6

80 55 231
                                    

⭐jangan lupa ditekan ☺

______________

Satu mobil terparkir di depan rumah, mobil itu milik Andre, hari ini adalah hari di mana Agra akan menikah dengan Sila. Sekuat tenaga aku menahan air mata agar tidak tumpah di saat janji suci mereka terucap.

Aku berjalan keluar dari rumah kemudian langsung masuk ke dalam mobil milik Andre, cowok itu langsung melajukan mobilnya. Acara pernikahan akan di laksanakan di rumah si cewek.

Setelah sampai aku dan Andre langsung turun dan masuk ke dalam rumah si cewek, rumah yang berada di desa dan rumah yang tidak terlalu luas, kecil namun unik.

"Bagaimana para saksi?"

"SAH."

Aku datang sedikit telat, semua sorot mata tertuju padaku dan Andre yang baru saja datang. Aku duduk di samping Andre, terlihat sekali bahwa Agra tidak suka jika aku berdekatan dengan cowok.

"Oh jadi itu yang bernama Sila...?" tanya Andre.

Aku menatap cewek yang baru saja menjadi istri Agra, tunggu! Bukankah itu cewek yang menghalangi jalan mobilku kemaren? Aku mencoba mengingat kembali wajahnya dan benar saja itu cewek yang kemaren.

"Kamu kenapa, dan ngapain disini?"

Aku membulatkan mataku, kenapa bisa sampai ada Alvaro di sini? Andre tadi kemana perginya?!

"Emm, aku di undang makanya aku ada di sini." jawabku.

"Ooh, boleh aku duduk?" tanya Alvaro.

Yah... Cowok itu adalah Alvaro, anak teman daddy yang menjemputku kemaren.

Aku mengangguk membiarkan Alvaro duduk di sampingku, lagi-lagi Agra menatapku tajam, seakan tidak rela ada cowok yang dekat dengan aku.

"Kamu sendiri ngapain di sini?" tanyaku.

Alvaro tertawa kecil, hal itu membuatku bingung, di tanya malah ketawa, emang gila.

"Aku adiknya Agra."

Jawaban itu mampu membuat mataku membulat sempurna, tuh kan! Dari nama belakangnya saja sudah sama. Sama-sama Erlangga.

"O-oh gitu..."

Aku mengambil ponselku dan menelpon Andre, entahlah cowok itu di mana sekarang, bahkan batang hidungnya pun tidak terlihat di sini.

"Halo, kamu di mana?"

"Hehe, gue di jalan sekarang, sorry ya gue tinggalin lu di sana, soalnya gue ada urusan mendadak."

"Apa?!"

Aku langsung mematikan telepon secara sepihak, sangat menyebalkan!

"Kamu kenapa?" tanya Alvaro.

"Gapapa."

Aku tak sengaja menatap seorang pria yang berusia kurang lebih 45 tahun, aku mengerutkan kening. Kenapa daddy bisa di sini? Aku langsung menghampirinya.

Ada waktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang