GAME 2

98 13 114
                                    

KELOMPOK 8

Pusu, Senra, Anku, dan Aisu menelusuri kebun nangka.

Perjalanan mereka begitu hening, hanya terdapat suara angin dan langkah kaki mereka. Semakin dalam mereka menelusuri kebun itu, aura di sekitar mereka berangsur berubah

"Supaya lebih cepet kita mencar ae gimana?" Usul Anku memecah keheningan "Serah sih, yang penting nih game cepet kelar" Bales Senra

"Kalo gitu gw sama Anku ke kanan, Senra ama Pusu ke kiri ya" Aisu mengarahkan "Iya pak, kita duluan yak" Pusu narik tangan Senra, Senra mah cuma hayu hayu wae

"Dah yuk pak" Anku ngarahin senter ke arah kanan, dan jalan bareng Aisu

Mengabaikan sosok memakai kebaya yang baru saja terkena sorot lampu

Pusu terus menarik tangan Senra sambil menunduk

"Pusu, maafin adek gue yak. Ntuh anak emang susah di tebak ama di bilangin, sebenernya kalo lu takut gausah maksain diri. Kalo lu mau kita bisa balik sekarang" Senra menghentikan langkahnya, membuat langkah Pusu juga terhenti

"Ga papa ko bang Sen, ini udah keputusanku. Aku enggak bisa mundur gitu aja kan, kasian juga yang lain kan?" Pusu berbalik menghadap Senra

"Bener juga sih......." Senra nunduk

"Dah yuk, dari pada ngulur waktu mending kita nyari harta karunnya lagi" Pusu berucap lagi, sebelum mereka bisa melangkah. Terdengar suara grasak grusuk dari salah satu semak semak di sana

Mereka saling pandang sebelum berjalan mendekat ke arah semak semak itu, saat sudah sampai di depan semak semak itu. Perlahan Senra menyibak semak semak itu dan keluarlah seekor kelinci

"Woaah!! Kelinci!!" Pusu antusias dan mendekati kelinci tersebut, namun saat Pusu mendekat kelinci tersebut mmalah kabur "Oii!! Kemarii!!" Tanpa sadar Pusu malah mengejar kelinci tersebut

"OI PUSU!! MAU KEMANA!!" Senra berteriak sambil mengejar Pusu, namun sayang Pusu malah menghilang

Melihat sekeliling Senra merasakan bahwa udara sekitar semakin dingin, menghela nafas kasar Senra melanjutkan perjalanan sendirian

Sampai ia melihat Pusu yang sedang mengejar kelinci

"PUSU!!" Senra kembali mengejarnya, ia terus mengejar Pusu sampai mereka berada di sebuah pohon besar dan belakangnya sudah ada pagar pembatas

Senra memperlambat lari nya saat Pusu berhenti di depan pohon tersebut

"Senra!!" Baru saja mau menepuk pundak Pusu, ada seseorang yang memanggil namanya. Ia berbalik untuk melihat Anku, Aisu, dan Pusu yang sedang berlari menghampirinya

Alisnya mengernyit dan kembali melihat kedepannya, hanya untuk melihat sebuah selendang kuning bertengger di tangannya. Kakinya melemas dan ia pun jatuh terduduk di depan pohon

"Senra, Lu gak apa apa? Kenapa wajahmu pucat begitu?" Tanya Aisu sambil menepuk pundak Senra

"P-pusu.. Lu abis d-dari mana tadi?" Tanya Senra gemetar

"Abis ngejer kelinci, tapi enggak dapet. Pas banget ada bang Anku ama pak Ais jadi ku minta mereka buat jalan bareng nemuin bang Sen" Pusu menjelaskan

"Ahahaha...... Jadi yang tadi gue kejer siapa dong?" Senra ketawa garing

"Emang ada orang lain selain kita di sini?" Tanya Anku

"........" Senra cuma nunduk "Ada yang lain selain kita di sini Ku, mending kita cepet balik deh sekarang. Biarin aja ama harta karunnya, nanti ku omongin ama si Hika, dan Senra taruh selendang itu di sini. Jangan di bawa" Aisu berkata dengan serius

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Universitas SBASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang