Ketiga
[di parkiran sekolah dengan cuaca mendung,
hari ini]Aku memarkirkan mobilku di lapangan belakang SMAS Citra Bangsa. Ya, aku sudah menjadi murid sekolah ini sejak sekolah dasar. Sekolah besar dengan tiga bangunan mengelilingi lapangan utama dan dua lagi berada di dekat lapangan indoor serta lapangan belakang ini sudah menjadi pemandanganku sehari-hari sejak berumur enam tahun di kelas satu SD dulu.
Dulu gue ketemu dia disini
Itulah kata-kata yang muncul didalam benakku ketika melewati bangunan kelas empat sampai enam yang berada di deretan depan.
Jika ditanya sudahkah aku move on dari Dean, jawabannya sudah. Aku sudah lama tak mengenangnya lagi. Apalagi semenjak ia pindah dari sekolah ini saat kenaikan SMA, dan kala itu pun ia sudah menggandeng seseorang.
Pacar pertamanya.
Aku masih ingat bagaimana diriku sendiri dibuat bungkam hanya dengan melihatnnya menggandeng seseorang yang sangat asing bagiku. Menangis? Tidak aku tidak pernah menangis karenanya, hanya saja badanku seperti dikunci dan tak bisa bergerak sama sekali.
Dan sejak hari itu aku mulai melupakannya. Aku tidak memaksa diriku untuk mengikhlaskannya, hanya saja diriku lama kelamaan mulai terbiasa tak ada dia.Toh selama ini ia juga tak pernah menjadi nyata dalam hari-hariku.
Seakan jatuh cinta pada tokoh figuran.
Tak sampai 2 tahun sejak ia pergi pun aku bertemu orang baru.
Ya, itu Tara.
Tak ada yang spesial dengan Tara, bahkan jika ditanya apakah Tara itu tipeku? Jawabannya tidak.Namun memang bisa dibilang ia pandai membuatku luluh, aku suka dengan cara ia memperlakukanku. Walaupun sejujurnya aku sedikit cemas dengan hubungan ini.
Seperti hubungan yang mungkin memang bisa aku bilang indah dari sudut pandangku, namun sepertinya temporal?
Namun jika ditanya soal tipe, aku tertarik pada seseorang yang selalu bisa menjadi sainganku dalam bidang pendidikan. Sedangkan Tara adalah tipikal anak tongkrongan yang cuma mau memesan jastul dan duduk di tongkrongannya sampai malam bermain game online dan merokok.
Aku bahkan tak tertarik dengan seseorang yang merokok sama sekali.
Bukan karena apa-apa, hanya saja memang aku menetapkan tipeku seperti itu.Bagaimana awal mula aku dan Tara?
Kami bertemu secara tak sengaja karena sebuah pertandingan basket yang diadakan di sekolahku pada saat kami berdua kelas 11. Ia adalah salah satu teman tongkrongan pacar Wilo.Sore itu aku dan kedua sahabatku sedang duduk di tribun saat Aldo—pacar Wilo—datang bersama seorang temannya, ya itu Tara.
Lelaki dengan tinggi 170cm dan badan ideal itu berkulit sawo matang, matanya sayu dan senyumannya bisa kubilang sedikit mencuri perhatianku. Ia berdiri tepat disebelah Aldo sambil menenteng hoodie hitamnya di tangan kirinya serta memegang hpnya ditangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
XENA; Hati Untuk Mentari
General Fiction❝in the midst of a bustling galaxy, blocked by billions of blinding starlight, i still can't take my eyes off the Sun, even though i'm standing at the farthest axis point❞ -Xena; i'm in love with the Sun [ongoing] start: 21 June...