3. Schon Verliebt

22 4 2
                                    

Pagi tlah menyapa seorang insan yang sedang duduk merias dirinya di depan cermin, dengan senyum simpul yang terpancar dengan manisnya.

"Masa depan yang indah untuk manusia yang tidak menyerah, semangat van" ucap Vania mengucapkan kata semangat untuk memulai harinya seperti biasa.

Dan saat Vania sedang menunggu seseorang diluar kost annya, tiba-tiba notif pesan WhatsApp nya bergetar dan menampilkan bahwa hari ini ia tidak ada jam untuk ke kampus karena dosennya tidak akan masuk dan diberikan tugas pengganti. Namun saat Vania akan kembali masuk.

"Pagi cewek cantik" ucap Arkana dengan begitu semangatnya.

"Eh lo ka, gue baru aja mau pc bilang kalau sekarang gue kosong, dosennya izin" ucap Vania

"Bagus dong, kkp kuy" ucap Arkana

"Lo ngampus ka, udah ah lagipula gue ada tugas juga" ucap Vania

"Yaudah ayok kita berangkat" ajak Arka menarik tangan Vania pelan.

"Lah, lo gimana sih, gajelas anjir, kemana?" Tanya Vania

"Ke KUA" ucap Arkana santai dan membawa Vania menaiki motornya.

"Gila lo pagi-pagi" ucap Vania menoyor kepala Arkana pelan dari belakang.

"Emang" ucap Arkana mulai menyetir motornya menuju sebuah tempat.

Dan kini mereka berdua pun berhenti di sebuah kebun teh yang hijau, membuat gadis itu menatap takjub.

"Lo serius?" Tanya Vania

"Iyalah, yakali gue bohong" ucap Arkana tersenyum teduh.

"Gue ga nyangka lo bakal ajak gue kesini" ucap Vania bahagia.

"Untuk lo, gue pasti berusaha melakukan apapun supaya lo bisa tersenyum bahagia van" ucap Arkana

"Thanks ka, i'm lucky to have your heart" ucap Vania

"Always love you Vania Clarissa Singh" ucap Arkana menyatukan jari kelingkingnya dengan milik Vania, seperti seseorang yang mengikrarkan sebuah janji.

"Kita main sekarang?" Tanya Arkana dengan menyodorkan tangan kanannya untuk menggenggam tangan Vania.

"Of course" ucap Vania senang dan melempar asal buku yang tadi ia bawa dan berlari menelusuri kebun teh bersama lelaki kesayangannya.

"Lo bisa kejar gue ga van?" Tantang Arkana

"Lo ngeremehin gue ka?" Tanya Vania

"Bisa dibilang begitu" ucap Arkana tertawa dan mulai berlari dengan bahagia meninggalkan Vania, dan tentu saja gadis itu mengejar.

"Awas lo ka, gue tangkep baru tahu rasa" ucap Vania

Dan tiba-tiba Arkana belok masuk ke tengah kebun teh, hingga Vania pun mengejarnya namun saat Vania berbelok Arkana sudah ada di depannya.

"Pagi kain kavan" ucap Arkana kencang yang mengagetkan gadis itu.

"Anjir lo ya" ucap Vania memukul dada bidang Arkana keras dan terus maju mendekatkan badannya ke arah Arkana hingga Arkana yang belum siap pun terjatuh sambil menarik pinggang Vania agar ikut jatuh.

Kini posisi mereka tertidur diatas hamparan tanah, dan juga ditengah kebun teh, dengan Vania yang menindih badan Arkana dan kepalanya aman karena jatuh ke dada bidang Arkana, dan tanpa sadar telapak tangan Vania menjadi alas untuk kepala Arkana hingga tidak mengalami benturan ke tanah langsung.

"Van, lo bisa bangun ga? Gue berat & sakit nih" ucap Arkana

"Aish lo sih aneh-aneh pake narik gue segala" ucap Vania langsung bangun dan membuat kepala Arkana terbentur ke tanah.

KUA (Kenangan Untuk Arka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang