Diperjalanan pulang kami banyak berbincang untuk mengenaal satu sama lain, ternyata rumah Maura ada dikomplek perumahanku sehingga aku harus mengantar caca lebih dulu. “semangat lun..jangan sampe sebulan yak!!” teriak caca saat turun dari mobil, akupun menggeleng dan melajukan mobilku. Kulihat Maura sudah terlelap disampingku “ah sungguh pemandangan yang indah” ucapku dalam hati, karna tak tau rumah Maura yang mana, dan aku malas membangunkannya aku berhenti didekat taman komplek dan menunggunya bagun sambil mengagumi gadis ini ku pandangi dari ujung kepala sampai ujung kaki, kurapikan rambut yang mengenai wajahnya kebelakang telinga. Kulakukan dengan hati-hati agar dia tidak terbagun, tangankupun mengelus lebut pipinya..bulu mata yang lentik…hidung yang mancunng dan jariku berakhir di bibir merahnya. Ah aku ingin mencicipi bibir ini.. sseketika lamunanku buyar saat dia mulai bergerak, akupun merapikan posisi dudukku dan berkata “ra..ra bangun” ucapku dengan lembut. “ah maaf aku tertidur.. sebenarnya aku baru sampe diyogya pagi tadi, makanya kayaknya aku kelelahan deh” jelasnya sambil menyatuukan kedua tangannya. “ ah ga apa kok, rumah lu yang mana? Biar ku anter, kan bisa cepet istirahat” ucapku padanya. Akhirnya kami sampai didepan rumahnya, “ mampir dulu lun.. minum” tawarnya sebelum turun “ah ga usah ra” “aku maksa loh lun, jangan nolak.. sekalian temenin aku, bibi kepasar sama mama ternyata” jelasnya sambil menaampanggkan muka memelas. “ah gitu? Oke deh” jawabku dan memarkirkan mobilku didepan rumahnya.
.
“Lun, kekamar ku aja yok” ajaknya. Waw langsung aja nih ucapku dalam hati dambil mengikuti langkahnya dari belakang. Kamarnya luas, rapi dan wangi, isinya sangat instagramable banget akupun duduk di ujung ranjangnya, “bentar ya” katanya keluar kamar, tak lama dia kembali dengan segelas air dingin “ini lun” unjuknya padaku. “makasih ra” ucapku padanya sambil meminum air yang diberikannya. “aku ganti baju bentar ya” ucapnya dan pergi masuk dalam bilik dengan pintu sedikit transparan, dari sini aku dapat melihat kegiatan yang punya didalamnya. Mulai dari ia melucuti bajunya sendiri, aku pun menelan salivaku dengan kasar “apa ini” ucapku pelan, aku dapat melihat dengan samar lekuk tubuh proporsionalnya yang membuatku dapat membayangkan berbagai hal liar dikepalaku dan menghasilkan sensasi padas ditubuhku. Maura pun keluar dari bilik itu dan menghampiriku, rambut yang dicepol acak meninggalkan beberapa helai terurai dilehernya, kaos putih tipis yang menampakkan bra hitam pembalut payudaranya yang lumayan besar sepaha, dapat kupastikan dia tak memakai celana karena dapat dilihat cd hitam dibawah sana membuat dia seperti siap sedia untuk ku terkam. “astaga.. panas” kataku sambil meminum sisa air digelasku “acnya hidup kok, panas yaa?” iapun membungkuk didepanku untuk mengambil remote AC, namun sialnya saat dia menunduk aku dapat dengan bebas melihat dadanya. “ii..i. ya pa..naa..s” ucapku gagap karena terkejut dengan apa yang kulihat barusan.
Dia berjalan kearahku dan…