Kiana^POV
Walau penuh tanda tanya yang terus berputar dalam dalam pikiran, aku sangat menikmati perjalanan sunyi dibawah langit jingga. Disinilah kami sekarang, dibawah pohon-pohon rindang dengan angin berhembus menyapa kulitku. Cukup banyak warung yang menjual makanan disini, tidak heran karena memang tempat ini sangat ramai karena sejuk dan cocok untuk tempat menghilangkan penat. Aku mengikuti langkah Raffael menuju pedangang yang menjual bakso.
"Mang, baksonya dua ya" kata raffael kepada pedagang tersebut.
Selama menunggu bakso datang kami hanya diam, aku terfokus melihat anak kecil berjualan kerupuk dengan senyum tak pernah pudar, walau tidak dihiraukan orang tawarannya. fokusku teralih saat pedangang bakso membawakan bakso pesanan kami. Aku memandangi Raffael yang hanya fokus dengan makanannya, sebenarnya cukup menyebalkan sedari tadi hanya hening diantara kami diantara kerumunan yang bahagia.
"Mau tambah lagi" tanya Raffael setelah suapan terakhirnya.
"Gak usah, udah kenyang"
"Yaudah, bentar gue bayar dulu" setelah Raffael membayar, kami ke taman dan duduk didepan danau buatan di tengah taman.
"Kirana" aku menoleh saat dia memanggil.
"Gue tahu kata-kata gue gak akan memperbaiki semua, tapi gue mau minta maaf buat keegoisan gue, waktu itu gue cuman percaya sama pikiran gue sendiri tanpa melihat dari sudut pandang yang lain, dan gue sadar hal itu bodoh dan gak seharusnya gue lakuin"
"Gue paham kok, waktu itu lo cuman khawatir" balasku.
"hahaaa, lo gak berubah ya sama aja kayak dulu, gak bisa ngungkapin kemarahan ke gue".
"Apaan sih.. karena belum waktunya aja, kalau lo udah kelewat batas juga pasti gue grauk"
Percakapan kami cukup panjang sore itu, walau masih dalam suasana canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIANA
Teen FictionKisah tentang Kiana seorang perempuan tangguh dan periang, kehidupannya berubah lebih berwarna saat ia dekat dengan Raffael. "Kalau aku bilang karena cinta kamu percaya?"