1. 11 IPA 4

23 7 3
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Kelas 11 IPA 4, kelas berisikan tiga puluh dua murid yang bisa dibilang biasa saja. Tidak sepintar murid murid kelas 11 IPA 1, tidak seaktif murid murid kelas 11 IPA 2 dan tidak sepopuler murid murid kelas 11 IPA 3.

Kelas 11 IPA 4 adalah salah satu dari lima kelas tidak begitu menonjol di Elcore Highschool ini.

Meskipun begitu, kelas 11 IPA 4 adalah tempat berpulang yang paling nyaman untuk para penghuninya.

Dan disanalah gue menghabiskan waktu waktu terindah dimasa SMA gue tanpa memikirkan hal apa yang akan datang.

Oh iya, gue Olivia Louvremonth, wakil ketua kelas dari kelas 11 IPA 4 yang setiap hari kerjaannya cuma memeriksa lembar kerja anak anak sekelasan atau bercanda bareng anak anak cewe didepan kelas.

Yah meski terkadang lembar jawaban yang harus gue periksa itu seabrek, tapi gue gak sesibuk Jevan yang setiap jam istirahat pasti dipanggil guru buat jadi babu dadakan. Entah itu wali kelas atau guru guru lain.

Jujur gue kasian sama dia yang jarang banget bisa makan pas jam makan siang, tapi gue bisa apa? Gue bukan orang yang punya otoritas di sekolah.

"JEDARR!" Gue yang lagi meriksa lembar kerja anak anak kelasan langsung tersentak kaget saat suara menggelegar itu menyentuh indera pendengaran gue.

Gue menoleh dengan kesal "ARKAAA!" Teriak gue dengan kesal "Kecoret kan, gara gara lo nih!"

"Raraa! Lembar kerja lo―" Buru buru Arka membekap mulut gue dengan tangannya.

"Iya iya ampun Lip, diem plis. Gue gamau kena amuk mak lampir," Ucap Arka.

Dengan paksa gue ngelepas bekapan Arka dimulut gue "Siapa suruh lo tiba tiba ngagetin gitu, hah?" Sahut gue separuh kesal.

"Ya maap atuh, nanti gue yang ngomong ke Rara." Ucap Arka lalu ia duduk ditempat duduknya alias disebelah gue.

Arka menumpukan dagunya ditangan kanannya, dia menatap gue yang kembali sibuk dengan lembar kerja anak anak sekelasan.

Sesekali gue ngelirik Arka yang juga lagi natap gue. Oh iya dia Arkanstara Yehezkiel, temen sebangku gue selama gue kelas sebelas.

Gue sama Arka udah ngehabisin satu semester lebih duduk bareng. Tapi meski udah duduk bareng selama satu semester penuh, ga ada yang spesial diantara gue sama Arka.

Gue gatau apapun tentang dia dan dia juga gatau apapun tentang gue. Kami lumayan jarang mengobrol tentang hal hal pribadi, kami hanya mengobrol dengan topik sekolah. Entah itu dari pak satpam sampai ibu kantin pun kami ghibahin.

Dan setiap ada kata 'kerja kelompok' keluar dari mulut guru, biasanya Arka langsung gercep narik kursi gue mendekat ke arahnya terus ngangkat tangan "Bu! Saya sekelompok sama Livia ya,"

Kalau ada yang lain mau sekelompok sama gue, Arka pasti selalu bilang "Gabisa gabisa! Lipia udah gue booking sejak awal,"

Karep lo dah, untung cakep.

Dan gue juga udah biasa sekelompok sama dia, pokoknya kalau ada apa apa di sekolah pasti selalu nama Arka yang pertama kali muncul dikepala gue. Entah itu minjem pulpen, minta air, minjem duit dan sebagainya.

Cuma satu yang ga pernah gue minta tolongin ke Arka, pulang bareng. Gue ga pernah minta tolong buat anterin pulang ke Arka dan Arka juga ga pernah nawarin gue buat pulang bareng.

Jadi ya biasanya gue nebeng sama Riki atau ga sama Jevan kalau dia gak dibabuin sama guru.

Yah jadi begitu lah awal masa masa indah SMA gue, meski ga seindah orang lain...
YANG PENTING GUE NIKMATIN, heheh



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙲𝙻𝙰𝚂𝚂𝙼𝙰𝚃𝙴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang