07

617 78 3
                                    

Ingat! Cerita ini hanya fiksi belaka, jadi jangan dibawa  stress ok, karna ini hiburan semata guna menghilang stress bukan menambah stress hahaha

Typo typo bertebaran, bagaikan gugur kelopak bunga Sakura

Aish gaje:)






Dua jam menunggu dirimu tak sedikitpun membuatku jenuh.. Tetapi itu hanya di drama semata. The real.. Sakura mulai jenuh. Seakan ponsel miliknya tidak berguna. Duduk di depan rumah yang terlihat kumuh membuat sakura semakin geli. Begitu pula Sasuke, kepala nya semakin pusing, dan mulai tak tahan untuk terus duduk. Ia ingin tidur. Efek obat yang diminum nya dari pagi benar benar kuat.

Sakura kembali mengetuk dan menekan bel rumah namun masih diam. Rumah ini jelas seperti tidak berpenghuni. Ia merasa semakin geli berada disitu.

" Itu bukan kotoran asli sakura, jangan terkecoh," gumam sasuke parau.

Hii.. Sakura yang mendengar gumaman sasuke mulai menggerakkan kaki kanannya. Takut takut menyenggol dedaunan yang terlihat membusuk. Dan yes, datar. Tidak ada  yang namanya daun busuk.

"Apa ini ilusi?"

" Bisa jadi, ini rumah bukan rumah biasa."
Lemas itulah yang dirasakan sasuke. Ia tak sanggup untuk berkata panjang lebar. Jarum jam tangannya telah menunjukkan pukul 12.00  dan itu membuatnya benar benar harus pulang. Sasuke telah berjanji akan pulang siang hari dan tidak telat makan, minum obat. Tapi setidaknya telat sedikit  tidak apa. Ia pun mengajak sakura pulang dengan membawa hasil yang nihil.

"Sial!! Tahu gini kita tidak perlu menunggu lama lama, kau tahu kulit ku penuh ruam akibat digigit nyamuk sialan itu!"

Hah, sasuke lelah mendengar keluhan sakura.

" Kau juga sasuke, tidak seperti biasanya. Orang yang suka mengerjakan hal dengan cepat dan tak suka menunggu menjadi kebalikannya. Aku rasa kau perlu diterapi. Agar aku tahu seberapa mili otakmu bergeser." sakura terus berkata tanpa jeda, menyampaikan apa yang ada di otaknya.

" Sia sia aku nemani kau! Padahal aku berencana mencari baby sugar baru da.."

" Hentikan ocehanmu sakura!!"

Ups pak bos memotong acara keluh kesah sakura. Sambil memijit kepala nya yang sakit akibat ocehan tak guna sakura.

Sungguh hari yang indah, bukan?

***

" Nar, kau nggak akan sembuh jika terus tidur dikasur tanpa makan dan minum. Sekarang bangun dan bergeraklah!" ujar kiba terus menarik tangan Naruto agar ia duduk.

" Kau punya hati nggak sih, kib? Kawan sakit bukan di baikin malah kau siksa," marah Naruto dengan suara parau nya.

" Nggak ada baik nya kalau sama orang bebal kayak kau.

Nah, makan dan minum tu obat!!" galak kiba meletakkan sepiring makanan dan obat obatan di atas nakas dekat kasur Naruto.

" Minumnya mana? Mati keselek aku nanti."

" Sabar, sangkuriang!! Tangan aku cuma dua bukan seribu!"

" Ya lo.....Nggak usah sebut sebut sangkuriang napa, kalau kurang sekalian aja bapaknya! Ngegas amat dari tadi." Tuhkan Naru nya ngambek.

Perlu sobat ketahui, naruto sakit akan membuat tingkat malas naik menjadi 90%, parahnya bahkan makan minum pun dia tidak peduli.

Kiba tipe orang yang pembersih, salah satu moto dirinya "anjing sehat berkat lingkungan sehat"

Bukankah moto ini membuktikan bahwa lingkungan yang sehat akan membuat mu sehat pula? Anjing aja di gituin apalagi manusia. Hadeuhh, Naruto serasa jadi anjingnya kiba.

" Ish, kau lap dulu ingusmu naruto!"

Kiba mendengus melihat ingus naruto yang telah turun bak angka sebelas itu. Pasalnya dia baru datang dari mengambil minum dan menyaksikan adegan menjijikkan.

Biasa gercep nya kiba, tisu diambil dan mengelap ingus naruto dengan cepat.

"Iuww, masih mending aku merawat akamaru dibanding kau, Nar."

Hinaan telah terlemparkan. Seperti biasa Naruto tidak menghiraukan. Ia makan dengan perlahan, sangat pelan, dan sangat sangat pelan.

Kiba menekan kepala nya sejenak. Menutup mata dan menghela nafasnya. Mengambil paksa sendok ditangan Naruto dan memasukkan makanan ke mulut Naruto.

Hmm kayak emak emak ngurus anak yang susah makan tu. Kiba tegas dan telaten agar naruto cepat menyelesaikan makan nya. Sebab ada obat yang menunggu.

Akhirnya sesi makan makan cepat juga berlalu. Kini dengan raut ingin muntah naruto menahan mulutnya, berusaha menelan obat yang diberikan kiba.

"Gluk"

Ya..telan paksaan telah dilakukan. Naruto berharap ia jarang sakit agar tidak di obati dan dirawat oleh kiba lagi. Kiba sudah kayak ibunya jika marah.

Sebenarnya beberapa hari ini Naru merasa tidak aneh dengan tubuhnya. Dada nya yang tidak seberapa itu sering kesakitan, pinggulnya juga terlihat sedikit membesar. Sepertinya ia perlu menghubungi ayahnya. Tolong diingatkan sebab ia terkadang sering melupakan hal yang penting.

"Kib,  aku gerah. Mandiin dong!" pinta naru tanpa bersalah.

Kiba yang mendengar prrmintaan tersebut menjadi malu, terlihat dari pipinya yang bersemu. Kayak anak gadis saat di gombali.

Memang benar Naru dan Kiba adalah teman kecil, sedari dulu mereka selalu mandi bersama. Yah, dulu Naruto lebih lebih manja dan tidak bisa apa apa. Bayangkan anak 10 tahun tinggal sendiri dengan robot. Syukur kiba baik dan menjadi teman setianya.

Jangan salah paham! Kepolosan naru dan kiba dulu sungguh luar biasa. Mereka sering bermain main saat mandi. Tapi, setalah usua 12 tahun, mereka mulai mengerti. Jenis mereka berbeda, sudah tidak boleh lagi bersama- saat mandi -dan harus mengetahui batasan.

See, karena keluarga kiba kurang memberi kan pendidikan seks pada anaknya, mereka fokus banget dengan anjing dan penelitian anjingnya. Sedangkan Naru, ia terbiasa di kelilingi lelaki sedari dulu membuatnya semakin bingung akan perbedaan gender. Ia tahunya dia sama seperti ayahnya, kakak laki lakinya, pengawal ayahnya hingga teman teman kakaknya - teman kakak teman adik juga. Jadi jangan heran apabila duo kurcil yang sedang berduaan  di kamar mandi tidak mengetahuinya.

"Nar, kau sekarang sudah berbeda dari dulu, jangan samakan saat kita kecil. Aku malu mengingatnya." elak  kiba menahan rasa malu. Begini begini dia juga sudah puber.

" Kau masih saja pemalu kiba." gelak  Naruto dengan tubuh lemasnya.

" Kau saja yang tidak punya malu, kau lihat aku ini juga laki-laki."

" Oh ya? Meski begitu, apa kau pikir aku bisa memahami itu? Jangan berharap, tubuh ini cacat kib." ucap naru  mencoba berdiri.

Kiba bukan lah orang yang tidak berperasaan, ia segera membantu Naruto, mengangkat tubuhnya dan membawanya ke kamar mandi.

"Mandilah, Nar! Jika ada sesuatu yang genting, panggil aku. Aku menunggu diluar."jelas Kiba dengan lembut.

Ucapan yang terlontar di bibir Naruto tadi berhasil membuatnya tertohok. Ia dan Naruto jelas berbeda, semoga temannya itu segera mendapatkan kebenaran dan kepastian. Menyakitkan lo tidak mendapat kepastian. Kalian pasti tahu rasanya, yah yang tahu.

Sedangkan Naru di dalam kamar mandi menghentikan gosokan sabunnya, ia kembali berpikir," Aku ini apa?"
Ia bingung. Terasa arah seksual nya itu tidak jelas. Minatnya juga kurang seperti tidak ada gairahnya. Bimbang memenuhi hatinya. Apakah jika aku mengambil keputusan akan menjadi hal yang benar? Atau aku harus menunggu lebih lama lagi?


EHE:)
Lama tak jumpa!
Tugas terus berdatangan.

Tapi, tenang!!Tetap update namun slow...slow... Kek dia yang di cangkang:"

Nah, loh? Kenapa tu Naru? Silahkan bermajinasi 😃

See you next update.....

BuHa
100621



Fall in love  with mageran girl. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang