"Aku ingin bertanya sesuatu" ucap Mikey dengan nada cemas.
Cemas, wajah pucat, panik.
Itu yang Baji gambarkan tentang Mikey saat ini.
"Oke. Masuklah" jawab Baji.
Mikey masih tetap berdiri di depan pintu, meski yang punya apartement sudah menyuruhnya masuk.
Tangannya mengepal begitu erat dan Baji melihat kekhawatiran di gesture tubuh Mikey.
"Apa kau mau bicara disini saja?" Tanya Baji saat dia melihat Mikey tidak juga bergerak dari tempatnya.
"Kita bicara di dalam saja" jawab Mikey.
"Oke" Baji mendahului masuk ke apartement meraih kaos hitam yang tersampir di salah satu kursi dan memakainya kemudian duduk di kursi yang tadi di dudukinya sambil kembali menikmati ramen yang masih mengepulkan asap.
Tidak terlalu memperdulikan keberadaan Mikey disitu.
Mikey mengikuti sesaat kemudian setelah Baji
masuk.Mata hitamnya meneliti keadaan di dalam apartement Baji.
Berantakan.
Itu kata pertama yang terlintas di otaknya begitu melihat kondisi di dalamnya.
Tapi Mikey tidak peduli.
Itu bukan urusannya, karena itu cepat - cepat pemuda itu berjalan menuju dapur Baji.
Baji agak terkejut saat telinganya mendengar Mikey membuka jendela dapur dengan cukup keras.
Kaca yang menutupinya bahkan sampai bergetar.
"Ada apa sebenarnya?" Baji menghampiri Mikey yang malah terlihat melamun sambil memandang keluar lewat jendela kecil itu.
"Apa kau melihatnya?" Tanya Mikey yang ditanggapi Baji dengan kerutan di dahi.
"Lihat apa?" Baji menjulurkan lehernya keluar lewat jendela.
Matanya memandangi jalanan sempit dan tiang lampu di pinggir jalan.
Biasa saja.
Tidak ada yang menarik.
"Kau benar - benar tidak lihat. Tadi, belum lama ada orang berhoodi merah berdiri di dekat tiang lampu. Memandangi apartementku" jelas Mikey.
Ekspresinya benar - benar mengharapkan kalau Baji juga melihatnya, hingga dia bisa bertanya lebih banyak pada Baji.
"Orang berhoodi merah? Dekat tiang lampu?" Tanya Baji mengulang pertanyaan Mikey.
"Iya. Kau lihat kan?" Seru Mikey dengan mata penuh keyakinan.
"Entahlah" Baji menggaruk rambut panjangnya.
"Sejak tadi aku tidur. Aku bangun karena lapar. So,.. aku tidak memperhatikan keluar. Maaf..." ucapnya penuh penyesalan.
Mikey mendesah, bahunya turun karena tidak ada hasil apapun yang didapat.
Kecewa.
"Ya sudah. Maaf sudah mengganggumu" suara pemuda itu terdengar lemas, Baji memandang Mikey prihatin.
"Oke. Kalau butuh bantuan kau bisa mengatakannya. Jangan sungkan".
"Ya. Terima kasih".
Mikey melangkah keluar dari apartement Baji dengan gontai.
"Ya Tuhan. Ada apa sebenarnya?" Gumamnya lirih.
Pemuda itu memijat keningnya, matanya terpejam di depan pintu apartement Baji.
Lelah.
Dia butuh istirahat.
Mungkin sedikit tidur akan menenangkannya.
"Ada perlu apa kau disini?" Seketika mata Mikey terbuka saat mendengar suara di depannya.
"Kau.." pandangan Mikey menyelidik pada pria
berambut pirang yang kini menatapnya tajam."Aku sudah selesai, silahkan saja kalau ingin masuk. Baji di dalam" lanjut pemuda itu hendak melangkah pergi.
"Bisa kau jauhi Baji!" Langkah Mikey terhenti.
Senyum sinis terukir di bibirnya.
"Tanpa kau minta pun, aku tidak ingin berurusan
dengannya" jawab Mikey tanpa berbalik.Chifuyu, pria berambut pirang itu mengepalkan tangannya menahan emosi.
Matanya terus mengikuti langkah Mikey hingga pemuda itu masuk ke apartementnya.
___________________
Hallo
Minta sedikit doa nya boleh ga? 😳
Uang hasil kerja keras ku 1,3jt hangus
Dibawa kabur sama penipu 😆
Mana itu uang buat modal usaha
Ga terlalu besar sih, tapi itu duit hasil kerja sebulanan + kerja keras sendiri ☺
Doain semoga rezeki ku lancar terus biar bisa gantiin uang modal usaha
Aamin 😳😔
KAMU SEDANG MEMBACA
obsess!on
FanfictionSemua berawal saat Mikey memutuskan untuk tinggal sendiri di apartement sederhana dekat kampusnya. Bertemu dengan teman lama yang dulu pernah menyatakan cinta. Semuanya baik - baik saja, sampai sosok itu datang mengganggu hidupnya. Sosok yang bersem...