Jangan lupa vote dan komen, ya.
Happy Reading.
Shin Hye masih memandangi tangan Yong Hwa yang terulur padanya. Tangan itu, tangan kekar itu menawarkan sebuah perlindungan meski hanya sesaat dan bodohnya ia sempat tergiur untuk menerima uluran tangan tersebut. Beruntung prinsip hidupnya berkelebat di kepala, mengingatkannya akan sesuatu yang tak boleh ia lakukan. Apalagi ia dan Yong Hwa baru saja berkenalan.
"Ayo," kata Shin Hye lalu berjalan lebih dulu, mengabaikan uluran tangan Yong Hwa, bahkan melewati pria itu begitu saja.
Yong Hwa memandangi tangannya yang masih terulur ke udara sebelum kembali menariknya. Gagal. Tapi ia tidak terlalu kecewa karena tindakan Shin Hye tersebut memang sudah ia duga sebelumnya. Meski begitu ia bersyukur karena Shin Hye bersedia menerima ajakannya. Ia harus lebih berusaha lagi untuk mendekatkan diri dan meruntuhkan pembatas tak kasat mata yang wanita itu bangun tinggi-tinggi.
Sebelum Shin Hye menjauh, Yong Hwa segera menyusul. Berjalan tepat satu langkah di belakang Shin Hye, melindunginya dari tubuh-tubuh lain yang berpeluang menyakiti sang pujaan hati.
Keduanya berjalan perlahan menembus lautan manusia yang saling berdesakan menikmati pesta pantai. Berbagai musik di tiap stand nampak tengah menunjukan kemahirannya. Nyanyian mereka mengalun kencang menambah keramaian yang ada——saling bersahutan dengan sorak-sorai, tawa bahkan teriakan orang-orang yang saling tawar-menawar barang yang diinginkan.
Shin Hye tersentak saat tiba-tiba seseorang menabrak bahunya, membuatnya terhuyung kebelakang. Beruntung ada Yong Hwa yang lansung menahan tubuhnya hingga ia tidak berakhir mengenaskan di pasir. Jika sampai hal itu terjadi, sudah pasti ia akan menjadi wanita malang yang terdorong bahkan terinjak-injak oleh orang-orang yang berlalu lalang.
"Hati-hati," bisik Yong Hwa lembut. Ia membantu Shin Hye berdiri tegak kembali. Yong Hwa pun memposisikan dirinya menjadi sejajar dengan Shin Hye, disusul tangan kanannya yang merangkul pundak wanita itu sedangkan tangan kirinya menjadi tameng, menghalau kalau-kalau ada yang tidak sengaja hendak mendorong atau menabrak Shin Hye lagi.
"Te—terima kasih," cicit Shin Hye pelan dan sedikit gelagapan mendapati wajah Yong Hwa yang begitu dekat dengan wajahnya. "Tapi sepertinya k—kau tidak perlu seperti ini juga," tambah Shin Hye masih sama pelannya. Ia mencoba melepaskan diri dari tangan Yong Hwa yang bertengger manis merangkul bahunya. Ia sedikit risi dan tidak tidak nyaman. Apalagi tubuhnya yang amat menempel dengan tubuh kekar pria itu.
"Stt ... saat ini bidadari tidak boleh protes. Maaf, bukannya aku ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan, aku hanya ingin melindungimu agar tidak jadi korban mengenaskan di sini. Kecuali jika kau bisa menggunakan kekuatan teleportasi ke stand-ku langsung," ucap Yong Hwa panjang lebar yang diakhiri oleh kerlingan mata nakal sebelum mengeratkan rangkulan.
Shin Hye mendelik, menatap Yong Hwa yang tengah tersenyum tengil padanya. Meski ia sangat ingin protes, namun Shin Hye sadar jika ucapan Yong Hwa itu ada benarnya. Pada akhirnya Shin Hye hanya bisa pasrah, mengikuti langkah Yong Hwa yang tengah membimbingnya menerobos kerumunan orang-orang.
Tangan kiri Yong Hwa berperan dengan begitu baik. Tangan kokoh itu seakan membuka jalan bagi mereka. Pun disertai tangan kanannya yang bergerak imbang menghindarkan Shin Hye saat ada potensi bahaya. Dan entah mengapa Shin Hye merasa tersanjung diperlakukan seperti itu. Ia merasa seperti barang berharga nan istimewa yang amat dijaga oleh pemiliknya.
Kedua insan manusia berbeda gender tersebut melangkah dengan kompak. Tidak ada yang bersuara karena baik Shin Hye maupun Yong Hwa tengah sibuk menenangkan dan menikmati debaran aneh yang sedang berulah di balik dada mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because It's You
FanfictionWarning! Konten dewasa! Anak dibawah umur harap menyingkir🤭 Shin Hye, wanita cantik yang enggan kembali menjalin hubungan dengan lawan jenisnya karena kegagalannya di masa lalu meninggalkan trauma mendalam yang tak kasat mata. Bertahun-tahun ia me...