Deal!

2K 241 27
                                    

Tubuh Lisa masih terasa lemas hingga ke tulang. Dirinya sudah seperti seorang penjahat yang tengah di giring oleh polisi karena sudah tertangkap basah. Tidak ada sanggahan ataupun perlawanan, ketika tadi Ian membawanya pergi dengan begitu tenang di hadapan Jiyong yang terlihat tak kalah terkejutnya.


Genggaman hangat tangannya masih terasa nyaman Lisa rasakan, senyuman manisnya pun masih terpatri sempurna di wajah tampannya. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya hingga saat ini mereka sudah berada di mobilnya.


Lisa bingung, takut dan terbesit rasa bersalah karena perbuatan nekatnya tadi. Membenci suasana seperti ini, dengan sisa nyalinya; Lisa mencoba membuka pembicaraan dengan pria di sampingnya yang kini terlihat begitu serius menyetir.


"Ian,"


"Hm." Jawabnya dengan nada yang terdengar begitu ramah.


"Tidak ada yang mau kau tanyakan?" Bisik Lisa melirik takut kearahnya. Bagi Lisa lebih baik pria itu marah padanya di banding sikap tenangnya sekarang, ini terasa jauh lebih mengerikan.


"Apa yang mau aku tanyakan?" Tatapnya seakan bingung.


"Tentang kejadian tadi," Lirih Lisa.


"Tidak perlu. Semuanya sudah jelas."


"Kau... kau marah?"


"Menurutmu?" Ian menatap tenang kearah Lisa.


"Fuck you Ian! Jangan membuatku seperti orang yang jahat disini! Marahi aku! Hukum aku kalau perlu karena kegilaanku tadi!" Teriak Lisa kesal karena tanggapan Ian yang terlalu santai, membuatnya semakin merasa bersalah.


"Hukum? Apa hukuman akan membuatmu jera?"



"Maksudmu? Kau kira aku wanita macam apa? Kau kira aku wanita yang suka bermain dengan pria lain?!" Entah mengapa kata-kata Ian memiliki arti berbeda saat Lisa mendengarnya. "Aku bukan gadis murahan!" Teriak Lisa.



"Aku tahu. Aku yang pertama, kau ingat?" Jemari Ian kini mengusap lembut rambut Lisa dengan sayang, "Tapi saat ini aku butuh waktu untuk meredam amarahku. Aku tidak mau menyakitimu, Lisa. Jadi demi kebaikanmu, kumohon... Diamlah." Ian tetap terdengar tenang, nada suaranya pun tidak meninggi sedikitpun, namun tetap saja terdengar menakutkan bagi Lisa.



"Berhenti. Berhenti sekarang." Lisa menatap lurus kearah jalan, Ia berbicara tanpa pikir panjang.



"Lisa..." Geraman Ian seakan sebuah peringatan terakhir darinya.


"Sekarang Ian. Aku ingin kau hentikan mobil sialan ini! Hukum aku sekarang. Disini." Desis Lisa tajam memancarkan tekadnya saat menatap kearah Ian.


"Tidak." Ian menggeleng dan tetap fokus menyetir. "Aku akan melukaimu lagi. Kau tidak tahu apa isi kepalaku sekarang, kau akan menyesal karena telah memintanya."


Dengan emosi menggebu yang entah berasal dari rasa marah atau rasa bersalah, Lisa melepas seatbeltnya. Ia bergerak mendekat kearah Ian, —membahayakan diri mereka dengan tiba-tiba duduk di atas pangkuan Ian, menghadapnya yang saat ini tengah fokus menyetir.


"Fuck Lisa! Kau gila?!" Teriak Ian terkejut dengan tindakan nekat Lisa.


"Aku gila karenamu," Desis Lisa di sela-sela dirinya yang tengah sibuk membuka kaitan dan resleting celana pria itu, "Mundurkan sedikit kursinya, aku kesulitan." Pinta Lisa.



The Rude GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang