01

2K 135 2
                                    

Matahari telah menjunjung tinggi, pagi yang indah telah dipenuhi suara kendaraan dan para pekerja.  Tidak heran jika di lihat dari jarum jam yang menunjukkan pukul 09.45 itu.  Yap, jam dinding itu benar benar menunjukkan bahwa 15 menit lagi akan tepat pukul 10 pagi. See, sebuah kasur dengan selimut plus guling dan penghuni nya masih nyaman di dunia mimpi. Rambut panjang pirangnya terurai berantakan dengan mulutnya menganga lebar.

Jangan heran dia baru terbangun saat hp nya berdering. Tak peduli siapa yang menelponnya,  matanya yang masih tertutup,  tangannya terus meraba sekitarnya dan....

"woi,  gadis pemalas! Jangan bilang  kau belum bangun sedari tadi!"

"Wooahh. . Hmmm siapa ini.... Hanabi, ino, atau aaahmmm... "

" Aku kiba bakaaa...   Ku tunggu  kau 10 menit dari sekarang atau.. Ku tendang pintu rumahmu dan  juga kau dari ..."

Pip.

Ahh ribut sekali pagi ini.  Terlalu pagi untukku bangun.

Ia menarik selimutnya dan kembali ke dalam...

Gubrakkk!!!

" Habis sudah kesabaran ku Naruto!! Bangun kau sekarang juga!" teriak kiba menarik paksa selimut yang dipegang erat Naruto hingga ia terjatuh.

" Kiba.... kenapa pagi sekali... "

" Pagi kau bilang ini sudah mau siang bodoh.  Coba kau lihat dulu jam dinding kamarmu!" ujar kiba frustasi.  Bisa bisanya dia punya teman seperti dia.

Naruto yang terus di teriaki akhirnya menatap jam sambil mengernyit.

"Jam 09.50...oh jamnya sepertinya mati kiba,"ucap Naruto sambil tersenyum pasta gigi  ke arah Kiba.

Satu tambah satu tambah satu tambah satu tambah satu tambah satu tambah satu tambah satu banyaaakk...  Kekesalan mengeratkan urat dikepalanya semakin menumpuk.

Kiba menarik paksa Naruto ke kamar mandi,  mengambil handuk yang tersangkut dibelakang pintu dna melemparnya ke Naruto.

"Mandi sekarang juga!!!  Paham! "

Naruto yang gemetar diteriaki kiba bukanlah karena takut melainkan sesak pipis yang ia tahan sedari tadi memaksa keluar saat matanya bertemu air kamar mandi, ia hanya dapat mengangguk mengiyakan segera menutup pintu.

Kiba pun keluar dari kamar Naruto mengingat dia ini lelaki tahu.  Ya,  dia kiba sahabat naruto dari kecil ditambah ia adalah sepupu jauh Naruto. Rumah mereka hanya berselang 6 rumah. Tidak jauh bukan? See, kiba tidak akan masuk sembarangan jika tidak genting.  Kunci duplikat yang ada ditangannya ia dapatkan dari kakak nya Naruto guna mengurus Naruto yang menjadi juara 1 dari perempuan termalas.  Entah apa yang ada di otak Naruto sehingga semua saraf dan ototnya menjadi mageran. Jika mungkin orang normal memiliki 20-30% dari 100% rasa mager,  maka Naruto memiliki 80% rasa mager.  Hanya presentase 20% keaktifan yang dimilikinya.  Lalu apa keaktifannya?  Entahlah, kiba malas menjelaskannya.

Sekarang coba lihat, dari sofa yang ia duduki terlihat bahwa suasana rumah ini sungguh sepi dan juga..

" Maaf menunggu lama kiba..."

"Naruto, kapan terakhir kali kau membersihkan rumah? "tanya kiba dingin menghentikan ucapannya.

" Ehe....kiba ayo kita pergi. Nanti kita ketinggalan bus," cengir Naruto.

" Kapan  Naruto? " naruto seakan di introgasi pasca melakukan kejahatan.

" Empat hari yang lalu.. Hmm kiba kau tahukan... Aku sendiri jadi rumah ini lebih bersih dari rumah biasanya..hmm kalau kotor pasti akan ku bersihkan. "

Kiba tersenyum miring.  Naruto menutup rapat matanya.  Ia yakin sebentar lagi omelan kiba akan memenuhi telinganya, menembus otaknya meski akan keluar lagi, dan juga ruang tamunya.

" Jangan bilang kau belum ada mencuci bajumu?"

" Ehe kiba... Baru seminggu, mungkin besok akan ku cuci. Lagi pula lebih mudah bukan mencuci sekali banyak dibanding kan mencuci 1 atau 2 pasang baju.  Itu melelahkan," Naruto menjawab tanpa rasa bersalah sedikitpun.

'Ya Tuhaan... Kenapa Engkau memberiku teman sepertinya.. ' hati kiba berucap sebab lelahnya mulutnya untuk berbicara. Ia hanya bisa menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Lagipula aku bukanlah pemalas seperti yang kau kira.  Begini begini keaktifanku bisa mencapai 80% jika terdesak." Naruto mengatakan hal tersebut lagaknya ahh bodo amat hidup tu dinikmati.

Akhirnya mereka pun pergi tanpa ada balasan dari kiba.  Di dalam bus Naruto dengan asyik melihat lihat dari balik kaca. 
"Nar... "

"Hmmm ya? "

" Semoga jodohmu tajir bak konglomerat bangsawan Arab,  hartanya sebanding dengan pemilik situs search booble sehingga bisa sewa pembantu yang banyak,  tidak mengomeli kemalasanmu dan bisa tahan akan sikapmu... "

"Aaamiin, terimakasih do'a nya kiba." jawab Naruto mengamini.  Mana tahu beneran ya kan.

Next,  mereka turun di halte tujuan.  Ne,  mereka berencana berkeliling kota satu harian.  Naruto sedang ingin mencari inspirasi, bosan katanya.  Tumben kan...  Dari 2 minggu akhirnya Naruto keluar dari persemayaman nya.  Pergi jauh berkilo kilo meter dari rumahnya. Mereka mengunjungi beberapa tempat. Baik dari taman, toko toko aksesoris,  eits.. Jangan kira untuk membeli hanya sekedar cuci mata melihat lihat. Paling kiba yang beli sebagai syarat saja. Biasalah yang masuk 2 orang tapi yang beli cuma satu orang. Sabar kib, akhir bulan kau akan dapat kiriman dari kakaknya.  Sabar..sabar.

"Kib, kita coba masuk yok!" ajak Naruto menarik lengan Kiba.

Kiba yang diajak menatap tempat yang diajak sohib nya itu. Woow... Dia gila.  Ini mah cafe nya orang kaya.  Entah apa nama cafenya tulisannya miring dan berkoma ala ala tulisan dan bahasa negara menara Eiffel.

" Kau yang bayar ya Nar. Kalau tidak aku pergi." Kiba tidak ingin uangnya hilang lagi.

" Ok kib,  tenang sa..

Plak

"Awww!! Eh apa apan nih? Salah aku apa sampai pipi aku yang kau tampar," opps dia mulai marah. Naruto membentaki pria yang tak disadari sebelumnya berada di samping kirinya. Lelaki itu bersama cewek yang iuuuew.. Gitu deh.

" Maaf," ucap lelaki itu sembari mengeluarkan beberapa uang dari dompetnya.

"Biaya untuk mengobati lukamu," kata nya kembali dengan ekspresi datar.

"kau berjas tapi otak mu kayaknya tidak berjas ya. Kau pikir dengan uang bisa menghilang kan rasa sakit saat ini juga! Aku tak perlu uangmu! " teriak Naruto menepis tangan berjam mewah itu dan melanggeng pergi menarik Kiba.

"Oh satu lagi,  nasehati kekasihmu itu,  baju itu tidak cocok dengan dada kecilnya, padahal kecil tapi suka tunjuk tun...

"Udah Nar ayo kita pergi aja." Kiba melerai sebelum mulut tajam Naruto berkeliaran dengan liar. Kiba menarik Naruto dengan cepat, syukur Naruto nurut kali ini.  Meski begitu ia tahu Naruto sedang menahan sakit di pipinya.

Seperti apa kuatnya lelaki itu,  kiba tahu lelaki itu hanya mencoba menjauhkan tangannya mencoba melepas pegangan si cewek dari lengannya dan tidak sengaja mengenai pipi Naruto tapi kekuatan nya layaknya tukang tinju internasional.  Lihat pipi kawannya yang merah terkena tamparan entah apa namanya mau pukulan tamparan yang pasti dari punggung tangan lelaki kaya itu. Bahkan merahnya seperti telapak tangan yang melayang mengenai pipi Naruto.

Tahan Nar, jangan sampai  tangismu pecah disini dan memekak kan telinga semua orang.


Tbc




Hai,  minna!  Ini fanfic ku yang kedua.  Semoga kalian suka...

BuHa, 230621

Fall in love  with mageran girl. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang