Weekend ini Zafira tidak bisa bermain bersama anak-anak panti seperti biasanya. Zafira akan pergi ke rumah Rafa untuk mengantarkan pesanan piscoknya.
Setelah dirasa sudah siap, Zafira langsung ke ruang tamu dimana Rafa sudah menunggu. Ya, Rafa menawarkan dirinya untuk menjemput Zafira karena Mama Rafa juga ingin bertemu langsung dengan Zafira.
"Hai" sapa Zafira ketika sampai ruang tamu. Dapat ia lihat Bu Rumi yang menemani Rafa. Tangan kanan Zafira membawa box yang sudah pasti isinya pesanan piscok.
"Hai. Udah siap?" tanya Rafa sambil tersenyum. Demi apa Rafa senang sekali akhirnya bisa berduaan dengan Zafira tanpa ada gangguan dari makhluk lain.
"Udah kok. Bu aku langsung berangkat ya sama Rafa" jawab Zafira yang sekalian pamit dengan Bu Rumi.
"Iya hati-hati ya kalian. Bawa mobilnya jangan ngebut Raf" ucap Bu Rumi dengan penuh perhatian.
"Siap, Bu!" ucap Rafa dengan tangan memberi hormat. Zafira dan Bu Rumi tertawa melihat tingkah Rafa.
Ketika Zafira ingin berjalan keluar rumah, Rafa langsung mengambil box piscok yang dibawa Zafira. Melihat tindakan Rafa tersebut membuat Zafira tersenyum kecil.
Tak hanya itu sampai didepan mobil pun Rafa membukakan pintu untuk Zafira. Lagi-lagi Zafira dibuat tersenyum dengan tindakan Rafa.
Lalu bagaimana ekspresi wajah Rafa? Rafa pun sama selalu memberikan senyum miliknya pada Zafira. Rafa sendiripun bingung, kenapa ia bisa sesenang itu ketika bersama Zafira. Entahlah Rafa hanya menikmati perasaannya saat ini.
...
Suasana didalam mobil cukup hening. Baik Rafa maupun Zafira bingung ingin membuka percakapan seperti apa. Akhirnya Rafa menyalakan radio dimobilnya yang kebetulan sedang memutar lagu To The Bone dari Pamungkas.
Take me home, I'm fallin'
Love me long, I'm rollin'
Losing control, body and soul
Mind too for sure, I'm already yoursMendengar lagu tersebut membuat Zafira ikut bernyanyi. Rafa yang mendengar suara Zafira dibuat takjub.
"Suara kamu bagus, Ra." puji Rafa dengan tatapan kagumnya.
"Haha.. Bisa aja kamu, Raf." Zafira tersipu malu. Sebenarnya ini baru pertama kali ia bernyanyi didepan orang lain selain temennya, Viola.
"Aku serius. Sayang banget kalo bakat kamu ga dikembangkan Ra" ucap Rafa dengan tangan yang sibuk memegang stir mobil.
"Gimana kalau kamu masuk ekskul musik aja?" lanjut Rafa. Kalau Zafira masuk ekskul musik kan lumayan dia bisa tambah dekat dengan Zafira. Modus dikit gapapa kali ya batin Rafa.
"Eh... Hem.. Gimana ya Raf. Aku bingung" ringis Zafira. Jujur saja Zafira tidak pernah berpikir untuk ikut kegiatan lain disekolah termasuk ekskul musik. Zafira hanya ingin fokus sekolah sambil berjualan.
"Kenapa bingung? Tenang disana kan ada aku. Lagian nih ya, kalo kamu ikut lomba-lomba musik terus menang, kan lumayan juga hadiahnya, Ra" ucap Rafa yang masih ingin membujuk agar Zafira mau masuk ekskul musik.
"Hem... Nanti deh aku pikir dulu" ucap Zafira dengan senyum kecil.
"Oke. Nah sekarang udah sampai. Turun yuk" ajak Rafa sambil membuka pintu mobil untuk dirinya kemudian berlari kecil untuk membukakan pintu Zafira.
Dapat ia lihat rumah Rafa yang begitu megah dengan halaman yang luas. Rumah yang cukup nyaman untuk ditempati.
"Yuk, pasti Mama udah nunggu" seru Rafa yang dibalas Zafira dengan tersenyum senang.
Dan tidak wajarnya Rafa merangkul pundak Zafira dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya membawa box piscok pesanan Mamanya. Zafira kaget. Sangat kaget. Tapi ia mencoba menormal raut wajahnya.
Sesampainya di ruang tamu sudah banyak anggota keluarga Rafa dari pihak Papanya yang berkumpul. Mama Rafa yang melihat anaknya membawa seorang gadis manis dibuat tersenyum meledek seakan mengatakan oh jadi dia yang buat kamu mau ngajak cewek ke rumah. Rafa mengode pada Mamanya agar tidak berbicara macam-macam.
"Hai sayang... Zafira ya" sapa Mama Rafa dengan hangat sambil memeluk gadis manis yang dibawa Rafa. Sebenarnya Zafira dibuat kikuk dengan sambutan Mama Rafa.
"Iya Tante, aku Zafira. Makasih yaa Tan, udah pesan piscok sama Zafira" balas Zafira mencoba santai walaupun dia tidak bisa berbohong kalau ia sedang gugup. Zafira sendiri tidak tau apa yang membuatnya harus gugup.
"Sama-sama sayang, lagian ini juga rekomendasi dari Rafa. Katanya piscok buatan kamu enak banget. Apalagi lelehan coklatnya. Anak Tante juga sampai ikutan meleleh" cerocos Mama Rafa yang tidak peduli dengan raut protes dari sang anak.
Zafira tertawa kecil mendengarkan ucapan Mama Rafa. Walaupun cukup heran, setaunya Rafa tidak pernah membeli piscok buatannya. Apa dia yang lupa? Entahlah.
"Mah, udah deh. Mending Mama siapin piscoknya" ucap Rafa sambil memberikan box piscok tersebut kepada Mamanya. Selain itu Rafa juga tidak mau Mamanya terus berbicara yang tidak-tidak.
Mama Rafa dibuat cemberut mendengar ucapan Rafa. Dirinya kan masih mau berkenalan dengan Zafira si gadis manis yang comingsoon punya Rafa. Ah, memikirkan hal itu membuat wanita yang sudah berumur tapi tetap cantik itu tersenyum. Tidak sabar menceritakan tentang Rafa dan Zafira kepada suami tercintanya, Papa Rafa.
"Yuk Ra, kita ke taman belakang aja. Disana ada sepupu aku yang kumpul, sekalian aku ajak kenalan" ajak Rafa menggandeng tangan Zafira. Sebelum dirinya benar-banar ditarik oleh Rafa, Zafira izin terlebih dahulu pada Mama Rafa.
"Aku ikut Rafa dulu ya, Tante." izin Zafira sambil tersenyum.
"Iya sayang, kalo Rafa nakal kamu bilang aja ke Tante biar nanti dihukum Papanya" balas Mama Rafa dengan mengulurkan lidahnya pada Rafa. Mengejek anak sendiri tidak apa-apa kan, pikir Mama Rafa. Yang dibalas decakan malas oleh Rafa.
...
Sampainya ditaman belakang Zafira melihat ada tiga remaja laki-laki yang sepertinya seumuran dengan Rafa dan dirinya.
"Wiih... Bawa siapa lo Raf!" seru salah satu remaja tersebut yang bernama Genta. Sementara dua remaja lainnya bersiul-siul menggoda. Mereka adalah Deni dan Fajar.
"Pertama kali nih gue liat lo bawa cewek, Raf. Segala gandengan lagi, kaya mau nyebrang aja" goda Fajar sambil melihat kearah tangan Rafa yang masih menggenggam tangan mungil milik Zafira.
"Jadi siapa nih, Raf? Udah official belom? Kalo belom buat gue aja lah" seru Deni yang seakan tak takut dengan sorot mata Rafa yang tajam.
"Namanya Zafira. Dia pacar gue" ucap Rafa dengan tegas. Zafira melototkan matanya mendengar ucapan Rafa barusan.
"What..?! Pacar?!!" pekik seorang perempuan dari arah pintu masuk taman belakang.
Jangan lupa vote & coment untuk kisah Zafira! See u next part^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Zafira Denara
Teen FictionZafira Denara Si gadis manis yang ramah dan ceria. Jangan lupa gadis manis ini juga si penjual piscok lumer. Hidupnya sangat tenang hingga datang seorang pria yang memberikan rasa asing padanya. "kamu sakit? Oh ya waktunya kamu dateng bulan, sebenta...