Semalaman aku tak bisa tidur, dengkuran mereka benar-benar mengganggu.
Iya, aku sekarang sedang dirumah, bersama 4 ekor anak anjing.
Rumah kami memang tidak begitu besar, berada di lantai paling atas. Entah kenapa dari dulu cat rumah ini berwarna putih. Ada hiasan awan dan kadang bintang di atapnya. Kadang juga ada efek hujan dan halilintar tapi kebanyakan polos saja.
Aku yang ditemani 4 ekor anak anjing ini begitu sibuk setiap bangun tidur, bagaimana tidak, aku harus menyiapkan makanan mereka, membereskan tempat tidur, bahkan membersihan bekas ompol mereka. Ditambah aku setiap malam selalu kurang tidur, akibat dengkuran mereka.
Kadang-kadang aku ingin sekali membuang mereka, tapi seorang dengan perawakan besar selalu melarangku. Katanya: "Apa kau sudah gila?"
Selalu kalimat itu yang diucapkannya ketika aku mengungkit pembahasan itu.
Si anak pertama selalu aktif kesana-kesini, pekerjaan utama setelah dia bangun tidur adalah menggonggong tiada henti. Begitu semangat sampai-sampai sesekali mengejar ekornya sendiri. Aneh. Aku yang kadang sudah tidak kuat mengurusnya selalu menyuruh anak kedua untuk menyuruhnya berhenti. Ku yakin si anak pertama takut kepada si anak kedua.
Si anak kedua sering sekali diam, bukan, bukan pemalu. Dia seorang pemantau, inilah alasan ketiga anak anjing lainnya takut padanya. Dia sering kali diam di pojokan sambil memasang tatapan serius. Seolah siap mengoreksi tingkah ketiga saudaranya. Sesosok pengendali.
Si anak ketiga lain lagi tingkahnya, dia setiap bangun tidur selalu menggonggong untuk meminta sarapan. Setelah ku siapkan, dia akan buru-buru memakannya sambai ludes. Selalu minta tambah dan tambah lagi. Bahkan sering kali dia memakan sarapan saudara-saudaranya.
Dan terakhir, si anak keempat. Dia selalu menjadi yang paling manis dan penurut. Dia senang kali membantu suadaranya ketika kesulitan, semisal: membantu si anak pertama untuk menemukan mainannya, membantu si anak kedua dengan ikut memantau dan membantu si anak ketiga dengan memberikan sarapannya. Tapi aku takut, jika dia terlalu baik justru akan menjerumuskannya.
Oh cerita ini sudah terlalu melebar, sampai aku lupa memperkenalkan diriku sendiri.
Kenalkan aku adalah ibu dari keempat anak anjing ini.
Namaku Jiwa.
Anak-anak ku bernama: Kehendak, Keputusan, Keserakahan dan Keimanan.
Rumah kami berada di dalam lubuk hatimu.
Percayalah.
Lalu apa kamu tau siapa seorang dengan perawakan besar itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Hujan
Short StoryKumpulan cerita-cerita yang akan update sekehendak Tuhan dan penulisnya. Penulis masih saja menciptakan sesuatu yang menyesakan. Gila ya?