"Hai, Krisan. Gue Park Jimin, kakaknya Mentari." kakak Mentari yang katanya bernama Park Jimin itu lebih dulu mengulurkan tangannya pada Krisan yang terlihat bingung.
"Hai juga kak. Gue Krisan..." akhirnya setelah loading beberapa detik Krisan membalas jabatan tangan kakaknya Mentari sambil tersenyum tipis.
🌝
"HAHAHAAHAHAAAAAHAHAHAHA" Krisan tak berhenti tertawa ngakak mengingat ingat perkenalannya dengan kakak Mentari tadi.
Sedari tadi saat berhadapan dengan kakak Mentari ia sudah menahan tawanya agar tidak keluar.
"Dih, lo nggak gila kan?" Mentari sedikit menjauh dari Krisan. Merasa heran saja karena dari tadi Krisan tertawa terbahak-bahak.
"Oh. Atau terpesona sama kegantengan kakak gue? Tapi nggak mungkin sampe ketawa gini," gumam Mentari yang terdengar tak yakin.
"Sumpah, Tar. Demi apa? Kakak lo namanya Park Jimin dan wajahnya bener bener mirip sama bias gue yang namanya juga Park Jimin?!" heboh Krisan.
Ia benar benar tak percaya sampai berkali kali menampar pipinya sendiri.
"Hah? Gimana-gimana?" tanya Mentari agar Krisan mengulang pertanyaannya.
"Gue nggak lagi mimpi kan? Tolong bangunin gue! Cubit gue, cubittt-AW!" Krisan meringis saat mendapat cubitan menyakitkan dari Mentari.
"Lo bukan jurig yang sedang menyamar jadi temen baik gue kan?" selidik Mentari waspada.
"Tar, nama kakak lo beneran Park Jimin?" Mentari berdecak karena sudah beberapa kali mendengar pertanyaan sama dari Krisan.
"Lo nggak percaya banget sih? Lo ragu karena gue sebagai adiknya jelek?" sewot Mentari.
"Enggak, enggak gitu. Lo cantik, Tar. Tapi nama dan muka kakak lo itu mirip banget sama bias gue." ujar Krisan.
Mentari malah memegang kening Krisan, memastikan apakah teman dekatnya itu panas atau tidak.
"Lo kenapa sih?" tanya Mentari khawatir. Padahal ia tak merasa jika kening Krisan panas, suhunya terasa normal normal saja.
'Lo yang kenapa?!' teriak Krisan dalam hati karena emosi.
"Hah. Lupain lupain," balas Krisan malas. Ia meraih handphonenya yang tadi diletakkan di meja belajar milik Mentari. Fokus memainkannya.
"Krisan, Lo ngambek ke gue?" tanya Mentari hati hati.
"Enggak kok. By the way, kakak lo ganteng banget." ujar Krisan mengalihkan pembicaraan.Lebih baik membicarakan kegantengan Park Jimin yang selama ini menjadi biasnya.
Mentari tertawa, sudah berkali kali mendengar pujian yang tertuju pada kakak laki-laki nya.
"Haaa...!!!" Krisan tersentak membuat Mentari menjadi kaget. Menatapnya heran.
"Jangan-jangan cowok pilihan yang lo maksud itu kakak lo..."
"Lo lama banget ngeh nya" sinis Mentari. Bisa bisanya Krisan tak menyadarinya dari tadi. Krisan hanya cengengesan, bisa bisanya tak sadar.
"Krisan! Krisan! Liat ini deh!" heboh Mentari sambil menepuk nepuk kasar lengan Krisan. Krisan balas menepuk kasar lengan Mentari, "Apasih? Heboh amat deh" kesal Krisan.
Mentari balas cengengesan, mendekatkan handphone miliknya ke Krisan.
"Terus kenapa?" tanya Krisan dengan dahi berkerut setelah melihat layar handphone Mentari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Krisan [Park Jimin]
Teen FictionJust Fanfiction Park Jimin| BTS ❝Dari awal, gue udah ngerasa kalo semua ini aneh.❞ "Hai juga, Kak. Gue Krisan..." "Krisan, lo ngambek ke gue?" "Jangan diinget, jangan dibahas!" "Tamu adalah Raja, Tar" "Ayo, gue anter pulang" Higest rank #1 in Krisa...