chp 3 obss

1.2K 190 31
                                    

"Kau tidak perlu memanggilku senpai kita sudah bukan anak sekolah lagi. Kau panggil aku Baji saja".

"Baiklah sen, eh.. Baji. Kalau begitu aku masuk dulu. Aku masih banyak pekerjaan. Sampai jumpa lagi".

"Ya. Sampai jumpa".

Mikey memaksakan diri untuk tersenyum pada Baji yang masih berdiri di depan pintu sebelum pintu itu ditutupnya.

_____________________

"Iya. Mana mungkin aku lupa dengan kencan kita" Mikey terlihat sibuk memasukan beberapa barang keperluan kuliahnya ke dalam tas.

Bergerak kesana kemari dengan ponsel yang terjepit antara kepala dan bahunya.

"Aku mengerti. Kau tunggu saja oke, bye, Emma" segera Mikey memasukan ponselnya ke dalam saku, menyambar roti isi dari meja dan memakannya sambil berjalan hendak keluar.

"Astaga. Sedang apa kau?" Kaget Mikey saat di depan pintunya sudah berdiri pria berambut panjang bergelombang dengan senyum lebarnya.

"Mau ku antar?" Baji menggoyangkan kunci mobil di depan wajah Mikey.

"Tidak. Terima kasih" tolaknya dan langsung berjalan keluar melewati Baji setelah tidak lupa mengunci pintu.

"Ayolah. Daripada kau naik bus" tidak sulit untuk Baji menyamai langkah kaki Mikey.

Mereka kini berjalan berdampingan.

"Tidak" tolak Mikey tegas.

"Kau tidak nyaman saat bersamaku ya? Aku tahu kau pasti masih ingat kejadian dulu. Maaf untuk hal itu. Kau pasti sangat malu" Mikey menghentikan langkahnya.

Menghembuskan napasnya keras. "Baji, aku tidak mempermasalahkan kejadian dulu dan kalau kau memang sudah tahu kalau aku tidak nyaman bersamamu, seharusnya kau segera pergi dari hadapanku dan jangan menggangguku" Mikey mempercepat langkahnya meninggalkan Baji yang berdiri mematung sambil memandangi punggung Mikey yang makin menjauh dengan tatapan yang tidak terbaca.

Hampir semua orang di kampus dapat merasakan aura yang tidak mengenakan menguar di sekeliling seorang Mikey, karena itu semua orang yang berpapasan memilih untuk tidak menyapanya meski hanya ucapan selamat pagi.

Ayolah, Mikey dalam mode badmood adalah salah satu hal yang harus dihindari selain serangan teroris atau monster yang menghancurkan kota.

"Wajahmu semakin masam saja sejak kemarin. Tapi tidak masalah, karena itu berarti aku yang akan menjadi yang tertampan hari ini" mungkin tidak semua orang merasa tidak nyaman dengan aura negatif yang disebarkan Mikey, buktinya pemuda bertubuh gempal dengan santai merangkul bahu Mikey dan berjalan beriringan sepanjang koridor kampus.

"Bisa kau singkirkan tanganmu dari bahuku, Pachin" desis Mikey berbahaya.

Tatapan mematikan dari sepasang hitam milik Mikey tidak membuat takut seorang Pachin.

"Ayolah Mikey, semangatlah sedikit. Ini hari yang cerah".

"Ckk.." Mikey menepis tangan Pachin yang tersampir di bahunya.

"Minggir. Kau membuat hariku semakin menyebalkan saja" Mikey berjalan meninggalkan Baji yang masih berdiri terbengong di koridor kampus.

"Sensitif sekali. Sedang datang bulan mungkin" Pachin mengangkat bahunya cuek, dan melanjutkan langkahnya.

Bukan bermaksud mengikuti Mikey, tapi memang mereka berada di kelas yang sama.

_______________________


Mikey menghempaskan tubuhnya ke sofa.

Tangannya meraih remot tv yang tergeletak begitu saja di meja dan menyalakan tv.

Tidak ada acara yang cukup menarik, setidaknya menurut Mikey.

Tangannya berkali-kali meneka tombol di remot untuk mengganti channel.

Tetap tidak ada yang menarik.

Mikey menyerah dan memilih menonton berita.

Matanya terpejam.

Kuliah hari ini cukup melelahkan dan Mikey ingin sekali menghabiskan sisa harinya untuk tidur.

Itu jika dia tidak ingat kalau memiliki janji untuk pergi dengan kekasihnya, Emma.

____________________
makasih banyak yang udah mau vote 😳
makasih juga komentar komentar nya, seneng banget punya banyak notif dari kalian 😳
Lanjut? 😔

obsess!on Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang