ATREO/01

298 11 0
                                    


[ JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN ]

01/Pertemuan

Bugh

Satu pukulan Evzen dapatkan di pipi kirinya, pukulan yang sangat keras membuatnya tersungkur ke aspal, cowo itu menengadah menatap tajam sang lawan yang tertawa mengejek di hadapannya, kedua tangan Evzen terkepal cowo itu kemudian berdiri tanpa babibu menonjok tepat ke arah hidung Danis , membuat Danis mundur beberapa langkah sembari memegang pangkal hidungnya yang berdarah di sertai ringisan kecil

"Bangsat lo!"umpat nya

Evzen menyeringai ,maju selangkah lalu menedang perut Danis dengan kuat ,tendangan itu membuat Danis terpental cukup jauh, terlalu gengsi untuk mengatakan kalah Danis lantas berdiri kembali menyerang Evzen

Tawuran itu sudah terjadi sejak 15 menit lalu, anak pentolan Sma merdeka melawan anak pentolan Sma abdi jaya, Jalanan sepi yang jarang di jamah kendaraan kini di penuhi dengan suara pukulan, umpatan, serta teriakan

Evzen berserta anggotanya dengan sekuat tenaga melawan anggota Danis ,pertengkaran dengan sama sama menggunakan tangan kosong ,
Permusuhan antara Sma merdeka dengan Sma abdi jaya sudah berlangsung dari angkatan 20 dan sekarang mereka berada di angkatan 87

Bugh

"Lo banci !"

Danis terkekeh kecil ,mengusap sudut bibirnya yang berdarah kedua mata coklat terang cowo itu menatap benci ke arah Evzen

"Lo lebih banci, bisanya cuman keroyokan"

"Bangsat!, nggak usah asal nuduh lo"

"Itu fakta anjing!"

Evzen kembali menyerang Danis, tidak terima atas ucapan cowo itu

Bugh

Evzen membogeng perut danis

Bugh

Kini beralih Danis yang membogem pipi sebelah kiri Evzen

Keadaan mereka tidak bisa di bilang baik baik saja, wajah yang tadinya bersih kini di penuhi lebam serta darah kering

"Tus..tuss...angan si ...ndoll !"

Mereka yang tawuran tiba tiba terhenti saat teriakan kecil itu terdengar  lantas menatap satu sama lain, kepala tangan Danis yang tadinya ingin di berikan pada pelipis Evzen terhenti, mereka dengan kompak menoleh ke arah kanan jalanan

Di sana seorang anak kecil berjenis kelamin laki laki dengan tas ransel bergambar spiderman, berdiri sembari bertepuk tangan ria menontong adu jotos di depannya dengan semangat membara

Tak lama Kening bocah kecil itu berkerut

" kok benti...anjuttt!"teriaknya dengan kepala tangan yang di angkat tinggi

Danis yang pertama sadar menatap ke arah Evzen yang masih dalam mode terkejut, dengan cepat cowo itu membogem pipi Evzen

Bugh

"Anjing!"

"Yey......mangatt !"

Pukulan itu membuat Evzen tersadar dari keterkejutannya, cowo itu lalu  bangkit  membalas pukulan danis, Tawuran kembali berlangsung tanpa memperdulikan sangpenonton mereka yang masih di bawah umur dan Dari ke jahuan tepat di bawa pohon dua pasang mata di buat cengo melihat kejadian barusan

Liuuuuuu liuuuu

"Gawat polisi!"

Sirine polisi terdengar dari kejahuan serta teriakan salah satu dianatar mereka membuat aksi tawuran itu seketika bubar, mereka terbecah bela berlari untuk menyelamatkan diri masing masing

"Cabut!" teriak danis

Cowo itu dengan tergesa gesa berlari ke arah motornya, tanpa memakai helem Danis mengendarai motor hampir mencapai kecepatan penuh saking takutnya, di ikuti dengan anak anak Sma abdi jaya, meninggalkan sang kawan yang masih berdiri di tempat semula

"Cabut" ucap Evzen

Anak pentolan Sma merdeka kemudian ikut bubar setelah mendengar perintah mutlak sangat ketua,  mereka bergegas menuju motor masing masing tujuan mereka saat ini yaitu markas

Tidak mungkin juga jika mereka pulang ke rumah dengan keadaan babak belur begini, bisa bisa di amuk sama sang pemegang tahta tertinggi di rumah

"Appaa....!"

Langkah Even terhenti saat merasakan sesuatu yang berat melilit kakinya, cowo itu lantas menatap ke arah bawah keningnya berkerut

"Appaa...!!"

"Eh!"

Bocah kecil yang tadi menonton aksi tawuran mereka kini mengapit dengan erat sebelah kaki Evzen, cowo itu menengadah kedua matanya mengedar menelusuri tempat sunyi itu, bermaksud mencari orang tua anak kecil tersebut

"Appa!"

"Gue?"Ucap Evzen menunjuk dirinya sendiri

Bocah laki laki itu tertawa membuat kedua mata sipinya tertutup memperlihatkan lesung pipi yang cukup dalam dengan polosnya Bocah itu menganggukan kepala

"Gue bukan bapak lo"

Mendengar ucapan Evzen seketika raut wajah yang tadinya ceria kini berganti dengan wajah di tekuk

"Wo EV,cepetan anjirr!"

Evzen menoleh setelahnya kembali memusatkan perhatiannya ke arah anak kecil di bawahnya

"Gih pulang sana nanti di cariin"

Bukanya pergi bocah itu semakin mempererat pelukan di kaki evzen

"Kut....appa..."ucapnya lirih

"Nggak boleh...nanti di cariin sama orang tua lo"

Walau kata kata yang di lontarkan Evzen terkesan kasar tapi nada suaranya masih bisa ia perlembut

"Hiks...angan pegi..hiks"

Evzen berjongkok memegang kedua pundak bocah itu, tapi tanpa di duga bocah itu dengan cepat memeluk lehernya erat

"Angan...pegi.....ateo angen ama appa!"

Evzen cowo yang memang penyuka anak kecil di buat  tidak tega, apa lagi mendengar tangisan Bocah di depannya, dengan pelan Evzen menepuk pundak kecilnya

"Udah nggak boleh nangis anak cowo nggak boleh cengeng"ujar Evzen

"Angan pegi appa hiks"

"A-angan hiks ti-tingain ateo agi hiks"

mendengar tangisan anak kecil itu  mau tak mau Evzen menggedong anak kecil tersebut membawanya ke atas motor, mana tega ia meninggalkan anak kecil itu sendiri, nanti akan ia serahkan ke kantor polisi biar polisi saja yang mencari orang tuanya

Dengan hati hati Evzen mendudukkan Anak kecil itu di atas motor

"Lo jangan banyak goyang,pegangan nanti jatuh"ucapnya

Anak kecil itu hanya menganggukan kepala dalam keadan masih Sesenggukan

Evzen memgehela nafas besar, lalu ikut naik keatas motor, untuk sekarang cowo itu mengendarai motornya dengan pelan agar bocah di depannya tidak terlalu terkena angin malam










[ kritik dan sarannya teman teman untuk cerita saya dan itu sangat saya perlukan ]

JANGAN LUPA VOTE DAN COMEN :)

semoga harimu menyenangkan

ATREO (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang