6. Sundate <3

8 4 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Suara bel pintu berbunyi tanda ada seseorang yang masuk ke dalam daycare, gue yang lagi ngobrol sama pengasuh lainnya langsung berdiri dan menghampiri pintu.

Senyum gue ngembang waktu ngeliat seorang anak perempuan kecil yang menggandeng lelaki yang kelihatannya lebih tua dari gue "Kak Lipi!" Teriak anak kecil antusias.

Gue tersenyum "Airaaa~!" Sapa gue dengan senyum lalu gue noleh ke arah lelaki yang mengantar Aira "Pagi kak Angkasa."

Lelaki itu mengangguk singkat "Pagi Livia." Sahutnya singkat.

Aira melepas gandengannya dari kak Angkasa dan berlari kecil ke arah gue, anak itu meluk kaki gue dengan senyum lebar diwajahnya "Kak Liviaa~! Aira kangenn," Ucapnya sambil mendongak.

Tangan gue bergerak ngusap kepala Aira lembut "Kakak juga kangen Airaa," Sahut gue ramah.

Gue noleh ke arah kak Angkasa yang masih diam ditempatnya "Tasnya Aira, kak. Biar aku bawa ke dalem." Ucap gue.

"Oh, iya." Sahutnya sambil memberikan tas pink Aira ke gue, mukanya datar datar aja, kaga ada ekspresi.

"Titip Aira." Ucapnya ke gue lagi yang gue balas dengan anggukan.

"Aira, kakak tinggal ya. Baik baik sama kakak kakaknya, jangan bandel." Ucap kak Angkasa pada Aira.

"Iya, kakak pergi aja sana! Aira ga bakal bandel ke kak Lipi!" Sahutnya.

"Livia, kalau nanti Aira bandel langsung kamu dibuang aja gapapa." Katanya sambil natap gue.

Aira melepas pelukannya di kaki gue, pipinya menggembung kesal "Kak Angkasa ih! Aira bilang mamah ya!" Ancam Aira dengan gemasnya.

Gue ketawa "Jangan lah kak, dikata Aira kucing?" Tanya gue.

Kak Angkasa ngangkat bahunya acuh "Yaudah, duluan ya." Kata kak Angkasa sambil melambaikaan tangan sekilas ke arah gue dan Aira.

"Iyaa, hati hati di jalan kak Angkasa." Ucap gue sedangkan Aira cuma dadah dadah kecil.

"Ya, makasi." Sahutnya sebelum akhirnya keluar dari pintu daycare.

Gue noleh ke arah Aira "Kalau gitu, ayo kita ke dalem." Ucap gue ramah.

Tangan gue bergerak buat ngegendong Aira dan berjalan masuk ke dalam "Aira kangen kakak gak?" Tanya gue.

Aira megangguk antusias "Kangen bangett! Yang lainnya juga kangen sama kakak, tapi Aira yang paling kangen!" Sahutnya dengan nada riang dan sedikit penekanan di akhir.

Gue terkekeh gemas "Iya deh, Aira yang paling kangen sama kakak." Sahut gue.

Aira tersenyum puas "Hehe." Aira meluk leher gue dan nyembunyiin mukanya diceruk leher gue.

𝙲𝙻𝙰𝚂𝚂𝙼𝙰𝚃𝙴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang