2

22.5K 75 0
                                    


Ga selang beberapa lama kepala sekolah mengetuk pintu “selamat siang pak heru, maaf mengganggu, saya mengantar anak baru pak.. kamu silahkan masuk nak.. saya pamit ya pak” ucap pak kepala sekolah dengan ramah. “silahkan masuk nak, dan perkenalkan diri didepan” persilahkan pak heru dan dia pun mengenalkan dirinya “selamat siang semua, saya Maura Anista saya pindahan dari SMA Kumala di Makasar..emm semoga kita dapat berteman dengan akrab ya” ucapkan dengan lembut, rambut yang terurai panjang sangat berkilau seperti artis shampoo, badannya professional dengan dada dan pinggul yang hot dengan kulit putih, hidung mancung dan bibir yang merah dengan sapuan lip gloss membuatnya sangat menggiurkan dimataku, ya aku penyuka sesama jenis dan bagiku dia sangat hot, bahkan lebih hot daripada artis-artis porno koleksiku. Mataku tertuju padanya sehingga tak menghiraukan pertanyaaan anak kelas yang mengganggunya..ini ajaib, sempurna dan benar yang dikatakan Caca, aku berliur….
.
“ok Maura, kamu duduk di samping Luna ya dibelakang sana, karna itu kursi yang tersisa” ucap pak heru “baik pak” iapun berjalan kearahku yang kuikuti pergerakannya, dapat ku pastikan seseorang sedang senang karena menang taruhan, “aku duduk disini ya, Luuu…” “Luna Wijaya..Luna” jawabku dan mempersilahkan dia duduk, anjrit wangi cuuuyyyy melting kuaaa.
.
Hp ku bergetar dan menampakkan chat masuk dari Caca “duit ku tf dalam 5 menit.. kalo ga foto lu ngences kua post ig hahahahahah” setelah ku baca pesan yang dikirimnya, langsung ku transfer uang dengan segera, “dasar sahabat taik ni orang!!” ucapku yang sepertinya di dengar gadisku, eh gadisku…haha akan ku jadikan dia gadisku segera. “apa lun?” Tanyanya, dan benar dia mendengarnya “eh ga kok, ini ku bales chat hehe” jawabku cepat dan dia hanya mengangguk menanggapinya. Selama pelajaraan taka da percakapan yang kami lakukan sampai bel pulang sekolah berbunyi. Caca menghampiriku untuk pulang bareng, akupun melirik Maura yang sepeertinya kebingungan, “Ra, lu kenapa? Ga pulang?” tanyaku memastikan, “ah itu lun, sopirku ga bisa jemput karena lagi pergi dengan papa, dan aku ga berani pulang pake grab, ini aku telvon mama, ga diangkat” ucapnya bergetar seakan mau menangis. “ikut kita aja ra, biar kita anter. Eh luna si yang anter, mobil dia hahaha” ucap caca sambil mengedip sebelah matanya padaku, akupun menangkap sinyal itu dan mengangguk yakin padanya. “maaf ya ngerepotin padahal baru kenal” katanya lirih “ah santai aja lah ra, namanya juga temen” balasku sampil merangkulnya.. mantep gat u modus ku hahah.

BERBAGI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang