2. Melody of Rain

8K 448 0
                                    

Park Chanyeol POV.

Hujan Mulai turun lagi, memang sekarang musim hujan telah tiba. Aku berlari kecil menuju halte bus sambil memegang tas yang berada di atas kepalaku untuk menutupi agar air hujan tidak jatuh di atas kepalaku. Dari jauh samar-samar aku melihat seorang yeoja yang duduk sendirian, sepertinya menunggu untuk hujan berhenti.

semakin dekat dengan halte, semakin jelas wajah yeoja itu. langkahku terhenti. Aku mengenalnya.

"Kang Min Kyung..." pekikku di tengah-tengah hujan deras. sekarang aku benar-benar dalam keadaan basah. sejenak berfikir apakah aku harus melanjutkan perjalananku menuju rumah dengan keadaan basah kuyup seperti ini. Tidak, itu tidak mungkin meskipun aku memaksakan diri tetap saja aku juga membutuhkan bus untuk pulang ke rumah, tidak mungkin aku menelpon ibuku dan memaksanya meninggalkan segala persoalannya di kantor, aku tidak ingin merepotkannya. aku menggeleng keras. akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke Halte. Dengan Ragu aku berjalan menuju halte. hingga akhirnya aku sampai di halte tersebut. aku mengambil tempat sedikit jauh darinya. berharap aku tidak mengusik ketentramannya.

Hening.

Sesekali aku menengok kearahnya.sosok itu masih setia duduk di kursi panjang yang disediakan untuk orang yang menunggu bus datang. sesekali rambut hitamnya yang tergerai dan poni yang menutupi dahinya itu tertiup angin. dia masih menunduk, terlihat tali putih disela-sela rambutnya bergantung di telinganya. Dia mendengarkan musik pikirku. tiba-tiba dia menoleh kepadaku dan aku kedapatan sedang menatapnya. Aku hampir jantungan ketika gadis itu menoleh sekilas kearahku.

" tsk ... semengerikan itu kah aku ? " ucapnya sambil melepaskan headset yang sedari tadi menggantung di telinganya itu.

dia bicara padaku? lalu aku harus menjawab apa ? jika aku jujur apakah dia marah dan kemudian menghajarku? aku masih tak bergeming.

" tenang saja, aku tidak akan menghajar sunbae, kecuali kau macam-macam denganku" ujar Min Kyung terdengar meyakinkan.

sekarang aku bisa bernafas lega mendengar hal yang ia katakan, lagipula untuk apa aku macam-macam dengannya, jika aku melakukan itu artinya aku sama saja bunuh diri.

" duduklah... " ragu-ragu kudekati ia. Aku mengikutinya duduk di halte bus itu. aku menengok kearahnya dan mendapati ia menatap titik-titik hujan begitu dalam, seperti meresapi setiap rintik hujan yang jatuh memendar di tanah. dia termenung lalu tersenyum. untuk pertama kalinya aku melihatnya tersenyum setelah 2 tahun kami bertemu.

" Senior, Apakah kau menyukai hujan ?" gumam Min Kyung yang masih menatap titik-titik hujan.

" Tidak begitu juga" jawabku yang juga ikut menatap hujan seperti yang ia lakukan.

" lalu, apakah kau pernah dengar jika hujan dapat menghapus kenangan menyedihkan ?" aku mengernyit mendengar gumamannya kali ini.

"aku pernah mendengarnya, itu hanyalah kalimat kiasan yang di gunakan orang-orang puitis" mendengar jawabanku kali ini, ia mengernyit lalu menoleh kepadaku. aku menyadarinya, ia menatap tajam kearahku. aku menoleh dan sekarang mata kami saling bertemu. matanya nanar.

apakah yang kukatakan itu salah ? pikirku. lalu ia kembali menatap lurus kedepan. hingga ponselnya berdering. Ia merogoh ponselnya dari saku Blazer seragamnya dan mengetuk layar ponselnya itu dan menaruh ponselnya dekat telinganya.

" Yeoboseyo ?" ucapnya.

" ... "

" aku berada di halte tak jauh dari gerbang sekolah, cepatlah, atau aku akan menghajar kalian lagi seperti malam itu "

" ...."

Ia pun menjauhkan ponsel dari telinganya dan kembali menaruh itu kedalam sakunya, lalu berdiri. tak selang berapa lama kemudian sebuah mobil hitam Mercedes Benz terparkir tepat di depannya. seorang pria bertubuh tegap keluar dari mobil dengan payung di tangannya.

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang