| 패션 : 세 |

1.9K 454 26
                                    

▪︎■ 🅄🄽🄸🅀🅄🄴 ■▪︎

...
please support this story with your star
...


"Kau mau mengantarku?!" Jay langsung mengangguk.

"E-eh... tak usah, rumahku dekat kok." Jay terus memaksa, katanya ini sudah malam dan akhirnya (Y/n) mengagguk menyetujuinya.

Selama perjalanan, hanya hening yang tercipta atau sesekali suara angin malam yang menerpa mereka. (Y/n) sibuk dengan es krimnya dan Jay yang mencuri-curi lirikan pada (Y/n). Jay senang ia bisa bertemu lagi dengan (Y/n), ia kira ia tidak akan bertemu lagi dengan (Y/n).

"Oh iya, tadi itu semuanya teman kamu?" Tanya (Y/n) pada Jay yang langsung dibalas anggukan, setelahnya kembali hening.

"Apartemenku itu, kau mau mampir dulu?" Jay menggelengkan kepalanya dan kedua tangannya menandakan tidak.

"(Y/n)! Kau ini lama sekali, eomma kira kam- ehh, ini siapa? Pacar kamu?" Tanya ibu (Y/n) ketika hendak mencari putrinya yang tak datang-datang.

"B-bukan eomma, ini Jae Yeol teman (Y/n)." Jay menundukkan tubuhnya memberi salam pada ibu (Y/n).

"Aigoo, eomma tak tahu kau punya teman laki-laki, eomma kira dia pacarmu." (Y/n) hanya mengusap rambutnya canggung sambil tersenyum dengan pipinya yang merona hebat, sama halnya dengan Jay.

"Ayo masuk dulu!" Jay mengangkat tangannya memberi gestur tidak, tapi ibu (Y/n) segera menyeret Jay masuk dengan (Y/n) yang masih mematung mencerna perlakuan ibunya, setelah sadar ia segera menyusul ibunya dan Jay yang sudah masuk keadalam apartemen.

"Kau beda sekolah dengan (Y/n)?" Jay mengguk ketika keduanya sudah masuk dan duduk disofa.

"Oh begitu, lalu kau bertemu dengan (Y/n) dimana?"

"Ah tak apa, (Y/n) memang suka begitu, tapi kau anak yang baik ya mau bertanggung jawab."

(Y/n) mengernyit bingung, ibunya seperti paham apa yang dimaksud dengan Jay padahal Jay sama sekali tidak berbicara membuat (Y/n) berfikir, mungkin ia paham apa yang dimaksud gestur Jay sepertinya turunan dari ibunya langsung. (Y/n) menggelengkan kepalanya membuyarkan teori konyol yang tiba-tiba saja terbit dikepalanya.

"(Y/n), ngapain kau diam disitu? Cepat buatkan minuman untuk temanmu ini." (Y/n) menghela napasnya dan langsung mengarahkan kakinya menuju dapur. Beginilah jika ibunya bertemu dengan orang yang satu pemikiran dengannya, ia akan banyak bicara padahal biasanya jika ibunya itu bertemu dengan orang baru, ia lebih pendiam.

"Diminum Jay." (Y/n) menyajikan ice lemon tea, sekalian ia juga ingin yang dingin-dingin lagi. Memang musim panas kali ini sedikit lebih panas dari pada musim panas tahun sebelumnya membuat ia terus kehausan.

Jay mengagguk lalu mencicipi ice lemon tea yang dibuat (Y/n). Ibu (Y/n) kembali kedapur karena ingin membuat sesuatu untuk besok pagi katanya, jadi diruang tengah hanya tersisa Jay dan (Y/n).

"Gimana? Enak?" Tanya (Y/n) antusias yang menerbitkan senyuman dibibir Jay, ia segera mengangguk menjawab pertanyaan (Y/n).

"Maaf ya, ibuku malah menarikmu masuk kemari." Jay menggelengkan kepalanya pelan, (Y/n) tersenyum melihatnya. Setelahnya kembali hening, (Y/n) juga bingung sebenarnya ingin bertanya apa lagi, ia tak terlalu pandai mencari topik.

[UNIQUE] : Hong JaeYeol × Readers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang