05

15 9 4
                                    

Kiana dan Raffael cukup dekat saat kelas X, Raffael sering mengantar Kiana pulang, menemani Kia mencari buku atau sekedar keliling kota jakarta. Sayangnya kedekatan mereka tidak bertahan lama Raffael tiba-tiba bersikap dingin pada Kia setelah jadian dicafe waktu itu, padahal Kiana tidak marah pada Raffael, kia tahu Raffael marah karena khawatir dengan kondisinya yang belum pulih saat itu. Kia selalu mencoba untuk bicara tapi sikap dingin Raffael yang selalu ditunjukkan padanya membuat Kia akhirnya menyerah.

*****

Tok.. tok...tok

"Sebentar".

Kiara sedikit melongo, tidak menyangka Raffael akan memenuhi permintaan mamanya.

"Ehhh lo rel, mau ngapain?". Raffael kesal dengan pertanyaan Kiana, Dia kira Kiana akan menyambutnya dengan manis setidaknya berdandan sedikit. Tapi Raffael jadi gemas dengan rambut Kia yang dicepol sembarang ingin rasanya Raffael mengacak-acak rambut Kia.

"Gue ngantuk jangan nganggu".
Raffael langsung masuk dan berbaring di sofa.

"Gue pikir lo gak bakal dateng, lagian gue juga gak ada rencana mau pergi kemana-mana"

Tidak ada sahutan, apakah Raffael benar-benar sudah tertidur pulas. Padahal baru lima menit dia berbaring. Kia tidak ambil pusing, dan kembali mengerjakan soal-soal untuk persiapan ujian. Sesekali dia melirik kearah Raffael yang sudah tertidur pulas, wajahnya sangat lembut saat tertidur, tidak salah dia menjadi most wanted disekolah.

"Pandangi aja terus, mumpung gratis".

Kia langsung mengalihkan pandangan dan kembali mengerjakan soal-soal yang ada di bukunya. Raffael bangkit dan mendekat kesamping Kia, jarak mereka sangat dekat sehingga jantung kia berdetak lebih cepat.

Rafaael POV^

Sebenarnya aku selalu memperhatikan kiana semenjak kelas X karena mama yang meminta aku menjaganya disekolah. Aku cukup prihatin pada kiana karena ayahnya sudah meninggal dan sekarang dia hanya tinggal bersama bundanya, kata mama perusahaan ayahnya sekarang dikelola oleh pamannya sehingga biaya hidup mereka masih tetap bisa terpenuhi. Tetapi bunda kia tetap bekerja dengan membuka butik di Jakarta. Kiana cukup tekenal disekolah karena baik, ramah, pintar dan lumayan cantik.
Hubunganku dengan Kia mulai renggang saat aku membentak Kia dicafe karena aku melihat dia bersama lelaki lain, Entah cemburu atau merasa dibohongi aku tidak mengerti padahal saat itu status kami hanya sebatas teman.
Tetapi akhirnya aku menyesal, Dino lelaki yang bersama Kiara dicafe waktu itu menjelaskan bahwa dia dan Kiara terpilih menjadi perwakilan sekolah untuk olimpiade geografi di Bandung.

"Kiara sama gue dipilih Miss Titin buat olimpiade, itu juga dadakan. Saat itu gue gak tahu kalau dia sakit soalnya pas gue telepon dia langsung setuju buat ketemu dicafe, karena gue mau ngasih tau materi-materi yang harus dia pelajari".
Aku sangat kacau setelah mendengar penjelasan Dino.

"Lo seharusnya gak bersikap kayak gitu kemarin rel, Lo kan tahu Kiana pengen banget ikut olimpiade ini. Lo harus minta maaf sama dia" jelas Dino.

Sejak saat itu aku memilih menjauh dari kia karena takut akan melukainya lagi.
****

Sepertinya benteng pertahanan ku sudah runtuh, Hari ini aku memutuskan pergi kerumah Kiana. Bukan karena ancaman bunda, aku merasa harus memperbaiki semuanya.
Pagi ini kia sangat mengemaskan rambutnya yang panjang diikat asal sehingga meninggalkan beberapa helai rambut di wajahnya, memakai kaos doraemon dan celana jeans pendek, wajahnya sangat imut tertutupi beberapa helai rambut.

"Buruan ganti baju, bosen gue".

"Kita mau kemana emangnya?" Tanya Kia.

"Nanti juga Lo tahu, gue tunggu didepan".

****

KIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang