WOUNDS IN THE HEART [1]

1.5K 67 9
                                    

cast 'WOUNDS IN THE HEART

D E O N A R G A T A M A

&

C H E L C I A M A H A R A N Y

•••

Untuk linknya 'Bad girl and Bad Boy' nanti aku bagiin lewat link ya. Cukup DM nanti aku kasih, tapi nanti ga sekarang ...

H A P P Y R E A D I N G

H A P P Y    R E A D I N G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hah---Semua berawal pada garis takdir yang tak bisa di terima dengan lapang dada hingga berujung pada ketidak terimaan. Jika dirinya yang di garisi takdir itu berusaha untuk menerima dengan kelapangan hati lantas mengapa mereka harus berberat hati menerimanya. Sakit, marah dan kecewa perasaan campur aduk yang menggambar keadaan hatinya saat ini.

"Kenapa?"

Perempuan itu mendongak lalu menoleh pada lelaki yang baru saja sampai kedalam rumah keduanya. Ia berusaha tersenyum menyambut hangat suaminya, "Duduk dulu ya, aku siapin dulu mi--

"Sampe kapan kamu mau terus hindarin keluarga aku?" Sela lelaki itu bukan menjawab tawarannya, sudah ia tebak bahwa ujungnya akan seperti ini. "Aku ga ngehindar,aku cuman--

"Belum siap?" Jawab lelaki itu kembali menyela ucapannya, dengan dana tegas lelaki itu kembali berkata. "Kalau kamu terus gini kapan kamu siapnya aku tanya!"

perempuan bernama lengkap C H E L C I A M A H A R A N Y itu terdiam sejenak seraya Pandangannya menatap kearah lain, tak ingin menggambarkan gurat kekecewaannya pada suaminya sekarang. Dengan rasa sesak di hatinya perempuan yang sering kali di sapa Cicil itu mengambil langkah mundur, "Aku siap siap dulu."

Sudah cukup, rasanya tak sanggup untuk Cicil harus terus mendapatkan respon menyakitkan seperti tadi untuk kesekian kalinya. Sadar Kamu cuman numpang, kalau kamu cerai mau kemana lagi? Bahkan yang kamu punya sekarang cuman Deon suami kamu--benar sesulit apapun jalan Cicil sekarang hanya bertahan tanpa memikirkan apapun.

Sesampainya di halaman rumah milik Deon, lelaki itu lebih dulu turun tanpa menunggu Cicil yang masih membatu di mobil. Cicil menghela nafas berat lalu memberanikan diri mengikuti langkah suaminya yang masih dalam mode diam--Bahkan saat diperjalanan pun lelaki sama sekali tak mengajaknya untuk berbicara. Cicil tersenyum miris berharap apa kamu Cicil-Gumamnya dalam hati.

"Sudah makan?"

Deon menjawab dengan anggukan kecil, sedangkan Cicil di sampingnya hanya terdiam menatap kosong meja dihadapan, mengapa ia tak menjawab pertanyaan yang di ajukan mertuanya tersebut?--Jelas karena ia tau pertanyaan itu bukan tertuju untuknya.

"Aku tinggal dulu, ada beberapa hal yang perlu aku omongin sama Ayah." Cicil langsung menoleh pada Deon, dengan senyuman tipis Cicil mengangguk dengan ragu mengizinkan lelaki itu untuk beranjak.

Dikecup keningnya dengan Hidmat, membuat senyum Cicil mengembang, hatinya berdetak kencang apalagi lelaki itu memperlakukan manis di depan Ibu dan adik-adiknya yang jelas berdampak dahsyat untuk dirinya sekarang. Namun baru merasa terbang ke angan-angan Cicil seolah kembali di jatuhkan begitu saja sesaat setelah dengan pelan lelaki itu berbisik, "Jaga perasaan Ibu."

•••

Cicil tersenyum miris, bahkan saat diposisi ini pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cicil tersenyum miris, bahkan saat diposisi ini pun. Deon tak ada dalam pihaknya. Cicil memejamkan matanya kembali sambil memeluk erat baju seseorang yang tengah ia rinduin kedalam pelukannya. Sakit--Bahkan banyaknya air mata yang mengalir saat ini masih kurang untuk menggambarkan luka hatinya saat ini.

"Deon mapan, Sempurna? Kamu ga malu, dia udah kasih segalanya buat kamu. Bahkan rumah yang dia beli juga atas nama kamu kan?-sekarang masa ngasih ada juga ga bisa?"

"Mungkin emang ga bisa terakhir kali di kasih juga ga becus sampe keguguran."

"Kalau emang ga bisa kasih keturunan minimal kasih izin Anak saya nikah lagi, menurut kamu dia ga tertekan sama kamu?--Saya kasih kaca buat kamu Cicil. Berapa lama Anak saya ga sentuh kamu? Yakin dia ga tergiur sama yang lain?"

"Jangan egois! Pergi ... Pintu rumah ini terbuka lebar untuk menerima kedatangan kamu dengan memberikan kabar perceraian."

Ucapan Melinda cukup menggores luka cukup dalam dihati Cicil sekarang. Bahkan ucapan itu sukses membuat mati rasa segala organ pernapasannnya. Terisak kencang di atas ranjang memecahkan keheningan dalam ruang kamarnya, Cicil sakit, Cicil lelah--Namun bodohnya ia hanya bisa menangis menerima semuanya tanpa menuntut sebuah keadilan.

Seminggu sudah setelah kejadian kemarin, tak ada yang memulai usaha untuk berbaikan baik Cicil ataupun Deon. Jika dulu selalu Cicil yang mengalah maka saat ini perempuan itu memilih bungkam. Begitupun juga dengan Deon, Lelaki itu memilih tak ambil pusing seperti biasanya.

Satu Minggu hanya ada keheningan, dan satu Minggu itulah Cicil diam diam mengapati segalanya untuk mengambil sebuah jawaban atas masalah ini--Cicil mengambil garis lurus Untuk ...

"Apa?"

Cicil tersenyum tipis, lalu menjawab pertanyaan lelaki itu. "Buka dulu aja."

••••

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


P A R T 2


SHORT STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang