03

21 12 6
                                    

Sekarang Meraka bertiga sedang berada dikamar Vika, sedari tadi Yura dan Kia sudah memberikan nasehat kepada vika.

"kenapa sihh harus gue terus yang ngalah dan nelepon duluan" suara vika bahkan sudah sedikit serak karena dari pulang sekolah sudah menangis.

"Gak papa kali Vik daripada Lo jadi uring-uringan gini"

Vika memberanikan diri untuk menelepon vino dan tak menunggu waktu lama vino menjawab telepon tersebut.

"Kenapa sayang? Aku lagi ngerjain tugas nih"
Jawab vino dengan rasa tidak bersalah padahal dia sudah dua hari tidak mengabari Vika.Vika masih bungkam, kia dan Yura memberi kode untuk vika segera bicara.

"kamu nangis sayang? Jawab aku dong". Kiara dan Yura sudah tidak tahan rasanya ingin sekali mereka mencakar muka Vino.

" gila kamu ya vin udah dua hari kamu gak ngabarin aku padahal kemaren malam kamu masih bisa ngepost foto bareng cewek lain" air mata vika sudah tidak terbendung lagi dia menangis sejadi-jadinya.
" jawab vin siapa cewek itu"

"Kamu kok semakin gak bisa ngertiin aku sihh vika, aku kan udah bilang kalau aku lagi banyak tugas karena sebentar lagi akan ujian, harusnya kamu ngerti aku harus belajar"

"bullshit! alibi kamu sok-sok belajar, padahal kamu pergi sama cewek lain. Seenggaknya kabarin aku bisa kan vin".
"Kamu masih aja kayak bocah yaa vik, kapan sih kamu bisa dewasa". Suara Vino semakin berat, sedangkan Vika masih belum berhenti terisak.

Suasana mulai semakin gaduh Kia sedari tadi berusaha membuat vika bisa lebih tenang tapi nihil dia malah semakin geram karena vino mengatakan dia tidak bisa dewasa.

"gue benci sama lo vino, gue benciiiii... mending kita putus aja".

"sayang dengarin aku dulu----"
Vika mematikan sambungan sepihak dan tangisnya kembali pecah...

****

Ujian tengah semester sudah selesai dan hari ini adalah pengambilan rapor. Tidak perlu membawa orang tua, rapor bisa diambil sendiri oleh setiap siswa.

"liburan ini aku sama bang ilham liburan kerumah nenek di bandung" seru vika dengan antusias, vika memang sangat sayang kepada neneknya.

"aku liburan ini dirumah ajasih privat SBMPTN untuk persiapan ujian sama kak ayu, gue harus lulus hukum UI" tegasnya dengan semangat.

Semua keluarga Yura memang lulusan Hukum, tidak heran jika Yura pun berusaha untuk bisa masuk hukum. Kata yura mama dan papanya bertemu dikampus dan mulai dekat karena mereka satu organisasi.

"bukan lo aja Yur kita harus lulus Hukum UI bertiga" ujar vika.

"Gue gak janji vik, yur tahu sendirikan paman maksa gue masuk bisnis biar bisa bantu ngelola perusahaan alm.ayah"

"gak seru ihhh kia masa beda sendiri nanti" protes Yura.

Kia harus memikirkan saran paman untuk mengambil jurusan bisnis karena dia anak ayah satu-satunya, perusahaan yang ayah wariskan nanti otomatis akan jatuh kepadanya apalagi kata bunda perusahaan itu dirintis ayah dari nol. Sejak kelas X kia sudah tertarik pada jurusan hukum, bunda sering bercerita bahwa dulu dia sangat ingin kuliah jurusan hukum tetapi karena permintaan nenek bunda jadi kuliah jurusan akuntansi. Karena itulah aku merasa tertantang utuk melanjutkan cita-cita bunda, menegakkan keadilan adalah hal yang mulia.

Tapi kia juga tidak mau mengecewakan ayah, Kia harus bisa meneruskan perusahaan ayah.

🌼🌼🌼🌼🌼

Gimana guys suka gak???
Aku masih butuh saran dari kalian.

Semoga cerita ini bisa menghilangkan sedikit rasa bosan kalian selama di rumah aja yaaa

See you❤️

KIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang