❝in the midst of a bustling galaxy, blocked by billions of blinding starlight, i still can't take my eyes off the Sun, even though i'm standing at the farthest axis point❞
-Xena; i'm in love with the Sun
[ongoing]
start: 21 June...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keempat [di cafe yang ramai pada sore hari, hari ini]
"Kayaknya Tara begini karena salah gue deh" ucapku yang langsung mendapat lirikan tajam dari kedua sahabatku. "Seriously, Bel?" Wilo memutar matanya kesal. "Lo tuh ya Bel, kalau Tara bikin kesalahan jangan malah nyalahin diri lo sendiri, apa-apaan maksud lo barusan?"
Lintang menatapku dengan tatapan kesal bersamaan dengan Wilo yang melirik percakapanku dan Tara dengan sinis.
"Salah gue, Lin, Wil"
"Dimana coba letak salah lo? Udah jelas tu cowo kelewat cuek, jatuhnya memang ga pedulian banget" Protes Wilo.
"Gue terlalu sibuk buat belajar, olim, les, sampai sampai gue ga ngeluangin waktu buat Tara" aku memberi jeda pada kalimatku. "...kayaknya..."
"Apa?" bentak Lintang.
"Gue berhenti olim lagi aja kali ya? Kan udah mau lulus juga, medali kemarin udah cukup lah buat bantuin gu—"
"GA USAH GILA LO!!!" suara Lintang menggema di seantero cafe. "Jangan cuma karena ngemis perasaan tu cowo bego, lu pertaruhin masa depan lo, Bel! Apa-apaan coba? segitu cinta matinya lo sama Tara?" Lintang menatap mataku intens.
"Di kelas 12 ini lo harusnya pertaruhin waktu lo buat masa depan lo, Bella" Ucap Wilo yang tentu saja penuh amarah namun ia tuangkan dalam ucapan yang halus.
"Tapi gue juga mau dia yang nemenin gue nanti, Wil" dua pasang mata didepanku itu memasang tatapan heran setelah mendengar ucapanku barusan.
"Hahh..." Wilo menghembuskan nafas kasar.
"Emang bener ya Lin, Allah itu maha adil, liat aja deh cewe sekeren sepinter Bella dengan kelebihan dia bisa ini bisa itu, tapi logikanya jelek banget soal percintaan"
"Setuju banget Wil, pen gue tenggelemin lu lama-lama ya Bel, asli deh"
"Bel, kita berdua nih, kemungkinan kita lulus SNMPTN itu jauhhh lebih kecil dari lo, lo pinter, juara kelas, prestasi lo banyak, TAPI LO DENGAN BEGONYAA BERPIKIR BUAT BERHENTI NGEJAR PRESTASI YANG LEBIH TINGGI CUMA KARENA COWOOO???" suara Lintang kembali menggema.
"Ya menurut gue prestasi gue yang kemarin udah cukup membantu, Lin, jadi mungkin boleh kali gue liburan dikit, ngasih waktu buat Tara?" aku kembali melontarkan argumenku.
"Bel, SADAR DONGGG!! Tara aja ga pernah ngasih lo sesuatu yang menunjukkan dia serius ama lo, kok lo gini sih?"
"Lin Lin minum dulu Lin"
"Makasih" Lintang meneguk minumnya. "Yang bener aja deh Bellll" lanjutnya.
"Ah udah deh, gue mo pulang aja, keputusan gue tetep keputusan gue"
Aku berjalan keluar cafe meninggalkan kedua temanku yang sedang hanyut dalam emosi mereka yang tentu saja karena beradu argumen denganku.