bab 3

20 4 1
                                    

Hari ini suasana begitu tegang, tak ada yang berani mengganggu yun hyeong, bahkan untuk sekedar bertatapan saja sudah membuat semua orang yang berada disana mematung ketakutan, tatapan matanya seperti ingin membunuh seseorang, semuanya berusaha menghindari yun hyeong.

"Bawa orang itu kehadapan ku sekarang!" perintah yun hyeong pada salah seorang anak buahnya yang langsung bergegas pergi setelah mendengar perintah sang bos.

Tak lama kemudian anak buah yun hyeong kembali dengan seseorang yang sudah penuh dengan luka dan darah. Yun hyeong mendekat dan menendang orang itu, hingga ia tersungkur di kaki yun hyeong. Yun hyeong kembali menjalan kan aksinya, diambilnya rokok yang masih menyala, dan ia matikan tepat diwajah pemuda itu, pemuda itu menjerit kesakitan, meminta ampun pada yun hyeong.

"Lihatkan padanya sekarang" salah satu anak buah yun hyeong menunjukkan sebuah video yang melihatkan seorang anak perempuan berseragam sekolah menengah pertama tengah tertawa lepas bersama teman-temanya. Lelaki itu menggelengkan kepalanya kuat, ia bersujud di kaki yun hyeong meminta ampunan.

"Bunuh saja aku, jangan apa-apa kan keluargaku" Laki-laki itu terus saja memohon. Yun hyeong tertawa dan mencengkram laki-laki itu. Matanya menyala pertanda menunjukkan ia ingin membunuh laki-laki itu.

"Aku tak akan membunuh mu begitu saja, tak ada yang boleh menghianatiku, karna aku membenci itu!! kau fikir aku tak tau siapa yang menyuruhmu, kau akan merasakan penderitaan sebelum ajal menjemputmu, dan memohonlah pada tuhan agar ia mengirimkan seseorang untuk menolongmu, itupun kalau penolong itu tidak takut mati."

Yun hyeong pergi meninggalkan ruangan itu, ia kembali menyalakan rokoknya dan duduk begitu saja dihadapan jun hoe dan jungkook. Mereka memberanikan diri untuk berbicara pada yun hyeong.

"Bagaimana dengan penghianat itu hyeong? Apakah kau membunuhnya?" Jungkook bertanya pada yun hyeong dengan sekali tarikan nafas. Yun hyeong menoleh kearah mereka membuat mereka ngalihkan pandangan mereka kearah lain. Yun hyeong tersenyum, "apa mereka takut? Apa yang mereka takuti?" yun hyeong berbicara dalam hati. Ia tidak tau betapa menyeramkan dirinya tadi.

"Dia akan segara mati, dan aku akan mengirimkan mayatnya kepada bos aslinya" dan jawaban itu membuat jungkook dan jun hoe meringis membayangkan apa yang akan yun hyeong lakukan.

Yun hyeong mengelus kepala jungkook dengan sayang.
"Bukankah kau ingin membalaskan dendam? Apa kau mulai takut?"
Yun hyeong bertanya dengan nada yang berubah sangat lebut.

"Tidak hyeong, aku sama sekali tidak takut, jun hoe hyeong yang ketakutan" jungkook menunjuk jun hoe agar jun hoe yang terkena omelan sang hyeong. Jun hoe yang mendengar itu melebarkan matanya dan menunjuk jungkook.

"Kau berani sekali membalikkan kepada ku, dasar bocah sialan, kemari kau, aku ingin menghajar mu" maka terjadilah aksi kejar-kejaran yang membuat yun hyeong tersenyum tipis. Jun hoe melihat itu, dan ia bahagia bisa melihat itu.

**

Ditempat yang berbeda, suara musik megitu nyaring ditelinga, terlihat seorang pemuda yang sudah hampir setengah sadar, karna terlalu banyak meminum, minuman keras, ntah sudah berapa botol yang sudah ia habiskan, ia hanya ingin mendapatkan ketenangan.

"Yun hyeong sialan, aku membencimu!!! Kau membuat hidup ku hancur, dan ku pastikan hidup mu juga akan hancur ditangan ku..." Eun woo terus berteriak, anak buahnya hanya bisa melihat, tak berani menghentikan sang bos. Karna jika ada yang menghentikannya maka sudah dipastikan orang itu akan mati.

Eun woo berdiri sambil meminum, minumannya. ia berjalan kearah luar, anak buahnya pun mengikutinya, saat tengah berjalan tak sengaja ada seorang pelayan yang menabraknya.

"Yaaa kau ingin mati!!!" Minuman eun tumpah dah itu sangat membuatnya marah, dicengkramnya pelayan itu, lalu di didorongnya menuju pojok yang lebih sepi, belum habis sampai disitu, di tariknya rambut pelayan itu sangat keras dan dihempaskannya kepala pelayan itu ke dinding. Melihat pelayan itu yang masih bisa berdiri, ia pun mengambil pisau lipat yang ada disakunya dan ditusuknya kekaki pelayan itu. tak kunjung puas dengan itu, pisau itu ia putar, dan ia tarik, membuat pelayan itu menjerit dan memohon ampun. Kesadaran pelayan itu sudah hampir hilang, tapi eun woo belum puas dengan aksinya, ia pun menginjak kaki pelayan itu sangat keras, pelayan itu kembali menjerit.

"Kau membuatku mengotori tanganku. Sekarang kau tak bisa berjalan, kakimu tak berguna untuk berjalan. Nikmatilah, hahahahaha"

Eun woo dan para anak buahnya pergi meninggalkan pelayan itu. Pelayan itu sudah tak sadarkan diri, tak ada yang tau apa yang akan terjadi padanya.

**

Yun hyeong kembali memasuki ruangan itu, laki-laki itu menoleh kearah yun hyeong. Yun hyeong berjalan tanpa ekspresi sedikitpun. Tak ada yang tau apa yang dirasakanya sekarang, tak ada yang bisa menebak apa yang akan yun hyeong lakukan.

Yun hyeong mematikan rokoknya, ia berjalan menuju laki-laki itu, diambil sebuah tang dan dipatahkannya satu jari laki-laki itu. Laki-laki itu menjerit, darah menetes kelantai. Yun hyeong mengambil sebuah kotak yang sangat cantik dan dimasukkannya jari laki-laki itu kedalam kotak.

"Ini akan menjadi hadiah pertama yang akan kukirimkan pada bos mu" yun hyeong berlalu dan pergi dari ruangan itu.

Ia memerintahkan anak buahnya untuk mengirimkan kotak itu kekediaman denis. Denis adalah salah satu musuh yun hyeong didunia pasar gelap, namanya tak begitu melambung seperti yun hyeong, dan itu membuat denis jengah, dan terus menerus mengusik yun hyeong. Ya yun hyeong tau semuanya, ia tak sebodoh itu, ia hanya mengikuti permainan sang musuh.

Anak buahnya pun langsung menjalankan perintah yun hyeong, ia langsung mengirim kotak itu kekediaman denis.

**

Ada sebuah kotak diatas meja denis. Dan itu membuat denis mengerutkan dahi. Ia tak memiliki kotak yang bagus seperti ini. Kotak itu berwarna mas dan sangat indah.

"Siapa yang mengirimkan ku ini?" Tanya denis pada anak buahnya. Anak buahnya menunduk hormat saat akan menjawab pertanyaan dari denis.

"Maaf tuan, ada seseorang yang mengantarkan itu dan berkata itu adalah hadiah dari kerja keras tuan, kami tak tau siapa pengirimnya tuan, kami mengambilnya karna kami fikir itu adalah hadiah yang dikirimkan oleh nona jiyya tuan"

"Baiklah kalian boleh pergi, aku ingin sendiri" anak buahnya pun pamit undur diri dari ruangan sang bos.

Denis membuka kotak itu, dan betapa terkejutnya dia bahwa isinya adalah sebuah jari yang berlumuran oleh darah. Ia menemukan sebuah surat didalamnya. Ia membaca surat itu

"Bagaimana dengan hadiahku kau menyukainya teman lama? Itu hanya hadiah pembuka, dan masih banyak hadiah yang aku kirimkan, ingatlah untuk bersenang-senang." Denis marah dan merusak semua barang yang ada diatas mejanya.
"Bangsat, lihat saja aku akan mebalas semuanya, kau akan bertekuk lutut dihadapan ku, kau akan memohon untuk hidup padaku, yaaaaaaaaa" denis benar-benar sangat marah, tangannya mengepal, dan mukanya memerah, dia tidak bisa mengendalikan emosinya.

Denis mengambil hp yang ada didalam sakunya dan mengetik nama seseorang. "Aku akan bergabung bersama mu, ku tunggu kau di tempatku" ia pun mematikan sambungan telfon itu dan membantingnya kesegala arah. Denis menjerit frustasi, ia benar-benar dibuat berfikir keras bagaimana caranya agar ia bisa menghanjurkan yun hyeong.

ApologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang