3 bulan kemudian...
September 20XX--Perth, AustraliaJia melangkahkan kakinya dengan ringan di lobby gedung utama. Dengan toga kelulusan terpakai apik di tubuhnya, ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia tentang kelulusannya dari kampus hari ini.
"Jiaa! Happy graduation!!!" Suara Yuna menggema di lobby gedung.
Yang dipanggil menoleh, bibirnya langsung membentuk sebuah senyuman lebar ketika melihat sahabatnya sedang berlari ke arahnya. Detik selanjutnya tubuh Yuna berhambur memeluk Jia, membuat mereka terkikik dan Jia berkata, "happy graduation for you too!"
Beberapa detik kemudian pelukan hangat itu terlepas, keduanya berpegangan tangan saat Yuna dengan penuh semangat berkata, "aku lolos program internship di O'Jack!"
Mulut Jia terbuka lebar, matanya berbinar senang mendengar kabar tersebut. Bahkan kemudian keduanya memekik tertahan dan kaki mereka sedikit melompat di tempat.
"Wow! Selamat untukmu! Beruntung sekali."
Yuna mengangguk angguk. "I know, right? Padahal aku sudah tidak tidur berhari hari karena memikirkannya. Rupanya aku mengkhawatirkan hal yang tidak penting."
"Jadi? Kapan kau akan mulai bekerja?" Tanya Jia.
"Pekan depan. Astaga, aku sudah tidak sabar!"
Jia tersenyum senang saja melihatnya. Sampai kemudian Yuna bertanya, "di mana keluargamu?"
Ia menjawab, "masih di dalam gedung, mengobrol dengan orang tua lainnya."
Bibir Yuna mencebik. "Orang tuaku juga. Mau jalan jalan? Kita harus ada di foto kelulusan setiap orang."
Tawa Jia meledak mendengarnya. "Baiklah, ayo!"
Yuna melingkarkan tangannya pada lengan Jia, keduanya berjalan keluar dari gedung tempat mereka dinyatakan lulus. Di luar gedung, mereka langsung disambut dengan banyak teman teman mereka yang asyik berfoto ria. Beberapa bahkan melempar topi mereka, ada juga yang melepaskan balon ke udara.
Keduanya sibuk mengambil banyak foto dan bercengkarma dengam teman teman untuk beberapa saat. Hingga beberapa saat kemudian pandangan Jia teralihkan pada seorang laki laki yang rupanya sedang berjalan menghampirinya.
"Sam!"
Pemuda itu tersenyum manis, tubuhnya tergerak untuk memeluk raga si perempuan, yang untungnya langsung mendapat balasan serupa.
"Happy graduation, Jia."
"Thank you, for you too!"
Beberapa detik berselang hingga akhirnya pelukan itu meregang. Sam berkata, "semoga sukses di tempat kerjamu tanpaku, ya."
Dahi Jia mengerut, bertanya, "apa maksudmu? Bukankah kita mendapat pekerjaan di tempat yang sama?"
Masih setia dengan senyumannya, Sam membalas, "aku mengundurkan diri. Bulan depan aku berencana pindah ke Brisbane untuk membantu bisnis saudaraku."
Jia mengangguk angguk. "Astaga, baiklah. Semoga sukses di sana, ya?"
Sam juga mengangguk membalasnya. Namun kemudian dahinya twrangkat saat menyadari gestur canggung dari perempuan di hadapannya. "Ada apa? Kau ingin mengatakan sesuatu?"
Helaan napas panjang terdengar dari mulut Jia sesaat sebelum ia berkata, "aku sungguh minta maaf karena belum bisa membalas perasaanmu selama ini."
Mendengarnya membuat Sam langsung terkekeh. "Tidak apa apa, Jia. Sungguh. Kau selalu mengatakannya ketika bertemu denganku."
"Aku merasa bersalah. Kau sangat baik padaku namun aku selalu mengecewakanmu." Ucap si perempuan seraya menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To December | Park Jeongwoo
Fiksi Penggemar[END] Semua kembali sama seperti pertama kali. Namun kali ini, Jeongwoo harus berusaha lebih keras dari sebelumnya. The second book of All Too Well inspired by Taylor Swift's "Back To December"