Jika cinta adalah jalan lurus
Maka kesetiaan adalah tanjakannya.
"Kamu keterlaluan." kataku, lelaki yang sudah kehabisan kata-kata dan kedinginan.
Kamu hanya diam, memasang wajah paling muram di muka bumi.
Namun sayang, kali ini aku begitu kelelahan, begitu tak bisa mengira apa yang ada di dalam kepalamu. Jangan, jangan sekali-kali kamu memiliki kehendak untuk terisak atau bahkan menangis. Seperti yang ku bilang, aku sudah begitu kelelahan.
"Kenapa kamu terus memojokanku?" kata-katamu bergetar, tentunya kepalamu tertunduk, dibalik payung.
Lagi-lagi aku menghela nafas panjang.
Elakan demi elakan yang kau sampaikan sudah seperti pencemaran oksigen bagiku. Setelahnya yang ada dipikiranku adalah pernyataan yang sama: "kamu keterlaluan" Hanya itu. Aku begitu kecewa.
"Bahkan aku tidak membiarkan aku, yang ada dalam pikiranku untuk berlaku curang padamu!" kataku
Sambil berlalu
Diperjalanan
Aku jadi teringat kembali, dua bulan lalu.
Saat pertama kali aku bertemu denganmu, sebagai dua orang asing. Di perpustakaan kampus yang sudah berumur dan berjamur, namun kamu begitu menikmati suasana itu. Begitu asik membaca buku-buku klasik.
"Permisi" kataku yang baru datang, terburu-buru dan kebingungan mencari buku
Tidak ada sautan, kamu memang sering mendengarkan lagu saat membaca buku
Karena tidak ada siapapun di perpustakaan itu dan penjaga perpustakaan pun tak ada, aku kembali bertanya padamu
"Permisiiiii" kataku lagi
Kamu memandangku dengan pandangan: "dasar penggangu" melepas headset dan menjawab:
"Apaaaaa" menirukan logatku
"Maaf mengganggu, mbak tau penjaga perpustakaan kemana?"
Kamu celingukan, seakan sadar ternyata beliau tidak ada
"Kalau kamu tidak melihatnya, berarti aku juga sama. Kalau kamu tidak tahu, berarti aku juga sama." Jawabmu singkat sambil hendak memasang kembali headset.
"Kalau gitu, mbak tau ga dimana saya bisa cari buku manajemen volume satu? Di rak tidak saya temukan."
Kamu memandangiku lagi, kali ini aku kebingungan mengartikan tatapan itu.
"Kenapa kamu pakai bahasa baku?"
Itu kata-kata yang keluar darimu
Aku keheranan
"Kalau kamu juga mahasiswa di kampus ini, aku juga sama. Jadi kenapa harus pakai bahasa baku? Dosen aja sekarang udah pakai bahasa anak muda." Katamu sinis.
Aku tidak mau memiliki urusan panjang dengan orang aneh ini, jadi aku memutuskan untuk menyelesaikan obrolan kita dengan bilang:
"Makasih, biar GUE cari sendiri." Kataku sambil beranjak
Aku kembali menyusuri rak demi rak demi mecari buku buruanku namun kali ini aku mendengarkan suara cekikikan dari tempatmu.
Setelah kira-kira 30 menit, aku memutuskan untuk menyerah. Kepalaku runyam, dosenku dengan spesifik bilang buku itu yang harus menjadi acuanku. Jika iya ada yang meminjam buku itu, maka terkutuklah dia, jika penjaga perpustakaan menyembunyikanya, sama, maka terkutuklah dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Hujan
Short StoryKumpulan cerita-cerita yang akan update sekehendak Tuhan dan penulisnya. Penulis masih saja menciptakan sesuatu yang menyesakan. Gila ya?