hardi udah berdiri lama di lapangan eh kaliannya malah ribut, ga capek apa ceng-cengin Dara sama Bima?"
"POKOKNYA SAMPE DARA SAMA BIMA JADIAN BARU KITA BISA DIEM!! YA KAGAK GUYS?!?" Senna menyemangati kawan kawan sekelasnya agar mengawal kapal Dara Bima untuk dunia yang lebih baik.
Selesai olahraga Senna mengajak Dara, Bima, Irina, Ucup dan Hanin untuk makan malam di restoran seafood milik keluarganya, ia dulu sudah berjanji apabila Dara dan Bima akur lebih dari sehari maka ia akan mentraktir teman-temannya agar makan gratis sepuasnya di restoran kedua orang tuanya. Ada ada saja.
• •
Sepertinya Dara dan Bima sudah berbaikan, ya walau belum sempet gelud lagi sih. Kan kurang lucu orang habis marahan terus langsung ribut pikir dara.
"Cieee udah baikan nih?!" Ucup semangat 45.
"Idihh siapa yang marahan cup!"
"Itu lo berdua jelas jelas marahan!"
"KITA GA MARAHAN KOK!" Lagi lagi Dara dan Bima mengucap suatu hal bersama.
"Dih kok ngikutin sih lo Bim!"
"Gue duluan dih, lo kali yang ikut ikutan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua garis biru - Choi Beomgyu
FanfictionKata siapa masa remaja adalah masa masa terindah? Sebagian orang beranggapan bahwa masa remaja adalah masa masa indah yang sulit dilupakan, tapi tidak bagi Dara dan Bima yang sudah merasakan sari-pati pahitnya kehidupan di saat saat remaja mereka. D...