Satu

100 63 62
                                    

"Krisan... Ayo putus. Ternyata lo nggak cocok sama gue." putus Ando, siswa yang beberapa hari ini menjadi pacar Krisan.
Mata Krisan memincing, bukan menatap Ando yang menatapnya malas tetapi menatap Baby, salah satu temannya yang sedang memeluk lengan Ando.

"Oke. Kita putus." balas Krisan sedikit tak rela. Bukan tak rela karena masih memiliki perasaan pada Ando, tetapi karena statusnya yang akan men-jomblo lagi.

Ando mengangguk. Berjalan pergi sambil menggandeng tangan Baby meninggalkan Krisan bersama siswa siswi di koridor.

"Bentar. Siapa yang nyuruh lo pergi?" Ando dan Baby berhenti. Menoleh bersamaan Krisan yang berjalan mendekati mereka.

"Ada apa lagi? Kita udah selesai ka--- ANJING!" Ando memekik mendapat tendangan maut dari Krisan pada tulang keringnya.

"Lo apa apaan sih?!" sentak Baby kesal. Tak terima melihat pacarnya yang sedang berguling guling sambil memeluk kaki kesakitan.

Krisan malah tertawa setan melihat Ando yang sedang berguling guling. Lalu pergi ke kelasnya.

"Krisan dilawan..." salah satu siswa yang menonton berteriak. Kemudian tertawa diikuti oleh beberapa temannya.

"Pasti sakit tuh." ada yang meringis, melihat Ando yang masih setia berguling guling.
Dan yang lainnya hanya geleng-geleng kepala.

***

"Lo abis putus sama Ando, kan?" tanya Mentari, teman dekat Krisan.
"Lo udah tau ngapain nanya?!" sewot Krisan yang suasana hatinya sedang suram.

Mentari tertawa, "Ngapain lo pikirin terus? Biasanya bodo amat." cibirnya.

"Gimana gue nggak mikir?! Ini udah ke lima kalinya gue dikhianati."

Mentari makin tertawa. Mengingat nama nama cowok yang sudah mengkhianati teman dekatnya itu.
"Mending gue aja yang milih cowok buat lo."

"Hah? Gimana? Cowoknya yang mana?" tanya Krisan beruntun, saking antusiasnya.

"Ayo ikut gue." Krisan mengikuti Mentari yang sudah berjalan mendahuluinya.

Krisan mengernyit saat sadar jika Mentari malah mengajaknya ke kantin.

"Mentari! Lo ngapain malah ngajak gue ke kantin? Lo bilang mau ngenalin gue ke cowok pilihan lo?" kesal Krisan.

"Bentar, Krisan. Sebelum kenalan gue jelasin dulu." gemas Mentari. Dia mengajak Krisan yang tak sabaran duduk terlebih dahulu.

"Lo liat mereka?" Mentari menunjuk segerombolan siswa ganteng yang sedang duduk tak jauh dari mereka.

Krisan mengangguk. "Cowok pilihan lo buat gue itu salah satu dari mereka?" tebaknya.

"Hem. Bener banget. Lo kenal mereka semua kan?" tanya Mentari sebelum menyapa mereka.
"Ke-Hah? Enggak?" tanya Krisan tak yakin.

Mentari menepuk jidat kesal. "Bisa bisanya lo nggak kenal sama mereka,"

"Ya gi-" ucapan Krisan terputus kala Mentari menarik tangannya menuju gerombolan cowok ganteng itu.

"Eh, Mentari. Apa kabar?" sapa salah satu dari mereka ramah. Matanya menyipit saat tersenyum.

"Hahaha. Aku baik kak. Lama nggak ketemu." balas Mentari kalem. Krisan sampai mendelik melihat sikap Mentari yang tak seperti biasanya.

Setelah saling menyapa, tiga cowok yang sepertinya dekat dengan Mentari itu menatap Krisan ingin tau.

"Hallo kak." sapa Krisan canggung. Ke tiga cowok itu tersenyum ramah sambil membalas sapaan Krisan.

Krisan [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang