Mikey mengetuk pelan pintu berwarna coklat di depannya.
Kakinya mengetuk lantai pelan, menunggu.
Tidak juga terdengar tanda pintu yang diketuk akan terbuka.
Mikey berdecih pelan.
Memaki si pemilik apartement yang pasti sudah tertidur pulas.
Mikey memutuskan untuk mengetuk kembali sambil dalam hati bersumpah, jika kali ini tidak di buka maka Mikey memutuskan untuk pergi ke lantai bawah, atau mungkin lebih baik menginap di rumah temannya.
Sepuluh menit menunggu, Mikey hilang kesabaran.
Kakinya mulai melangkah menjauh dari pintu.
"Krieett". Suara derit pintu dibuka menghentikan langkah Mikey.
Kepalanya menoleh, dan matanya menangkap sebuah kepala berambut hitam panjang yang melongok dari pintu.
Celingukan mencari siapa yang sudah mengetuk pintunya di tengah malam buta.
"Ehemm" Mikey berdehem pelan, berusaha menarik perhatian si pemuda agar melihat ke arahnya.
Baji mengerutkan dahinya begitu melihat Mikey yang berdiri di dekat pintu apartementnya.
"Kau.." Baji menunjuk Mikey di depannya tidak yakin.
Mikey menatap Baji dengan sorot angkuh seperti biasanya.
Pemuda berambut hitam panjang itu sepertinya memang baru terbangun dari tidur pulasnya.
Rambut nya terlihat semakin berantakan.
Baji hanya mengenakan piyama tidurnya saja.
Topless, memperlihatkan dada bidangnya.
Membuat Mikey mau tidak mau menelan ludah.
"Ada apa?" Tanya Baji dengan suara serak khas bangun tidur.
"Ehem.. begini?" Bola mata Mikey tidak fokus menatap Baji.
Sedikit bingung harus menyampaikan bagaimana.
"Sepertinya ada orang di dalam apartementku. Bisakah kau..." Mikey menghentikan ucapannya ragu untuk meneruskan.
"Oke" tanpa menunggu kelanjutan dari ucapan Mikey, Baji mengiyakan.
Pemuda itu tahu pasti seperti apa sifat Mikey.
Baji menutup pintu sebelum mengikuti langkah Mikey.
Mengamati tindakan Mikey yang sedang membuka kunci pintunya.
"Kau bilang ada orang di apartementmu, tapi, masih di kunci?" Alis Baji tertarik heran.
"Ya. Aku menguncinya tadi. Saat aku datang pintu ini tidak terkunci, dan aku yakin tadi pagi aku sudah menguncinya" sahut Mikey cepat begitu dilihatnya Baji ingin menyela.
Kemudian Baji tidak lagi bertanya.
Dia mengambil alih posisi Mikey, berdiri tepat di depan pintu.
Perlahan Baji membuka pintu, mendorongnya sepelan mungkin.
Mata nya mengawasi ruang apartement Mikey yang gelap.
Lampu belum dinyalakan pastinya.
Berjalan sepelan mungkin.
Mengendap seperti maling.
Mikey merasa aneh harus waspada di tempat tinggalnya sendiri.
Dengan sedikit meraba, Mikey mencari saklar lampu dan menekannya.
Seketika ruangan berubah terang.
Hampir semua sudut terlihat, karena memang tidak banyak perabot yang ada disana.
Mata hitam Mikey meneliti seluruh ruangan.
Masih tertata rapi.
Tidak ada tanda-tanda barang telah dipindahkan.
Baji sendiri bergegas masuk lebih dalam, ke area dapur juga kamar mandi.
Kosong.
Tidak ada apapun.
Mikey mengeleng tidak percaya dengan temuan Baji.
Segera dia memasuki kamar satu - satunya yang ada.
Ruangannya masih sama, seperti saat ditinggalkan tadi pagi.
"Mungkin kau hanya lupa mengunci pintu Mikey" ucap Baji enteng.
Mikey mendengus tidak suka dengan pendapat pemuda itu.
Dia meneliti tiap sudut kamarnya, dari kolong tempat tidur juga di dalam lemari.
Tidak ada apapun.
Membuka pintu di kamar yang menuju balkon kecil yang di gunakan Mikey untuk menjemur pakaian, mata Mikey awas mengawasi sekitarnya.
Meneliti halaman belakang siapa tahu ada pergerakan mencurigakan.
Tidak ada apapun.
Hanya jalan kecil dengan tembok yang membatasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
obsess!on
FanfictionSemua berawal saat Mikey memutuskan untuk tinggal sendiri di apartement sederhana dekat kampusnya. Bertemu dengan teman lama yang dulu pernah menyatakan cinta. Semuanya baik - baik saja, sampai sosok itu datang mengganggu hidupnya. Sosok yang bersem...