Lima pasang langkah kaki bergerak beraturan memenuhi lobby gedung utama NSS atau National Security Services dan menciptakan suara ketukan yang pas dan serasi.
Suara sol sepatu beradu dengan lantai dengan gerak yang teratur membuat banyak mata melihat ke arah mereka. Saat tau siapa pemilik langkah kaki itu, orang-orang di lobby seluruhnya langsung membungkukkan badan, memberi salam.
Lima orang pemilik suara langkah itu tak membalas. Hanya tetap berjalan lurus menuju lift dipimpin seorang kapten perempuan dengan wajah dingin, rahang tegas, mata tajam, dan rambut yang disanggul rapih tanpa menyisakan satu helai rambut tersisa hingga memperlihatkan jelas leher jenjangnya.
Empat lainnya adalah laki-laki. Berjalan dua-dua dibelakang si perempuan tadi. Keempatnya berjalan dengan wajah dinginnya, hanya satu yang terlihat santai dengan headphone menggantung di leher dan menunduk memainkan Nintendo Switchnya.
Eksistensi tim itu dihargai disini. Tim Elite NSS. Tim paling disegani karena kredibilitas dan kerja mereka yang tak main-main. Lima orang pemilik suara langkah itu adalah tim terbaik yang dimiliki penghuni gedung ini. Mereka biasa dipanggil; Tim Alpha.
Salah seorang laki-laki dari barisan itu menekan tombol lift menuju lantai sembilan lalu menempelkan ID Card miliknya.
Tak lama, lift itu bergerak.
Menuju ke bawah. Alih-alih ke atas.
"Siapa saja yang ada disana?" Perempuan pemimpin dari kelompok itu bertanya, memecah keheningan lift.
"Jika sesuai pesan tadi, berarti ada Kakek Moon, Ketua Ryu, Gabriel, dan Dominic, Kapten"
Perempuan yang dipanggil Kapten itu diam tak merespon. Tak lama setelah itu, dentingan tanda pintu lift terbuka. Lima orang itu kembali berjalan beriringan melewati lorong dengan cat warna hitam dan lampu panjang warna putih yang menempel pada dinding di setiap dua meter jarak.
Saat sampai di ujung lorong, kelimanya berbelok dan berhenti di depan sebuah pintu kaca yang membatasi lorong dengan sebuah ruang rapat yang ada di batasi kaca bening didalamnya. Seorang laki-laki kembali menempelkan ID Card pada papan scanner dan mendekatkan deteksi pupil mata hingga membuat pintu kaca itu terbuka.
"Kalian terlambat dua menit." Kata seorang lelaki dengan rambutnya yang hampir memutih, Kakek Moon namanya.
"Aku tidak akan minta maaf untuk itu," balas si perempuan.
"Sudahlah, lebih baik kalian duduk." Sahut laki-laki dewasa lainnya dengan rambut klimis dan jas mahalnya. Itu Ketua Ryu. Pimpinan Umum NSS.
Kapten serta anggotanya itu duduk di sebuah meja panjang dengan microphone untuk masing-masing kursi. Lima orang itu duduk berseberangan dengan Kakek Moon, Ketua Ryu, Gabriel, juga Dominic.
"Jadi, ada apa? Ada kasus baru?"
"Kak, saranku, kau harus menyiapkan banyak kesabaran setelah ini."
Kapten itu mengernyit samar mendengar perkataan Gabriel. Apa pula maksud gadis itu?
Menjawab kebingungan si Kapten, Kakek Moon meminta ajudannya untuk menyalakan layar transparant diatas meja hingga muncul layar hologram yang berdiri tegak dan seperti melayang di depan mereka. Layar hologram itu menunjukkan gambar delapan wajah laki-laki yang asing.
"Misi baru kalian." Ucap Ketua Ryu.
"Membunuh mereka?"
Kakek Moon dan Ketua Ryu tertawa mendengar perkataan Kapten itu.
"Menjaga mereka."
"APA?!" Seruan Tim Alpha terdengar nyaring.
"Tapi itu tugas Divisi Penjagaan! Tim Delta bahkan tidak pernah mendapat tugas sebodoh ini!" Seorang anggota dengan headphone di lehernya berseru tak kalah nyaring.