Bab 1

46 5 3
                                    

Malam itu cahaya rembulan bersinar terang, ada seorang pemuda yang tengah menikmati sebatang rokok dan dentuman musik yang nyaring terdengar ditelinga, hal ini sudah sangat biasa ia lalui, wine, rokok, bahkan ganja sekalipun. Pemuda itu berdiri dan membenarkan jasnya yang sedikit berantakan. Pakaian merek terkenal yang selalu ia gunakan, menambah ketampanannya. Kulit putih dan mata yang bersinar adalah daya pikatnya. Kaum hawa yang melihatnya pasti akan jatuh dalam pesonanya. Tapi dibalik itu semua, tak ada yang tau bahwa ia adalah bos dari segala bos mafia semanca negara.

"Yun hyeong, kapan kau akan berhenti dari pekerjaan mu ini?" Jun hoe datang tiba-tiba membuat yun hyeong jengah.

"Aku akan berhenti ketika aku mati" jawab yun hyeong, dan itu membuat jun hoe tidak habis fikir akan jalan fikiran sahabat karibnya ini.

Jun hoe tau betul kenapa sahabatnya ini berubah menjadi penjahat kelas kakap seperti yang ada dihadapannya ini. Ia hanya ingin membalas dendam dengan cara menghancurkan nama sang ayah dengan perbuatannya, ia membenci ayahnya yang telah membuat sang ibu meninggal dunia.

"Kapan kau akan pulang?, jungkook sudah lama menunggu mu" yun hyeong mengabaikan jun hoe yang selalu menanyakan kapan dia pulang

"Diamlah, aku akan pulang" jawabnya sambil meninggalkan jun hoe begitu saja.

Jun hoe adalah sahabatnya dari kecil, dia yang menemani yun hyeong saat dia terpuruk ketika kehilangan sosok ibu dalam hidupnya, tak ada yang tau bahwa saat itu yun hyeong hampir kehilangan akal sehatnya, tapi jun hoe tak pernah meninggalkannya, hingga sampai akhirnya dia tau dalang kematian ibunya hingga ia berubah menjadi pribadi seperti sekarang.

**

"Anak itu harus diberi pelajaran, usaha ku hampir hancur karna ulahnya"

Kata laki-laki paruh baya itu, yang tengah menahan amarahnya, ia bersama putra keduanya cha eun woo.

"Kau, atur semuanya, kerahkan semua pasukan mu untuk menghancurkan yun hyeong, aku tak ingin dia menghancurkan usahaku, dan hancurkan perkumpulan mereka" kata laki-laki paruh baya itu pada putranya.

"Baik ayah" cha eun woo pergi meninggal kan sang ayah dan mambawa pasukan dalam jumlah yang banyak. "Tak bisakah ayah benar-benar menganggap ku sebagai putranya?" Tanya nya dalam hati, ketika telah meninggalkan sang ayah. "Aku akan menggunakan jungkook untuk menghancurkan mu yun hyeong"

Ia pun menuju kediaman jungkook dan yun hyeong. Mereka sudah tidak tinggal dengan sang ayah, bukan ayah, tapi iblis.

**
"Hai adik manis, kau tak rindu pada hyeong? Kau tidak ingin memeluk ku?" Eun woo terus mendekat pada jungkook

"Oh ayolah, aku hanya merindukan mu, tapi kau tidak mau ku peluk" eun woo tersenyum sambil menatap jungkook. Jungkook tau kalau eun woo mempunyai niat lain makanya dia datang membawa banyak pasukan. Jungkook sama sekali tak menunjukkan rasa takut, ia menujukkan kebenciannya pada eun woo. Dia selalu merasa menyesal mempunyai hyeong seperti eun woo.

"Pergi kau dari rumahku, bajingan seperti mu tak patut menginjakkan kaki mu disini"

"Wahh sudah pandai melawan ternyata adik kecil ku ini" eun woo mencekal jungkook sangat keras. Jungkook hanya tersenyum, meremehkan perbuatan sang kakak.

"Lepaskan tangan kotor mu dari tubuh adikku, bajingan seperti mu tak pantas menyentuh adikku" ujar yun hyeong santai sambil menikmati rokoknya. Eun woo menoleh kebelakang dan mendapati semua pasukannya telah tumbang akibat ulah yun hyeong.

Begitulah yun hyeong, kejam dan tidak mengenal ampun. Yun hyeong adalah penjahat yang terkenal dengan kejahatan brutal. Pembunuhan, gembong narkoba dan masih banyak lagi. Bisa dikatakan ia adalah iblis dikalangan mereka. Begitu seseorang mengusik apa yang ia sayangi, maka bisa dipastikan ia adalah target baru yang harus siap menerima permainan dari yun hyeong.

Yun hyeong mencekal tangan eun woo dan mendorongnya hingga hampir tersungkur. Eun woo menoleh geram, namun ia harus kelihatan tetap tenang. Eun woo mengeluarkan senyum meremehkan yang ia tunjukan pada yun hyeong. Yun hyeong tidak menggubrisnya dan malah beralih merangkul jungkook.

"Kau sudah makan?" Tanya yun hyeong pada jungkook dengan nada yang lembut.

"Belum hyeong, kau tau aku sangat lapar, tapi bajingan itu malah menggangguku dan membuat ku jengah" ucap jungkook sambil melirik sinis ke arah eun woo

Eun woo bukan lah tandingan yun hyeong, dengan santai yun hyeong berjalan kearah ke eun woo dan menendang kakinya hingga eun woo berlutut dihadapan. Eun woo meringis dan merilik yun hyeong dengan tatapan kebencian.

"Kau berani sekali datang ke kediaman ku, kau ingin mati? Adikku ini sudah sangat berani sekarang, owh iya aku lupa kau bukan adikku, kau anak dari si tua bangka itu"

"Kau lupa, orang yang kau sebut tua bangka itu adalah ayah mu, darahnya mengalir dalam tubuhmu, kau lupa, kau dan aku berasal dari rahim yang sama, ahhh perempuan itu memang pantas mati, dia hanya menyusahkan ayah saja, dia tidak berguna" eun woo tertawa meremehkan.

Jungkook sudah terpancing emosi, tapi tidak dengan yun hyeong, ia masih tenang, tapi tiba-tiba saja yun hyeong mengeluarkan sebuah pisau lipat dari sakunya.

"Ah kau terlalu banyak bacot" yun hyeong menggores pipi eun woo, membuat eun woo meringis kesakitan. "Owh wajah tampan adikku jadi rusak, aku hanya akan memperingati mu, aku akan membuat kau dan tua bangka itu merasakan penderitaan dan kehancuran, kau tak pentas menyebut ibuku dengan mulut hina mu, pulanglah dan katakan pada tua bangka itu, tunggu dan nikmati permainanku" yun hyeong menyeret eun woo keluar darinya dan mendorongnya hingga kali ini eun woo pun tersungkur ketanah.

"Jangan lupa kau bawa semua mayat mereka, aku tak punya tempat untuk sampah-sampah mu ini" yun hyeong berlalu meninggalkan eun woo.

**
Eun woo kembali ke kantor sang ayah dengan wajah ketakutan, karna tak berhasil menaklukan yun hyeong. ia membuka pintu ruangan sang ayah. Lee dong wook melihat kearah eun woo yang terluka dibagian pipinya. Lee dong wook berjalan perlahan kearah eun woo dan memegang luka pada bagian pipi eun woo, eun woo meringis menahan sakit.

"Kau emang anak tak berguna, tak bisa ku harapkan" tak hanya itu, lee dong wook menekan lebih keras luka eun woo, dan mendorongnya, hingga eun woo menabrak sebuah lemari besar. belum puas lee dong wook dengan itu semua ia meninju perut eun woo, membuat eun woo kembali meringis menahan rasa sakit. "Kalau kau tak juga bisa menjalankan perintah ku dengan baik, tangan dan kaki mu akan menjadi mainan ku". Eun woo hanya bisa diam dan menunduk ketakutan dengan kemarahan sang ayah

"Anak itu memang tidak tau diuntung, kau fikirkan bagaimana caranya agar dia bertekuk lutut dihadapan ku"

"Ayah kau tau jun hoe, sahabatnya yun hyeong, bagaimana kalau kita menghancurkan dia lewat teman" terdekatnya?"

Lee dong wook menganggung tanda dia akan mengikuti permainan yang dibuat putranya, diambilnya hp dalan sakunya dan mengklik nomor seseorang.

"Aku punya pekerjaan untuk mu, aku mempunya seekor binatang peliharaan untuk mu, kau bisa lakukan apapun sepuasnya, kau tau keluarga so jisub, aku ingin kau menghancurkan mereka, tanpa sisa satu orangpun" lee dong wook tersenyum akan rencana yang dibuat putranya, ia pun merangkul eun woo "kerja bagus" katanya sambil tersenyum. Hal itu mem buat eun woo sangat senang, ia sudah tidam perduli akan lukanya, ia akan mengikuti perkataan ayahnya asalkan ia mendapatkan perhatian penuh dari sang ayah.

ApologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang