"SUKUNA WHAT THE FUCK ARE YOU DOING HERE?" Suguru menaikkan satu alisnya menatap pria bertato bersurai merah muda.
"Oh bukannya yang seharusnya tanya itu gua ya?"
"Lo ga perlu tanya gua lagi apa! Jelas-jelas gua lagi sm Satoru"
"Oh yeah you're right! Jadi lo udah pacaran sama dia?"
Suguru terdiam.
"Kok lo tiba-tiba marah? Ada apa?" sekarang pemilihan kata yang dipilih Suguru lebih lembut.
"Hope you're not forget Warlocks today" Sukuna berjalan meninggalkan Suguru dan Satoru.
"Suguru-"
"Kamu ga salah kok, kayaknya dia keinget masa lalunya aja" Sebenarnya Satoru ingin bertanya lebih lanjut, tetapi ia mengurungkan niatnya. Ia pun hanya mengangguk dan tersenyum.
"Oh iya Warlocks tuh nama geng motor Suguru ya?" Satoru memutar bola matany berusaha engingat apa yang ia lihat di gedung itu.
"Iya- eh anjir gua lupa kalo ada pertemuan sama Warlocks. Ayo Satoru ikut!"
"Enggak usah-"
"Udah diem ikut aja ayo" Suguru menyeret Satoru pergi ke parkiran motor. Satoru pun hanya bisa menurutinya dan naik di jok belakang. Suguru menarik tangan Satoru dan melingkarkannya di perutnya. Satoru sempat kaget, tetapi akhirnya membiarkan tangan Suguru mengelus tanganya lembut. Satoru menikmatinya.
Akhirnya mereka sampai di depan gedung tua yang terbengkalai. Di lantai bawah gedung tersebut puluhan motor terparkir. "Sugu, Satoru pulang aja ya? Banyak banget orang. Malu"
"Malu sama siapa Satoru? Kan ada aku"
"Banyak banget motornya. Pasti anaknya sangar kan ya" Satoru bergumam dan membayangkan anak buah Suguru.
"Ga usah takut Satoru." Suguru melingkarkan tangannya di pinggang Satoru dan membawanya masuk ke gedung.
"Yahoo!!" Suguru melambaikan tangannya menyapa anak buahnya. Ratusan orang yang sedang larut dengan dunia mereka. Langsung menoleh ke arah sumber suara. Yaitu suara Suguru. Bos mereka. Sebagai anak buah tentu saja mereka akan memberikan rasa hormat kepada bosnya. Tetapi tidak dengan Warlocks. Biasanya mereka hanya menoleh sekilas ke arah Suguru atau bisa dibilang mengacuhkannya.
Ini adalah kali kedua Suguru diacuhkan. Kali pertama ia tidak diacuhkan adalah waktu pertama kali Warlocks berdiri. Tentu saja anak buahnya menghormati sang bos dengan memberi hormat. Suguru yang tidak gila hormat menyuruh merek agar berhenti melakukannya. Dan menganggap Suguru sebagai teman.
Kali kedua adalah hari ini. Sebenarnya anak buah Suguru tidak memberi hormat kepada Warlocks. Hanya saja kali ini mereka menatap Suguru lebih lama- eh apakah benar Suguru yang ditatap? Bukan. Yang mereka tatap adalah pria cantik albino dengan mata birunya. Yup. Yang mereka tatap adalah Satoru. Mereka terpesona dengan pria cantik yang berada di samping Suguru. Tatapan mereka seperti sedang menatap permata terindah dan satu-satunya yang ada di dunia. Mereka menginginkannya.
Satoru mulai merasa keadaan disekitarnya tidak mengenakkan. Ia tidak terbiasa ditatap se-intens itu. Refleks ia pun menundukkan wajahnya dan menyembunyikannya di bahu Suguru. Pria albino itu berbisik, "Apa ada yang salah denganku? Kenapa mereka menatapku seperti itu?"
"Mereka menatapmu karena wajah cantikmu." Suguru terkekeh dedngan pertanyaan polos S
atoru.
"Huh Suguru are you gay?"
"WHAT??!?!?!!" mata sipit Suguru membesar menoleh ke sumber suara. Terlihat disana wanita dengan rambut sebahu dan mata panda sedang mengisap rokoknya. Saat mata sipit Suguru bertemu dengannya ia pun mengangkat alisnya dan berseru, "eyoo gay bestie check!!" Suguru memincingkan mata kanannya mendengar seruan sahabatnya. Shoko.
"Am I wrong? Jangan berasumsi jika pria albino itu hanya temanmu. Jika dia temanmu kau akan melingkarkan tanganmu dileher. Lihatlah kalian sudah seperti pasangan saja. Tanganmu melingkar di pinggang rampingnya."
"Diam dasar mata panda!! Kau ingin menjadi Sherlock Holmes huh?"
"Oh apa aku terlihat sepertinya?"
"Beda jauh. Otakmu terlalu dangkal"
"Huh dasar!!" Shoko menghembuskan asap rokoknya, "kekasihmu sebentar lagi akan pipis di celanan jika kau membiarkannya begitu. Wajahnya sudah merah sekali."
Suguru pun langsung menatap Satoru yang ada disampingnya. Benar juga. Kaki Satoru bergetar karena malu. Ia sudah seperti tontonan dan akan menjadi bahan perbincangan. Suguru pun langsung membawanya ke ruangan paling atas dan menjauhkan Satoru dari mereka.
Sesampainya disana terlihat ruangan dengan desain mewah. Rasanya ruangan ini seperti di dunia lain karena mengingat gudang ini sangat kumuh dan kotor. Ternyata di dalam ruangan mewah tersebut ada Shoko yang sedang menghisap rokoknya. Wanita itu duduk di kursi besar berwarna merah sambil menyilangkan kakinya.
"Ah kebetulan" kata Suguru, "Shoko gua titip Satoru disini ya. Gua mau turun kebawah. Mau rapat ala-ala bos" Suguru terkekeh dan langsung pergi tanpa menunggu jawaban Shoko.
"Dasar rubah!!" Shoko mengumpat Suguru. Tetapi pandangannya langsung teralihkan ke Satoru. Ia pikir ia akan melakukan wawancara sedikit dengan pria albino cantik ini.
🎬🎬🎬
"Ok bisa kita mulai?" Suguru menepukkan tangannya tanda ia membutuhkan perhatian. Suara riuh tawa pun langsung sunyi dan tidak tersengar. Anak buahnya pun langsung mengalihkan perhatian mereka ke pria dengan surai panjang tersebut.
"Mulai saja!!" bebebrapa berseru menyeru sang bos untuk memulai pembicaraan.
"Baiklah. Kalian semua ingat Toji?"
Tidak. Tidak dengan nama itu. Nama hina itu. Semua orang disana terdiam dan mengginggit bibir mereka masing-masing karena menahan amarah.
"Ingat" salah satu mereka bergumam. Tetapi Suguru masih bisa mendengarnya. Ia pun melanjutkannya,
"Toji. Bajingan itu sudah kembali dari Amerika. Dan ia sudah menjadi seorang dokter."
Tentu saja pernyataan itu membuat semua orang terdiam. Bagaimana bisa seorang sepertinya menjadi dokter?
"Dasar gila!! Apa yang akan dilakukan si brengsek itu?" lagi-lagi salah satu dari mereka bergumam.
"Gua gak tau, yang jelas dia bakal nyari gua. Dan bakal buat geng untuk ngalahin gua dan ngambil apapun yang gua punya. Masuk akal bukan? Toji selalu iri sama apa yang gua punya. Tentu saja mudah baginya untuk membuat kelompok geng buat ngehancurin gua." Suguru menarik napas dan menghembuskannya, "jadi sebentar lagi akan menjadi Warlocks vs Toji dan kelompoknya"
"Gua mau balas dendam masa lalu Sug, gua bersedia kalo itu mau lo" sekarang bukan lagi gumaman. Sekarang suara mereka adalah seruan perang.
Menarik, tunggu aku kakak. Adikmu ini sudah tidak cengeng seperti dulu lho
gubrak!
Tiba-tiba pintu di lantai 2 dibuka secara kasar oleh seorang pria bersurai merah muda. Tubuhnya mengeluarkan cairan berwarna merah dan terdapat luka-luka yang kemungkinan karena berkelahi.
"SUKUNA??!!!??!!!"
-----
Nah sekarang udah agak keliatan ceritanya kayak gimana hehe
Makasih ya yang masih baca sampai sini🥺💗
I'll try my best for u guys<3
See you next chapter!!😼💗
ok
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY I PROTECTED HIM//SUGUSATO
ActionSatoru adalah tipe lelaki yang sangat pendiam dan tertutup. Di sekolah ia sangat pandai. Tetapi ia tidak punya kebebeasan untuk berinteraksi dengan teman lain, karena Satoru memilki strict parent yang mengharuskannya belajar setiap saat dan mendapat...