Dia berjalan menghampiriku dan langsung berbaring disampingku, membuat baju kaos yang dikenakannya terangkat memperlihatkan paha nya yang putih. “Lun, kamu tau ga? Aku tu sering ditinggal orang tua aku kerja, pembantu kupun ga tinggal dirumah, jadi kadang malam aku sendiri..ketakutan” ucapnya sambil memandang langit-langit “jadi, pas kamu mau singgah kerumahku, aku seneng banget ada temen” sambungnya. Aku yang duduk disampingnyapun menangkan rona wajahnya yang sedih “santai aja ra, kalau kamu takut dan butuh temen hubungin aku aja” jawabku sambil meletakkan gelas di meja “ortuku cukup bebas terhadapku” sambungku. “ahh.. bener nih? Asiikk seneng banget aku lun…” ucapnya girang dan melompat memelukku, seketika tubuhku menegang karena gundukan miliknya bertemu dengan milikku, sejujurnya punyakupun cukup berisi. Sensasi yang tak pernah kurasakan ini membuatku tak tau harus apa, karena meskipun aku menyukai sesama jenis, tapi aku belum pernah berpacaran aku hanya memuaskan nafsuku dari bacaan dan tontonan saja, tak ku sangka prakteknya lebih nikmat.
.
“makasih Lun..udah cantik..baik lagi” ucapnya yang masih memelukku sambil melompat-lompat sehingga milik kami jadi saling bergesekan. “iyaahhh” ucapku sedikit berdesah ditelinganya “kamu?” ucapnya terkejut dengan desahanku dan memegang bahuku, akupun jadi salah tingkah “iyaaaahhhhhhhhhhh” ucapku panjaang dengan penekanan untuk meyakinkannya aku tidak mendesah karena nafsu. Mampus gue ucapku dalam hati, diapun hanya mengangguk dan mengambil ponselnya. “berapa nomormu? Nih masukin” ucapnya sambil menyodorkan Hpnya, akupun langsung memasukkan nomorku dikontaknya. “Lun lihat sini” ucapnya sambil mengambil selfie kami berdua dengan posisi dia merangkulku dan aku ternganga “ah sialan lu ra, gua belum siap!! Apusss…. Ulanngggg” rengekku padanya saat sadar betapa konyolnya pose ku. “hahaha oke okee ulang yaa siap 1 2 3”
Cekrek
pose senyum
Pose dia rangkul aku
Pose jelek
Pose aku rangkul dia
“Lun” panggilnya dan otomatis aku menghadapnya dan cekrek!! Pose kami berciuman!! Akupun kaget dan mematung dengan yang baru terjadi, melihat tampangku dia hanya terkekeh. Tak lama dia mengirimkan foto-foto itu ke nomorku. Saat aku melirik jam ternyata sudah magrib, akupun segera pamit padanya. “Ra.. aku pamit dulu ya, udah sore..” “oh iya hati-hati ya” saat dia mau beranjak dan mengantarku “ga usah dianter, wong baju mu aja kek gitu… bye” ucapku mencegahnya dan melambai, akupun menginjak gas melajukan mobilku.